Day 2

6.8K 535 7
                                    

Malam berganti dengan cepat menjadi pagi, mentari bersinar di ufuk timur mulai menampakkan keberadaaan nya. Seorang pria yang nampak masih mengantuk itu menyibakkan selimutnya, menatap seisi ruangan kamarnya yang tertata dengan rapi. Ia menapakkan kakinya pada lantai keramik yang dingin itu, menghela nafas berat, berjalan dengan sedikit pincang menuju kamar mandinya, membasuh wajahnya yang pucat itu.

Tok .. tok.. tok ..

suara ketukan pintu membuat nya sedikit berbalik, dan perlahan keluar dari kamar mandinya.
 "ada apa?" ia bertanya tanpa membuka pintunya,

"tuan sudah menunggu dibawah.." suara seorang perempuan yang sendu terdengar menyahut "aku akan turun nanti! pergilah.." ia menyahit dengan sedikit kasar, tanpa memedulikan suara yang berusaha menyuruhnya turun itu, ia kembali ke kamar mandi nya dan menutup pintu kamar mandi itu, meredam suara panggilan-panggilan di luar.

-----------------------------------------**----------------------------------

ARGA POV’S

Aku berendam di bathup ku, menghangatkan tubuh ku dengan air hangat yang mengalir di bathup ku. Memejamkan mataku, memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya padaku hari ini. Tiba-tiba aku teringat seorang pria yang kemarin harus sekelompok dengan ku,

“Tugas dosen nerd itu, sebaiknya pekerjakan orang itu saja untuk membuatnya!” aku bergumam kecil, membuat suara agar aku tidak terlihat sendiri, terlihat konyol? Ya benar, aku kadang bergumam sendiri pada diriku agar tidak sendiri, karena aku tidak punya kesempatan untuk bicara hal konyol pada orang lain, aku tidak akan menampakkan betapa menyedihkannya diriku, semua orang akan tertawa jika tahu hidup ku yang sebenarnya.

*skip

Setelah membilas badanku, membuatnya kembali segar, aku bergegas mengenakan pakaian kasual untuk pergi ke kampus ku. Menuruni tangga, mataku menyorot mencari sosok pria baya yang sering ku panggil ayah, “Tuan sudah pergi..” pembantu ku berbicara, seakan tahu aku mencarinya.

“Oh bagus lah, dimana sarapan ku bi?” aku bertanya sambil berjalan menuju lemari sepatu ku, mengambil satu dan duduk di ruang tamu untuk memasang sepatu pada kaki yang sudah beralas kaos sebelumnya.

“Ini sarapan nya tuan muda..” perempuan tua yang merawat ku sejak kecil itu menaruh nampan yang berisi beberapa potong sandwich, dan jus jeruk serta segelas susu di atas meja ruang tamu.

“Terima kasih, ku harap bibi sudah sarapan sebelum mengantarkan makanan ku..” aku mengatakan itu dengan dingin, tanpa melihat ke arahnya, ya aku tidak ingin mengasihani dan terkesan peduli, karena aku juga tidak ingin dikasihani!

Setelah menghabiskan sepotong sandwich, segelas susu dan separo jus jeruk, aku menyalakan televisi ku, menghibur diriku dengan acara kartun yang disediakan.

10 menit kemudian

Ponsel ku bergetar tanda panggilan masuk, aku segera mengambilnya dan menempelkannya pada telinga ku “ada apa?”

“15 menit lagi kita masuk” suara di sebrang terdengar.

“aku tahu, lalu?” aku masih memfokuskan mataku pada televisi, walau sedikit berusaha mendengarkan suara telpon.

“datang saja, aku dan radit bakalan nunggu kamu di tempat biasa, oke?” aku mengernyitkan dahiku, sebelum menjawab.

“oke, aku akan berangkat!” dan tit telpon pun terputus karena aku matikan, aku segera mengambil kunci motor yang menggantung di dekat bupet, mengeluarkan motor ku dari bagasi dan menaiki nya keluar dari halaman rumah ku, pagar terbuka otomatis, aku segera melajukan kendaraan ku dengan kencang.

Tak sampai 10 menit aku sudah sampai di tempat parkir kampusku, memarkirkan motorku dan memasuki kampus mencari 2 sosok teman yang sudah menjadi geng ku, radit dan rehan.

Aku berjalan cepat menuju kantin, tanpa memedulikan siapa saja yang tertabrak oleh ku, kaki ku yang tadinya pincang kini berjalan cepat seakan baik-baik saja menuju kantin yang berada di belakang lab bahasa, aku memutar langkah ku dan menemukan 2 orang yang duduk di atas salah satu meja kantin, samar dapat ku cium bau asap rokok yang pekat mengepul dari 2 orang itu.

Aku menghampiri mereka, menarik salah satu rokok yang tersedia dan menayalakan nya menghisap nya, dan mengeluarkan sedikit demi sedikit asap itu.

“Tampak lelah, ada apa?” Tanya teman ku yang bernama radit, sedang rehan hanya menatap ku dengan sunggingan senyum nya. “tak perlu basa-basi, ada apa?” aku balik bertanya pada mereka. “Bersemangat sekali, ck ck ck” rehan berdecak membuat ku meniupkan asap ku di depan wajahnya, membuat nya sedikit terbatuk.

“Ahahaha..” aku tertawa di ikuti radit, dan rehan kini menampakkan wajah kesal nya. “Nih!” tiba-tiba rehan mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, dan memberikannya padaku. Aku dapat melihat dengan jelas, dalam kantung kecil itu terdapat beberapa gulungan putih kecil.

“Gila! Kamu bawa ganja ke kampus? Simpan cepat!” aku menoyor kepala rehan, membuat nya sedikit terhuyung, “Biar ga bosan..” jawabnya hambar.

“Mikir dong kalo ketahuan kita bakalan kena sanksi!” aku menatap kesal pada mereka, mereka hanya menggidik kan bahunya, “simpan aja dulu, jangan sampai ketahuan!” radit menambahkan, dan menyodorkan padaku. Aku menggeleng.

“aku mau ke lab, udah kalian aja dulu, dah!!” aku bergegas pergi, menjauh, mendecak kesal. “mereka pikir ini main-main!” aku masuk ke toilet pria berkumur dan menginjak sisa rokok ku.

ARGA POV’S END.

------------------------------------**-------------------------------------

Bagas berjalan cepat masuk ke dalam toilet, tanpa melihat ke arah siapa yang tengah berdiri di depan wastafel. Ia memuntahkan isi perutnya ke dalam wastafel, “ahh! Menjijikan” bagas segera mencuci mulutnya, tak sengaja mata nya melihat kaca yang memantulkan dirinya dan seorang lagi yang tengah menatap nya dengan wajah bingung nya, bagas segera berbalik melihat orang itu.

“apa lihat-lihat?” seru bagas, menampakkan wajah jengkelnya pada orang itu. Sedangkan orang itu tidak menjawab ia malah mengacuhkan bagas, ia memutar keran dan mencuci wajahnya menghela nafas panjang.

Membuat bagas sedikit bingung, ia kemudian teringat kalau orang itu adalah arga, mata nya kemudian melihat ke arah arga tak sengaja meneliti wajahnya dan ia menemukan beberapa memar di sudut wajahnya, “Eh? Kenapa muka sombong mu itu?” tanpa pikir panjang suara itu keluar begitu saja dari mulut bagas, membuat wajah di depannya geram “bukan urusanmu!” arga mendorong bagas hingga bagas terjatuh.

Dan berlalu meninggalkan bagas, “tch! Lagi-lagi membuat ku terjatuh” bagas bangkit sembari menepuk-nepuk kecil bokong nya yang sedikit tersentak tadi.

“dasar pria aneh..” bagas pun meninggalkan toilet dan menuju lab multimedia untuk mengikuti studi nya.

-----------------------------------**----------------------------

Baiklah, tetap tinggalkan jejak kalian jika membaca, vote ataupun komen agar cerita yag terus berlanjut..

Thanks for time to read my story, thanks for wait my update! I’LL DO MY BEST

UNKNOWN

That's ambition? or Love? (BoyXBoy)Where stories live. Discover now