Bab 3. Isteri Pangeran Mahkota

28.7K 2.8K 152
                                    

Di dedikasikan untuk IdaAndreas

~~~

LENUM DOUBLE UPDATE!

Happy reading:)

***

"Aku tak, 'kan pernah mempermasalahkan wanita yang di bawa oleh suamiku. Karena di hadapan alam semesta---akulah isteri sah Pangeran Mahkota. Hanya aku~"

- Carrissa De Zeuss



Flowers Garden---Alaska's Castle

"Bunga-bunga di sini sangat cantik. Benar, 'kan, Saba?"

"Tetapi tak secantik dirimu, Tuan Putri,"

Putri Carrissa yang tengah berbaring di kursi panjang dengan Saba duduk di bawah---di dekat kakinya tergelak anggun mendengar ucapan Pelayan pribadinya itu.

"Kau benar, Saba," gumam Putri Carrissa menatap puas Pelayan pribadinya yang tengah menuangkan teh di cangkir untuknya. "Di Alaska ini---tak ada wanita yang secantik diriku," tambahnya angkuh.

Saba tersenyum kecil lalu mengangguk membenarkan. "Ini teh mu, Tuan Putri," ucapnya sembari memberikan teh untuk Putri Carrisa.

Putri Carrissa menerimanya lalu meminumnya perlahan. Gerakannya anggun---menunjukan bahwa ia berasal dari kalangan bangsawan.

"Anda memang sangat cantik, Tuan Putri. Para Selir yang di bawa Pangeran Mahkota saja---tak ada yang secantik Anda,"

Putri Carrissa tersenyum puas. "Kau selalu tahu cara untuk membuatku senang, Saba," ucapnya puas sembari melepaskan gelang di tangannya---memberikannya pada Saba.

Saba menerimanya dengan senang hati. "Itulah kenyataannya, Tuan Putri." balasnya seolah menegaskan jika junjungannya itu memang sangat cantik.

Putri Carrissa tergelak pelan lalu mengangguk membenarkan.

"Kau salah, Saba,"

Putri Carrissa dan Saba menoleh bersamaan. Mereka menatap tak suka Selir Maham dan Selir Sita yang berdiri tak jauh dari mereka dengan beberapa Pelayan yang menunduk hormat di belakang mereka.

 Mereka menatap tak suka Selir Maham dan Selir Sita yang berdiri tak jauh dari mereka dengan beberapa Pelayan yang menunduk hormat di belakang mereka

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Salam pada Tuan Putri Carrissa," ucap mereka bersamaan dengan mengayunkan tangan mereka di wajah sembari menundukan wajahnya---tanda hormat.

"Salam," jawab Putri Carrissa dengan gerakan serupa. "Silahkan duduk," tambahnya mempersilahkan mereka duduk di kursi panjang yang berhadapan dengannya hanya terhalang oleh meja saja.

Permaisuriku~Donde viven las historias. Descúbrelo ahora