22. Ikut kuliah

12.3K 1.4K 62
                                    

Sebelum membaca tekan bintang dulu yukk♡

Typo tandai!

Btw tadi chap 22 ku tarik. Soalnya belum selesai ngetik dah ke publish.
.
.
.
.
.
Abel dan Ace bertatap-tatapan dari balik pintu, ia mendengarkan setiap percakapan dari Bonnie dan juga Dominic. Keduanya bernafas lega karena Bonnie sudah berhenti menangis.

"Haruskah kita masuk kedalam?" tanya Ace pada sang kakak.

"Biarkan saja dulu lagi pula daddy tidak akan senang jika kita masuk kedalam dan tidur bersama putra tersayangnya...."

"Ah, padahal aku ingin tidur dengan si gembul," Ace mulai menggerutu.

"Sudalah ayoo pergi!" Abel segera menarik adiknya yang masih setia menggerutu dan merengek karena tidak dapat tidur dengan Bonnie.
.
.
.
.
.
Keesokan paginya seperti biasa keluarga Dominic sedang memakan sarapan paginya seperti hari-hari biasa, hari ini hanya ada Abel, Ace lalu anaknya Miranda. Siapa lagi kalau bukan Isabel.

Bonnie, balita itu belum bangun mungkin karena lelah menangis semalam dan Dominic sudah berangkat ke perusahaan pagi-pagi sekali ada rapat penting dan Abel disuruh menyusul setelah sarapan pagi.

"Kak Abel bisakah Isa minta lauknya?" Isabel tiba-tiba berkata disela makan, gadis itu rupanya mencoba bermanja pada anak kedua Dominic. Bonnie si gendut itu belum bangun mungkin ia bisa sedikit menarik perhatian Abel dan Ace.

Abel menaruh sendok dan garpunya, ia melirik Isabel dengan tatapan datar. Lalu tanpa berkata lelaki tampan itu mengambil piring nugget dan sosis yang memang ada di dekatnya untuk diberikan pada gadis kecil itu.

Isabel tersenyum manis kemudian mengucapkan terimakasih, gadis itu kemudian mulai menyendok nasi gorengnya disertai dengan lauk yang diberikan oleh Abel.

Gadis itu mulai memakan makanannya dengan lahap, hingga nasi goreng itu tersisa separuh. Ia hanya menyisakan sayur dipiringnya. Isabel amat tidak suka sayur. gadis itu pun menoleh ke arah Ace. "Kak Ace kakak suka sayur? Isa tak suka soalnya. Kakak mau?"

"Aku tidak makan makanan bekas orang lain kalau tidak mau yah buang saja," Ace berucap enteng sambil melanjutkan acara makannya dengan tenang.

"Tapi kan membuang makanan itu tidak boleh kak. Sayang juga kalau makanannya dibuang." Isabel mencoba menjadi gadis kecil, baik hati yang tak membuang-buang makanan.

Trang. Bunyi sendok dan garpu yang berhantaman dengan piring mengaggetkan Isabel. Abel menatap gadis itu dengan tatapan tak suka. " Dilarang berbicara saat makan dan jangan membuang-buang makanan, jika tidak mau kenapa kau tak menyuruh pelayan untuk menyajikannya tanpa sayur?! kau benar-benar mengganggu waktu sarapanku!"

"Maaf--kak Abel, Isa hanya tidak mau membuang-buang makanan." Isabel menunduk karena takut melihat wajah datar Abel yang menatapnya sedikit tajam.

Abel mengelap mulutnya kemudian berdiri. Tanpa menghiraukan Isabel, Laki-laki tampan itu lalu berjalan keluar diikuti beberapa orang dibelakangnya.

Ace juga melirik sinis ke arah Isabel. "Jika tidak suka seharusnya kau bisa membaginya saat makananmu masih penuh. Bukannya ketika makananmu sudah hampir habis kau baru ingat untuk membaginya. Kau pikir aku keledai!" Ace berucap tajam, dasar ibu dan anak sama saja.

Ace dengan cepat pergi dari sana. Ia berjalan ke lantai dua tempat adiknya tidur, lama-lama ia bisa sakit kepala meladeni gadis sok polos itu.

Raut muka Isabel memerah karena amarah dan kesal ia pun turun dari kursi makan sebelum mengambil peralatan sekolahnya. Ia mulai masuk hari ini, luka di kakinya sudah kering dan tidak sakit lagi jika digunakan untuk berjalan.

BONNIEWhere stories live. Discover now