Choi Sheya terbangun di rumah sakit seusai koma. Saat pertama kali membuka mata, beberapa cowok dengan wajah rupawan nyaris sempurna mengaku sebagai sosok Abangnya. Anehnya, Sheya tidak mengenal mereka. Dan yang lebih buruk lagi ia tidak mengenal di...
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
H
appy reading~
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
"Kita mau kemana?"
Tadi aku diculik oleh ketiga makhluk ini, dipaksa masuk ke dalam mobil, Jungwon yang bertindak sebagai pengendara, dan mobil melaju entah kemana, sampai sekarang belum berhenti.
Bang Jake tersenyum manis, mengeratkan genggamannya di tanganku. Ia duduk bersebelahan denganku di kursi penumpang.
"Mau main-lah," jawab Suno sewot yang duduk di depanku.
Iya main kemana?!
Jangan bilang main seperti kemarin.
"Lo pasti suka," jawab Bang Jake diselingi senyum manisnya.
Menghela napas, aku membuang muka, beralih menatap jalanan dari dalam jendela. Padahal ini sudah jam delapan malam, jika Bang Heeseung mencariku bagaimana?
Terserah-lah. Jika aku kena marah, maka mereka yang akan kusalahkan.
Lima belas menis berlalu dengan keheningan, mobil berhenti di sebuah parkiran ramai. Aku melongokkan kepala, melihat keadaan di luar yang sangat-teramat ramai.
