9. DeJaVu

3 2 0
                                        


Tatapan mereka bertemu. Jihan berkedip sekali saat sebuah ide muncul di kepalanya. Ia tersenyum lagi.

Berani-beraninya dia bersikap seolah tidak mengenalnya. Mungkin dia terlalu terkejut saat tahu Jihan adalah adik temannya sendiri. Atau memang dia sudah tahu?

Jihan baru saja mau mengulurkan tangan ke Dycal, tapi bunyi ponselnya menginterupsi niatnya.

Ia baru akan menggeser tombol hijau tapi panggilan itu sudah berakhir duluan- Misscall.

Jihan mengernyit. "Ish, apaan sih.."

Ia membuka aplikasi pesan, dan si penelepon ternyata sudah mengirim chat padanya.

Bu Ketua
Han, buku catatan MTK gue udah seminggu gak lo balikin oy

Ternyata Buket alias ketua kelas yang menghubunginya. Kalo di pikir-pikir Jihan kalau minjem barang sering lupa balikin, bahkan kalau kelamaan, malah jadi hak miliknya.

Tak berniat membalas. Jihan menutup aplikasi per-pesanan itu dan kembali menoleh ke para kakak mahasiswa di depannya. Awalnya mau mengisengi Dycal tapi ternyata mereka semua sedang fokus, ia jadi mengurungkan niatnya.

"Kal, btw lo sekarang melihara kucing?"

Temannya yang bernama Miko tadi tiba-tiba bersuara.

Jihan melirik sang empu yang dipanggil 'Kal'

Dycal terdiam beberapa saat sebelum meneleng acuh. "Ya, gitulah."

"Widih, bukannya lo alergi bulu kucing?"

"..."

"Oy, Kal?"

"Apasih? udah cepet rampungin aja, gue ada urusan abis ini."

Jihan menipiskan bibir. Menatap Dycal diam-diam, 'Cih. dia alergi, kenapa mau aja suruh bawa pulang kucing ?'

**

15 menit katanya. Bahkan Jihan baru keluar kedai kopi itu 30 menit kemudian.

Jihan bersandar pada mobil silver di parkiran, menunggu Hildan yang masih di toilet.

Ia melihat Dycal dari kejauhan, rasanya aneh sekali. Dycal terasa seperti orang yang berbeda saat bersama temen-teman kampusnya. Padahal kemarin-kemarin ia terlihat seperti slengekan boy, tapi sekarang ia punya vibe cowok cerdas semacam mahasiswa teladan kampus.

"Hai,"

"Hai?" Jihan menirukan suara yang menyapanya.

Cowok yang menyapanya tadi bersandar di tiang dekat mobil. Berhadapan dengan Jihan.

"Jujur deh," Jihan memicingkan mata.

"Kenapa?"

"Kakak punya kepribadian ganda kan?"

Dycal terkekeh mendengar cuitan itu.

"Bisa-bisanya sok gak kenal. Terus juga keliatan kalem banget hari ini."

Dycal menerawang, memikirkan respon pertanyaan gadis dihadapannya.

"Hm, itu bukan kepribadian ganda. Tapi fleksibel."

"Gue bisa bersikap kalem sama orang kampus, sama orang rumah. Dan di luar itu, mungkin bisa agak annoying." lanjutnya.

"Oh." Jihan menunduk, memainkan kerikil di bawah kakinya, tidak berminat.

Dycal tersenyum geli menatap Jihan, kali ini lebih lama.

"Hildan kayaknya sayang banget sama adiknya ya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BirdwingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang