Part 24

2.3K 303 111
                                    

Covid19, go away...
Naya wants to play...

🌸🌸🌸

.

"Kamu masih marah sama saya?"

Naya menoleh lalu mengernyit kuat pada pria di sebelah mejanya itu. "Kok?"

"Kelihatan, Nay." Pria itu mendengus kecil lalu meniup napas panjang sembari menarik strap ranselnya sendiri, sudah bersiap akan meninggalkan studio arsitektur.

"Nggak kebalik ya, Kak? Bukannya Kak El yang sukanya cari-cari kesalahan saya?" tanya Naya mengklarifikasi. Bukan tanpa sebab gadis itu berpendapat, seolah Myungsoo lupa jika pria itu lah yang sering menyindir dan menghukum dia secara kekanak-kanakan. Selain ciuman kurang ajar, juga surat cinta serta sindiran demi sindiran yang Naya terima sebenarnya cukup mengganggu. Tapi apa daya, dia pun terpaksa memendamnya sendiri tanpa bercerita pada Taehyung. Sementara itu, Jungkook geram pun tidak bisa berbuat banyak selain diam. Naya hanya tidak mau pacarnya ribut kembali. "Gue nggak pernah senggol lo sejak awal--- oke, waktu OSPEK gue beneran nggak tau kalo gue salah. Kalo ternyata lo nggak telat dan malah ikut dihukum. Tapi selebihnya, selalu lo yang mulai duluan."

Kali ini Myungsoo berdecak memandangi gadis itu. Serta merta mengakui beberapa pemikirannya sendiri. "Iya, memang saya yang terlalu bodoh. Karena saya pikir posisi kamu sama dengan saya, terjebak di perasaan yang salah. Hhh, sejak liat kamu nangis gara-gara pacar kamu itu, saya nggak suka. Tapi ternyata kalian beda. Saya amazed banget lihat tatapan kemarahan Taehyung saat di Fox. Selama kenal dia sejak Maba, anak itu nggak pernah mau ambil pusing apalagi perhatian dan posesif ke cewek. Termasuk Jennie yang selalu berusaha nempel dia terus."

"Iya, terus? Salah gue sama Taehyung gitu, Kak?" tanya Naya dengan emosi yang sedikit terpancing.

Myungsoo mendekati Naya yang masih duduk di sisi meja ruangan. Mengulurkan satu tangannya, mendadak membuat Naya beringsut mundur. Namun Myungsoo hanya menyentuh sebagian rambut panjang Naya lalu menarik tangannya. Menunjukkan potongan kecil styrofoam yang tadi tersangkut. "Maaf, saya yang salah. Tapi walaupun sikap saya mungkin nggak bisa berubah, kamu tenang aja. Nilai yang saya kasih tetap objektif. Untuk nilai ujian kamu kemarin A-, kamu memang pantas untuk itu tanpa saya intervensi, Nay."

Naya sedikit terhenyak, berkedip satu kali berusaha memahami maksud Myungsoo yang tidak lagi ingin berkonfrontasi dengannya. "Aah, iya gue juga minta maaf suka kesel sama lo, Kak... Hm, tapi nilainya nggak bisa A aja gitu, Kak? Nggak usah pake minus segala, hehehe." Gadis itu menyengir lebar pada sosok asisten dosennya.

Sempat melongo lalu tertawa geli, Myungsoo pun menepuk pelan puncak kepala Naya singkat. Dia mengucap sambil berlalu, "Jangan mimpi saya mau katrol nilai hanya karena kamu anaknya Pak Eric. Mending kamu mulai ikut-ikut sayembara desain sana. Itu jauh lebih bermanfaat dari pada basketan nggak jelas. Saya duluan, Nay."

Eh, sialan nih cowok?!

***

Begitu selesai mendapat persetujuan desain, Dahyun, Chaeyeon dan Naya membeli kebutuhan maket. Keesokan Jumatnya, Naya dan yang lain mulai mengeksekusi barang serta perkakas kelompoknya di kontrakan Jungkook. Lumayan untuk mencicilnya berhubung waktu pengerjaan maket sendiri bisa dipastikan akan lama, tentu saja itu bukan tipe tugas yang bisa dibuat dalam satu malam.

Akhir pekan pun mereka habiskan dengan memulai pekerjaan. Jurusan mereka benar-benar tidak mendukung aksi go-green, lihat saja tumpukan bahan lembaran kayu balsa, karton board, plastik mika PVC, styrofoam, karton pasir hingga kawat yang mereka beli. Belum beberapa kaleng kecil sebagai pewarna dasar yang baunya cukup menyengat.

🌸 Just Don't Go (✔)Where stories live. Discover now