Thank you!

5.2K 361 9
                                    

Baca, dan berikan terus dukungan untuk cerita ku dengan vote dan comment. Vote untuk menyukai dan membantu agar cerita terus berlanjut.

Aku tidak bisa berjanji untuk update dengan cepat, tapi aku akan selalu update untuk kalian walaupun waktu nya tidak pasti.

--------------------**--------------------

Malam ini bulan tidak menampakkan dirinya, tapi bintang-bintang menebarkan pesona keindahannya. Dua orang pemuda sedang merebahkan dirinya dibawah langit-langit malam, beralaskan rerumputan hijau yang bergoyang diterpa angin malam.

Seorang di antara mereka beranjak, memposisikan dirinya untuk duduk. Dan seorang lagi masih dengan tenang nya melayangkan pandangan nya ke arah langit malam.

“Apa malam ini lebih indah daripada aku?” arga yang semula duduk kini menurunkan wajahnya menutupi pemandangan yang telah dilihat bagas. Mata bagas mengerjap menatap wajah arga yang kini ada di depan pandangan nya, jarak mereka seakan menipis. Angin menghembus membuat rambut mereka sedikit berterbangan diterpa angin. Malam itu adalah malam yang indah, dan menjadi semakin indah saat mereka berdua menyatukan wajah mereka masing-masing dan membuat bibir bersentuhan hingga buaian angin yang lembut membuat mereka hanyut dalam ciuman itu. Hangat, menyatu dengan manisnya kecupan dan jilatan yang diberikan masing-masing, rasa yang menyatu membuat salah satu jantung dari mereka berdegub dengan begitu kencang. Aliran darah berdesir dengan kuat.

Hingga arga menghentikan aksinya, air liur menetes di sudut bibirnya. Wajahnya memerah, segera menengadah ke atas untuk mencari udara yang tadi terbuang. Bagas beranjak dari tempatnya, wajahnya juga memerah bahkan lebih merah membuat nya terlihat seperti kepiting rebus dengan rambut yang berantakan.

“Sebaiknya kita hentikan ini..”

Bagas berbalik menatap wajah arga yang nampak serius. Arga menatap bagas dengan mantap, tidak ada keraguan sama sekali membuat desiran darah bagas yang tadinya kuat semakin melemah dan mungkin urat nya mengecil jika itu bisa terjadi.

“Jadi untuk apa hari ini? Untuk kenangan saja?”

Bagas mencengkram rumput hijau yang berada dibawah nya dengan kuat. Arga hanya diam tertegun menatap ke langit-langit malam, bintang-bintang itu menebarkan pesona nya dengan genit berkerlap-kerlip di atas dua pemuda itu.

Flashback

“Karena kamu sudah sembuh, sebaiknya kita pergi jalan-jalan..”

Ajakan itu membuat bagas tersenyum bahagia, mungkin jika dia seorang wanita maka dia akan melompat-lompat kegirangan karena senang.

“Apa aku bisa menyebut ini dating?” bagas mengerjap dan kemudian tertawa atas pertanyaan yang ia lontarkan. “aku hanya bercanda.. haha”

Arga ikut tertawa, mengusap kepala bagas dengan gemasnya. “Mungkin itu bisa kamu gunakan sebagai ungkapan.” Arga memeluk bagas dan menggengam tangan nya menarik nya keluar.

Mereka berjalan-jalan di pinggiran trotoar menuju taman kota, di taman kota mereka membeli beberapa jajanan. Duduk-duduk di taman untuk sekedar mengistirahatkan kaki mereka. Kemudian berjalan lagi ke took jam tangan, memilih-milih jam tangan hingga bagas menemukan apa yang ia cari dan membelikan satu untuk arga.

Kemudian mereka kembali berjalan-jalan, mampir ke café untuk menghangatkan tubuh dengan kopi hangat juga beberapa kue manis. Tak terasa hingga hari menjelang sore, mereka berdua kembali menyusuri kota dengan pergi ke pasar, hanya sekedar untuk melihat-lihat barang-barang yang tak bisa dilihat di toko maupun supermarket, melihat-lihat barang antic dan berfoto-foto ria di pameran lukisan serta patung.

That's ambition? or Love? (BoyXBoy)Where stories live. Discover now