Bab 28. Merasa Terancam

11.5K 991 211
                                    

Didedikasikan untuk Dwimarni

Semua adil dalam cinta dan perang😊

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua adil dalam cinta dan perang😊

***

"Kebohongan itu seperti sedang menabung. Sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit~"

---BeautifulSea25---



Borealis's Castle---Alaska

Setelah sampai dengan selamat, Sang Dewi di sambut baik oleh anggota Kerajaan Borealis. Dewi Harnum langsung di perintahkan untuk beristirahat di kamar pelayan nya untuk menyegarkan tubuh nya yang sudah pasti sangat lelah. Perlakuan istimewa dari seluruh anggota Kerajaan pada Dewi Harnum tersebut membuat nya di pandang tak suka---iri oleh beberapa pelayan di Kerajaan tersebut. Ia pun sering di cibir dan di olok secara diam-diam. Dewi Harnum mengetahui nya, tetapi ia memilih diam---seolah tak mengetahui apa-apa.

Ia di jauhi. Tak memiliki teman kecuali bayangan nya sendiri. Sang Dewi tampak acuh---hanya fokus pada pekerjaan nya sebagai seorang pelayan seperti biasa. Walau terkadang, hati kecil nya menjerit---ingin memiliki seorang teman yang bisa mengerti akan diri nya.

"Salam~" Dewi Harnum berdiri di ambang ruang kerja Ratu Anjani, memberi salam dengan sedikit menundukan kepala nya sopan. "Apakah Yang Mulia Ratu memanggil hamba?"

Ratu Anjani tersenyum tipis. "Masuklah, Harnum." titah nya melambaikan tangan---meminta Dewi Harnum mendekat.

Dewi Harnum memasuki ruang kerja Sang Ratu, duduk di hadapan nya yang terhalang oleh sebuah meja berukuran sedang yang di penuhi oleh beberapa berkas di setiap sisi nya dan hiasan bunga sebagai pemanis ketika mata memandang.

"Kau pasti sudah mengetahui jika Pangeran Laksya dari Kerajaan Lahore menginginkan puteriku sebagai Selir Kemuliaan nya, bukan?" ucap Ratu Anjani serius. Dewi Harnum mengangguk, lalu menerima dua kertas yang di gulung rapi dari tangan Sang Ratu. "Ini adalah perbintangan puteriku dan Pangeran Laksya." tambah Ratu Anjani penuh arti.

Dewi Harnum membuka kedua kertas tersebut perlahan, membaca kedua nya secara bergantian dengan serius lalu mencocokan kedua perbintangan tersebut dengan penuh perhitungan. Jemari kanan nya menghitung dengan serius dan ahli membuat Ratu Anjani menatap nya cemas di balik raut serius nya tersebut.

Dewi Harnum pun telah selesai mencocokan kedua perbintangan tersebut.

"Bagaimana?" tanya Ratu Anjani penuh harap. "Apakah pernikahan ini bisa terlaksana dengan baik?"

Permaisuriku~Where stories live. Discover now