Part 14

2.3K 307 132
                                    

🌸🌸🌸

Di sebuah kedai es krim di satu sudut kota Bandung, seorang gadis menunggu kehadiran sosok Kim Taehyung yang sedang dalam perjalanan dari tempat latihan basketnya. Kedua mata gadis itu terlihat bengkak, mudah diterka adanya sisa-sisa tangisan bekas semalam. Begitu mendapati lelaki itu tiba, dia langsung berdiri menghampiri dengan sebuah senyuman merekah di wajahnya.

"Thank God..." Taehyung mendekapnya perlahan. Merasa sangat lega atas berita teranyar yang baru saja dia dapatkan sebelum gadis itu meminta bertemu. "Gue bilang juga apa, lo cuma perlu bertahan sedikit lagi. Bokap lo sekarang pasti bangga sama lo."

Rajin mengikuti sidang tindak pidana korupsi yang sedang dijalani oleh ayah dari Kim Jennie, Taehyung tahu persis saat ini beliau mendapat putusan pengajuan bandingnya. Lelaki itu ikut merasakan bahagia tersendiri saat tahu jika hukuman penjara orangtua Jennie itu dikurangi menjadi 3 tahun. Itu artinya butuh satu tahun lagi supaya ayah gadis itu bisa kembali menghirup udara bebas.

Sempat disesalkan Jennie, ternyata ayahnya tidak tahu jika dijebak oleh karibnya sendiri dan tanpa sengaja ikut terlibat dalam kasus korupsi yang cukup menggemparkan negara.

Terkadang sekedar salah prosedur memungkinkan seseorang untuk terseret ke dalam masalah. Korupsi tidak melulu tentang uang, sama seperti ayah dari Kim Jennie yang tidak ikut serta dalam menikmati hasil uang kotor sejawatnya.

Alhasil, sejak dari awal nama ayahnya tersangkut, Jennie benar-benar menarik diri, bertanggung jawab menanggung malu keluarganya. Gadis itu hanya memiliki Taehyung, satu-satunya lelaki yang tidak memandang dirinya begitu rendah. Satu-satunya yang masih mau memberikan dukungan. Bahkan juga untuk ibunya.

Siapa yang tidak akan jatuh pada pesona lelaki yang berperilaku semanis dan setulus itu pada orang tua? Apalagi jika dia adalah Kim Taehyung.

Gadis itu masih terisak hebat sehingga Taehyung terus menepuk punggungnya. Memberi dukungan yang sedang dibutuhkannya. "Ma--- makasih ya, Tae. Gue nggak tau lagi gimana kalo nggak ada elo di sisi gue. Mungkin gue udah beneran bunuh diri dari waktu itu."

"Anjrit! Jangan ngomong kayak gitu lagi, Jen. Gue nggak suka," larang Taehyung kesal.

"Gini dulu, sebentar...." pinta gadis itu saat Taehyung sudah akan melepaskan tubuhnya. "Gue sayang sama lo, Tae. Gue cinta lo, tapi kenapa lo nggak mau ngerti sih, Kim Taehyung?"

Tubuh lelaki itu pun mematung tanpa berdaya. Mencengkram kedua ujung bahu Jennie yang bergetar kembali merintih kesal di dadanya. Kepala lelaki itu bahkan dipenuhi oleh rasa bersalah pada sesosok gadis lain. Taehyung pun meyakinkan diri sendiri untuk mengambil jalan yang seharusnya ia ambil sejak lama.

"Iya, gue ngerti, Jen," lirih Taehyung.

***

Sepulang dari menghabiskan waktu seharian penuh di lapangan basket GOR Citra dan bertemu dengan Jennie, Taehyung pulang ke rumah kontrakannya. Bersiul penuh kemenangan berkat suasana hatinya yang sedang sangat baik.

Mengernyit sebentar melihat sebuah skuter matik berwarna putih terparkir manis di teras. Bertanya-tanya siapa pemiliknya. Seingat dia, Jungkook hanya memiliki motor sport hitam yang setia dari jaman SMA.

"Vespaa siapa woi ini di luar?" pekiknya heboh membuat seseorang muncul dari kamarnya tepat sebelum Taehyung meraih gagang pintu kamar. "Astaga, ngagetin aja lo anak setan?!"

Jungkook yang hampir saja menabrak tubuh Taehyung menatapnya galak. "Bacot bat lo! Suara lo ngagetin anjir."

"Jeon, ini ada yang ketinggalan---" seru seorang gadis berambut panjang terikat asal-asalan itu menyusul keluar dari dalam kamar Taehyung. Langkah serta ucapannya terhenti begitu saja saat melihat sosok si pemilik kamar yang sudah pulang.

🌸 Just Don't Go (✔)Where stories live. Discover now