Bab 38. Kesalahan Satu Malam

12.5K 1K 117
                                    

"Suka tidak suka ... manusia sangat identik dengan kesalahan~"

---BeautifulSea25---

•••

KAMAR UTAMA Pangeran Mahkota, Alaska Kingdom---Alaska

"Sedang apakah kau di sana, Adinda? Apakah kau merindukanku seperti aku merindumu?"

Riak wajah Pangeran Leonard memandang jauh sang rembulan yang menerangi langit gelap tanpa bintang dengan sorot lembut. Deru angin segar mengibaskan rambutnya yang panjang. Dari sang rembulan, matanya menatap lurus ke arah hutan barat Alaska yang tampak gelap dari atas balkon kamarnya. Ia menutup mata, bibirnya bergerak mengucap nama yang membuat hatinya berdebar nyaman karena cinta.

"Dewi Harnum...."

Dalam mata terpejam, Dewi Harnum selalu hadir dalam ingatannya. Pertemuan pertama mereka, perpisahan mereka. Semula, semua itu membuat sesak. Kali ini tidak. Pertemuan mereka kembali, kebersamaan mereka ... Pangeran Leonard tersenyum manis.

"Aku sudah setuju." Rahang sang pangeran mengeras. "Sekarang kembalikan sapu tangan itu."

Raja Alardo menghilangkan sapu tangan yang diminta puteranya seketika. "Guru Adinarayan akan datang besok untuk mencari tanggal yang baik."

"Itu tidak perlu!" tukas Pangeran Leonard dingin. "Aku bisa menikahi puteri jalang itu sekarang juga!"

Raja Alardo mengernyit. "Mengapa kau begitu terobsesi dengan sapu tangan itu, Leon?"

Karena sapu tangan itu bisa membuatku memiliki Dewi Harnum....

Tentunya, Pangeran Leonard mengucapkannya dalam hati. Jika ia katakan langsung, bisa-bisa lelaki sinting yang merangkap sebagai ayahnya itu akan benar-benar membakar sapu tangan itu.

"Aku membencimu, Ayahanda," Alih-alih mendebat lagi, Pangeran Leonard mengutarakan kebenciannya.

Raja Alardo terkekeh merdu. "Aku juga menyayangimu, Nak...."

Mengingat pertengkaran dengan ayahnya membuat senyum Pangeran Leonard menghilang seketika.

"Pheonix..." gumamnya datar.

Seketika, suara burung api itu mengudara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seketika, suara burung api itu mengudara. Kepakan sayapnya terdengar indah di malam yang hening. Lalu, berhenti di pembatas balkon kamarnya. Pangeran Leonard tersenyum samar. Ia mengikatkan sebuah gulungan surat di kaki burung langka itu. Mengusap kepalanya sayang dengan sorot perhatian.

"Berikan pada Dewi Harnum."

Burung langka itu bersuara, seolah patuh dan mengerti dengan apa yang ditugaskan kepadanya. Lalu, terbang lepas untuk melaksanakan titah.

Pangeran Leonard menatap kepergian sang burung legendaris dengan sorot iri. Terkadang, adakala di mana ia ingin hidup seperti burung. Terbang lepas. Bebas. Ia menghela napas ringan. Cukup dapatkan Dewi Harnum dan ia akan mendapat kebebasan.

Permaisuriku~Where stories live. Discover now