20. Akibat

15.3K 1.5K 65
                                    

I ∟OⅤ∈ Υ〇∪.....φ(。・ω・。 )

Supaya penulis makin happy tekan bintang dulu yuk!♡

Typo tandai yah karena udah ngantuk!

Maaf belum bisa double up. Masih sibuk soalnya. Tapi aku usahakan up teratur yah♡
.
.
.
.
.
Sampai larut malam pun Miranda benar-benar tidak bisa melaksanakan rencananya karena pengawal sialan yang entah suruhan siapa itu benar-benar tak meninggalkan kamarnya sedikit pun.

Miranda hanya bisa menghancurkan barang-barang yang berada di dalam kamarnya.

Para pengawal Bonnie mendengar suara berisik dari luar kamar, mereka tau bahwa Miranda sedang marah karena rencananya gagal. Mereka pun bertos ria misi berhasil!
.
.
.
.
.
"Daddy jauh-jauh dali onty penyihil loh, janji yah?" Kata-kata itu terus diulang bahkan ketika Dominic sudah rapi dan ingin berangkat kerjapun balita itu masih setia mengikutinya seperti anak itik.

Sebenarnya apa yang dilakukan perempuan jalang itu hingga putranya begitu over protektif padanya hari ini?

Dominic menghela nafas sebelum berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan tinggi badan putra bungsunya. "Daddy janji tidak akan dekat-dekat denganya lagipula daddy juga muak melihatnya."

"Baguc belalti cudah aman!" Bonnie tersenyum hingga menampilkan deretan gigi susunya.

"Aman? memangnya ada apa? Apa yang sebenarnya putra daddy rencanakan huh?" Dominic bertanya karena rasa penasaran. Ia bisa menebak bahwa ada sesuatu yang putra gembulnya itu sembunyikan.

Balita itu menggeleng brutal, "Tidak ada lencanaaa cuell!" Bonnie menunjukan dua jemari gembulnya.

"Lalu siapa yang bertanggung jawab soal wine daddy hmm? Kenapa wine daddy bisa jadi soda? bisakah putra daddy jelaskan?" Dominic menebak bahwa putranya yang juga telah menganti winenya dengan soda tingkah laku balita bulat itu memang aneh sejak ia pulang kerja kemarin.

"Itu...Emmm." Balita gembul itu mengkode Dominic untuk mendekat. "Cini-cini daddy Bonbon bicikin."

"..." Dominic tidak berkomentar namun masih menuruti apa yang diminta Bonnie. Dominic lalu mendekatkan telinganya ke putra bungsunya itu.

'Cebenalnya Bonbon liat Onty penyihil tuang bubuk putih ke minuman daddy kemalin, Bonbon pikil itu lamuan jahat, jadi Bonbon buang minuman na tluc ganti dengan coda,' Bonnie menyudahi acara berbisiknya.

"Bubuk putih?"

"Um, lamuan penyihil cepelti di buku celita." Balita gembul itu kemudian memandang Dominic dengan tatapan bangga. "Daddy Bonbon pintal kan!" Bonnie membusungkan dadanya bangga ia ingin pujian karena mengganti ramuan itu dengan soda!

Dominic agak mematung sebentar berusaha mencerna maksud dari perkataan random putra bungsungnya. "Ramuan penyihir?bubuk putih yang dimasukan ke dalam wine?"

"Um, pokokna minuman yang biaca daddy minum tu loh!"

Mata Dominic seketika melebar. 'Keparat sepertinya dia berusaha memberiku obat perangsang. Cih.'

Dominic lalu mengelus kepala sang putra lembut tidak disangka pikiran polos dari balita tiga tahun itu berhasil menyelamatkannya dari rencana licik Miranda.

"Putraku memang pintar, nanti daddy akan membawakanmu hadiah ketika pulang." Dominic menggendong tubuh bulat itu lalu mencium kedua pipi putranya bergantian, sebelum menyerahkan putra bungsunya pada Maria.

"Tolong jaga putraku dengan baik," pintanya.

"Tentu tuan besar, saya akan menjaga tuan muda kecil dengan baik." Maria menunduk hormat.

BONNIEUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum