27. Perdebatan dan hadiah baru

13.7K 1.6K 131
                                    

Holaaaa!

Double up lunasss!

Seperti biasa tekan bintang dulu sebelum membaca.
(っᵔ◡ᵔ)っ◝(ᵔᵕᵔ)◜♡
.
.
.
.
.
Dominic berjongkok ke arah Bonnie dan berbisik tepat ditelinganya ia tau Bonnie takut dengan pamannya, "pergilah ke onty Maria..."

Bonnie mengangguk lantas pergi dari sana. Balita itu berlari sejauhnya dari Max.

"Aku heran kenapa dia masih takut padaku? padahal ini pertemuan kami yang kedua." Max bertanya-tanya.

Dominic tidak menjawab, ia berdiri dan nemandang sang paman. "Ada apa paman kemari?"

Max tertawa kenapa keponakannya begitu terburu-buru, Ayolah dia juga baru saja datang."Ada sesuatu yang harus paman bicarakan denganmu.." Max seketika mengubah raut wajahnya menjadi serius.
.
.
.
.
.
Brak... Dominic menggebrak meja di hadapannya. "Aku tidak akan menikahinya secepat itu!"

"Kenapa tidak? dia perempuan yang baik?!" Max bertanya dengan tenang, sesekali juga Max menyeruput kopi hitam miliknya.

"Tidak ada yang bisa menggantikan mendiang istriku dan paman tau itu lantas kenapa menyuruhku secepatnya menikah dengannya?!"

"Dominic kau sudah lama hidup sendiri dan paman hanya ingin melihatmu berkeluarga kasian anak-anakmu mereka butuh ibu untuk mengendalikan sifat liar mereka!"

"Omong kosong!" Dominic berpaling, ia melangkah keluar tanpa mendengarkan Max, pria itu lantas berhenti sejenak dan menoleh untuk sekedar menatap pamannya itu. "Aku bersedia bertunangan dengan Miranda dan membiarkannya tinggal disini hanya karena paman. Baiklah jika itu maumu aku bisa mempercepat pernikahanku dengannya tapi dengan satu syarat, semua putraku harus setuju akan adanya ibu baru!" Pria itu lantas pergi dengan begitu emosi.

Max menyandarkan tubuhnya ke kursi. Ia meremat buku-buku jarinya hingga memutih hampir saja ia melubangi kepala seseorang sangking kesalnya. "Benar-benar sulit!" pria tua itu sibuk menggerutu.
.
.
.
.
.

 "Benar-benar sulit!" pria tua itu sibuk menggerutu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Ahkkkhhh.... ampunnn toloongg tidakkk!"

"Aaaaakkk sakittt!"

"Berhentii!"

"Ahhhkkkk!"

Teriakan demi teriakan menggema di ruangan penjara bawah tanah itu namun Dominic tidak berhenti dan berbelas kasih menyiksa para tahanan. Bahkan Dominic tidak berhenti menembakinya. Darah sudah menggenang dan menyiprat sampai ke kemeja miliknya namun ia sama sekali tidak peduli.

Dominic baru berhenti setelah revolver miliknya kehabisan peluru. Pria tampan itu kemudian membuang pistolnya itu kelantai.

"Bereskan mayatnya..." perintahnya pada Deon.
.
.
.
.
.
Bonnie berguling-guling di depan tv. Balita itu menggaruk perut gembulnya karena gatal. Daddy lama sekali berbicara dengan kakek tua itu dan Bonnie bosan. Kemana perginya daddynya itu? kenapa lama sekali?

BONNIEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora