HAPPY READING 😃👐🏻
Grep !
Irene memeluk sahabatnya erat. "Tak apa, kau harus kuat Jen. Aku tahu kau sangat menderita, kenapa kau tak pernah menceritakan kesusahanmu ? Aku akan selalu ada untukmu. Ya Ampun, sahabatku yang malang. Kenapa nasibmu buruk sekali ?"
"Kau pasti mengalami hari yang berat, Jen. Bagaimana mungkin kau menjadi calon istri dari Jutawan Seoul yang gay ? Aku tahu kepura-puraannya padamu. Sahabatku yang malang"iba Irene dalam hati.
Jennie semakin tak mengerti saat mendengar semua ucapan sahabatnya. "Menderita ? Siapa ? Aku ? Sahabatnya yang malang ? Apa maksudnya ? Aku sangat beruntung seperti menemukan kartu joker dalam hidupku"Jennie tersenyum mengingat uang kontrak yang akan ia terima jika semua sandiwara selesai.
"Tabahkan hatimu, Jennie. Kau harus berjuang untuk merubah perasaannya. Kau harus kuat. Astaga, sahabatku sangat malang"Irene menangis pelan dengan menepuk-nepuk bahu Jennie. Membuat Jennie semakin tak mengerti dengan semua arah pembicaraan sahabatnya.
Jimin yang menyaksikan itu menatap bosan. Tak dapat berbuat apa-apa terlebih pada semua kata-kata Irene yang tak ia pahami. Namun Jimin tersadar akan sesuatu. Membuatnya tersenyum dengan arah pembicaraan Irene. Namun Jimin tak ambil pusing untuk menjelaskan semuanya pada Jennie. Jimin lebih memilih diam dengan senyum tipis penuh arti.
Irene melangkah pergi dengan raut sedih penuh iba. Sedangkan Jennie masih memikirkan kata-kata sahabatnya yang masih ia cerna. Jimin tersenyum tipis melihat wajah Jennie yang masih berfikir keras.
"Tentang pernikahan kita,"ucap Jimin memecah keheningan.
Jennie menoleh "Ya"
"Lupakan, aku sudah menyiapkan segalanya"
Jennie mengangguk tanpa bertanya lebih jauh lagi. Jimin tersenyum tipis dengan semua hal yang sudah ia siapkan dalam pesta pernikahannya nanti.
"Kita lihat Jennie, siapa 'dia' yang kau maksud. Aku benar-benar penasaran dengan hal yang coba kau sembunyikan"ucap Jimin dalam hati.
"Jennie"sebuah suara asing lagi-lagi menyapa Jennie.
Jennie dan Jimin sama-sama menoleh pada asal suara. Jennie tersenyum sedangkan Jimin mendesah kasar.
"Vee"panggil Jennie riang.
"Dia lagi"ucap Jimin kesal.
Jimin tersenyum dan mendekati Jennie. Menarik salah satu bangku untuk duduk disamping Jennie. Membuat Jimin semakin kesal dengan semua senyum Jennie yang terlihat senang dengan kedatangan Vee.
"Aku selesai, kita pergi sekarang"Jimin bangun dari duduknya. Menatap Jennie dan mengulurkan tangannya.
"Jim-Jimin, tapi aku-"
"Jennie"panggil Jimin lembut namun menatap tajam.
"Kau bisa habiskan makananmu, Jennie. Aku bisa mengantarmu nanti"Vee memegang tangan Jennie lembut yang baru saja berdiri dari duduknya.
"Sayang, kita harus pergi sekarang"Jimin menekan kata sayang di depan Vee agar membuat Vee berhenti menganggu Jennie.
"Kau tak harus mengikuti Bosmu, Jennie"Vee tak peduli pada pandangan Jimin.
"Siapa yang kau bilang Bos, Tuan Vee ? Perlu kau ketahui, wanita disampingmu adalah calon istriku"Jimin meraih tangan Jennie lembut.
Jennie menatap tak enak pada Vee dan berjalan mengikuti Jimin. Hingga Vee kembali menarik satu tangan Jennie lainnya.
YOU ARE READING
RECIPROCATION [END]
Fanfiction"RECIPROCATION ?" Sudah pernah mendengar istilah Reciprocation ? Yah benar sekali, Reciprocation adalah istilah yang mengibaratkan Cinta itu BUKAN perihal siapa didepan, siapa dibelakang, bukan perihal siapa pemimpin, siapa dipimpin. Cinta itu ialah...
![RECIPROCATION [END]](https://img.wattpad.com/cover/251622887-64-k537733.jpg)