Day 2 part 3

5.7K 445 15
                                    

BAGAS POV'S

Aku masih terus mengikutinya yang sekarang sedang menuju ke jalan kosong, tepat disamping jalan panjang itu terdapat tebing curam,

'astaga! apa dia gila? dengan kecepatan seperti itu dia cari mati!!' aku terhenyak saat ia menambah kecepatannya, aku masih terus membuntutinya dengan kecepatan standar, sekitar 10 menit ia melaju di jalan tebing itu hingga kemudian ia berhenti di atas tanjakan, ku pikir jalan itu akan menuju bukit dan benar saja tak jauh dari situ terdapat bukit yang tidak terlalu tinggi tapi begitu asri, terdapat sebuah rumah, ya kupikir itu rumah karena tidak seluas villa. Aku masih diam ditempat ku hingga ku lihat arga memasuki tempat itu, ia tampak prustasi.

Aku masih diam ditempat ku tidak bergerak dari tempatku sama sekali, aku menepikan motor yang ku pakai ke pinggir agar tidak terlihat oleh orang lain, sudah sekitar 30 menit aku menunggu tapi arga tidak keluar juga, 'apa yang dilakukan nya didalam sana?' aku berpikir sejenak untuk masuk atau tetap menunggu diluar, 'aku masuk saja!' rasa ingin tahu ku kembali menguasai hingga tanpa aba-aba kaki ku berlari menuju tempat itu, membuka pintu nya perlahan dan masuk.

Semua yang ku lihat didalam rumah itu tampak kosong, tidak ada kehidupan sama sekali, semua perabot ditutup kain putih, aku berjalan mengendap-endap, melihat-lihat dan masuk lebih dalam.

"Uhuk-uhuk! akh-huk!" aku sedikit terkejut, memalingkan wajah ku memutar perlahan tubuh ku mencari asal suara. "uhuk-akh!" suara batuk yang kering itu semakin jelas ku dengar, aku memicingkan mata mencoba melihat lebih jelas ke depan, mata ku tertuju pada sebuah celah pintu yang sedikit terbuka di kamar yang berada disamping tangga, dan aku melangkahkan kakiku dengan mantap menuju kamar itu, menengok ke celah kamar itu, mengintip ke dalam, asap rokok menyeruak ke luar membuat aku harus menutup mulut dan hidung ku, 'apa yang dilakukannya di dalam sih?'

"Uhuk! akh-huk!" semakin aku menoleh suara batuk itu terdengar sangat jelas, aku meraih gagang pintu membuka nya perlahan agar tidak meninggalkan bunyi yang dapat mengusik orang yang berada di dalam kamar itu, aku sudah masuk di dalam kamar itu sekarang, mata ku terbelalak kaget, apa yang kulihat ini? aku melihat begitu banyak botol minuman berjejer, berserakan, dan obat-obatan bertebaran, 'Gila! apa dia tidak berpikir kritis? ini membahayakan kesehatan!' aku menatap geram, ke arah belakang ranjang seorang pria duduk menyembulkan asap rokok dari mulutnya dan bersandar pada pinggiran ranjang, penampilan nya sangat berantakan, tak jauh dari tempat nya terdapat ransel hitam, itu ransel yang dipakai arga saat dikampus tadi, aku mendekat memberanikan diriku untuk bergumam "Ga?"

Ia sedikit kaget, diam tak bergerak di tempatnya dan perlahan menoleh menatap ku, mata nya menatap tak suka ke arah ku, ia berusaha bangkit dari tempat nya, saat ia ingin bangkit dan melayangkan tinju nya ke wajah ku ia terhuyung dan jatuh, aku bergerak cepat membantu nya berdiri, ia meronta agar dilepaskan tapi aku menyeret tubuhnya dan membaringkannya di atas ranjang nya, "Kamu bodoh ga? Apa yang kamu lakukan disini hah?" aku menatap keadaan nya yang sangat kacau sekarang, "diam kamu! kamu bukan siapa-siapa!" tanpa ku sadari ia bangkit dari posisi tidurnya dan memukul wajahku, sangat keras hingga saat aku memegang bekas pukulan itu terasa berdenyut, aku menatap nya tak percaya, 'bahkan setelah dibantu dia menghajar ku?'

Arga sedikit terkekeh karena berhasil memukul ku, ia mengambil rokok dari kantung celananya dan menyulutkan api kemudian menghisapnya, matanya terlihat nanar tapi masih saja melakukan hal buruk, aku tidak bisa diam sekarang. Aku meraihkan tangan ku ke rokoknya, merampasnya dengan cepat dan mematikan rokoknya di telapak tanganku, membuat bekas terbakar pada telapak tangan ku, arga menatap takut, setelah mematikan rokoknya di telapak tangan ku aku menginjak-injak rokok itu.

"BERHENTI BERSIKAP BODOH!" aku meneriaki nya marah, ia diam tak bergerak menundukkan wajahnya, dan tanpa suara air matanya jatuh, arga menangis? tapi kenapa? "Arga? aku ga bermaksud --" aku menyadari sikap kasar ku tadi, aku mendekatinya dan duduk disamping nya, ia beringsut menjauh dariku, meringis dan terisak, "ga maaf aku ga bermaksud-d" aku bingung sekarang gimana cara menjelaskan yang sebenarnya aku benar-benar kesal tadi.

That's ambition? or Love? (BoyXBoy)Where stories live. Discover now