Part 10

2.6K 345 127
                                    

🌸

Jungkook membuka pintu rumah kontrakannya. Lalu masuklah kedua gadis yang menjadi teman kelompok sekaligus partners in crime lelaki itu. Ketiganya berencana mengerjakan tugas kelompok di sana. Sadar Naya yang takut-takut mengamati rumah Jungkook yang menjadi tempat tinggal sementaranya, dia pun menoyor gadis itu.

"Ah elah orangnya nggak ada, Naya. Udah beberapa hari ini dia pulangnya hampir tengah malem mulu. Nggak percaya banget sih lo sama gue?"

Gadis itu menatap penuh kekesalan padanya. "Percaya, Jeon. Makanya gue ke sini."

Semakin curiga pada keduanya, Dahyun menatap bingung pada Naya. Tapi lagi-lagi dia tidak mendapat pencerahan sedikitpun.

Rumah satu lantai itu lumayan besar untuk ditinggali tiga orang lelaki yang sudah Naya amat kenal. Memiliki tiga kamar berukuran hampir sama, sebuah ruang tamu dan juga dapur yang nyaman. Tapi sepertinya keberadaan dapur hanya sia-sia saja, terlihat dari alat dapur yang jarang dipakai.

Jungkook mengarahkan keduanya seperti sedang menggiring anak-anak ayam. "Di kamar gue aja ya ngerjainnya? Di ruang tamu sini panas."

Tipikal kamar seorang Jeon Jungkook yang cukup rapih untuk ukuran seorang lelaki. Rak bukunya terisi oleh perlengkapan fotografi yang sempat membuat Dahhyun terkesima.

Lalu kedua gadis itu pun terduduk manis di pinggiran tempat tidur. Menaruh tas mereka di bawah, Naya mengambil laptop milik Jungkook. "Kerjain pake laptop lo ya? Biar enak bikin PPT-nya?" Sebuah cengiran diajukan oleh gadis itu. (file presentasi)

"Nih, makanannya." Dahyun mengulurkan sebuah plastik berisi makanan ringan. Lagi-lagi didominasi micin akibat pilihan Naya.

Jungkook mengintip isinya lalu mengeluh, "anju... Ini angin semua? Nggak ada nasi apa?"

"Emangnya lo belum makan?" tanya Dahyun yang ditanggapi dengan gelengan kepala dan wajah masam lelaki itu.

"Delivery jangan?" tanya Naya.

Bola-bola mata Dahyun membesar seiring dia menjentik jari tangannya. "Gue masakin? Mau?"

"MAOOO!" pekik Naya dan Jungkook bersamaan.

Punya seorang teman baik hati memang menjadi anugerah tersendiri. Apalagi kalau sedang dalam kondisi jauh dari rumah orangtua. Maka di sinilah Dahyun, mengasuh kedua anak ayam yang jauh dari induknya masing-masing.

Naya dan Dahyun pergi sekitar setengah jam saja ke supermarket terdekat, sementara itu Jungkook segera menginventaris alat-alat masak di rumah kontrakannya. Lumayan lengkap untuk ukuran para lelaki. Rice cooker, kompor, wajah dan panci masih bisa ditemukan di sarang penyamun yang dihuni oleh tiga sosok lelaki tanpa petunjuk arah.

"Masak apaan?" todong Jungkook saat kedua gadis itu kembali ke rumah, mengambil alih kantong-kantong di tangan Dahyun. "Banyak amat belanjanya?"

Naya terkekeh melihat Jungkook yang menatap takjub pada hasil perburuan. "Btw, ini struknya kita urunan ya. Gue getok pala lo kalo nggak mau ikut urunan, Jeon!" ancamnya.

"Dih, pelit amat!" Lelaki itu menjulurkan lidahnya ke Naya, lalu beralih kembali pada Dahyun. "Da, bikin sambel yang enak dong?!"

🌸 Just Don't Go (✔)Where stories live. Discover now