Happy with u -15

4.6K 305 9
                                    

Oke Deh Cekidot!

DILARANG MENGCOPY ISI CERITA! TERIMAKASIH ATAS PERHATIAANNYA!


Jakarta, 22 Juli 2019

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jakarta, 22 Juli 2019

Bagian 14

♥ ❤ƪ(♥ﻬ♥)ʃ♥ ❤

Saat ini Elizabeth dan Andrew tengah memandangi langit malam dari dalam kamar. Jendela kamar dibuka sedikit agar angin segar memasuki ruang kamarnya. Jemari Andrew menghusap rambut Elizabeth yang tengah memeluk pinggangnya. Saat ini mereka berada di atas tempat tidur.

Andrew menceritakan semua masa lalunya kepada Elizabeth, tentang mengapa dia tidak percaya cinta sejati dan membuatnya senang mempermainkan hati wanita. Dan mengangap wanita hanya untuk memberinya kesenangan sesaat. Setelah itu pergi setelah dia puas. Karena dia tidak ingin seperti kakaknya, yang mengakhiri hidupnya demi seorang pria yang tidak bertanggungjawab.

Namun, Andrew baru sadar, apa yang dia lakukan adalah kesalahan besar. Jika dia mempermainkan hati wanita dia sama saja seperti pria yang telah membuat kakaknya bunuh diri. Ketika Elizabeth mengandung anaknya, dia teringat akan mendiang kakaknya. Dia tidak ingin Elizabeth seperti kakaknya, mengakhiri hidupnya. Apalagi ketika Elizabeth pergi dari sisinya ketika itu, dia sangat takut. Dan sekarang Elizabeth kembali, dia berjanji akan selalu menjaga wanita itu sepanjang hidupnya.

Baru Andrew sadari, jatuh cinta ternyata adalah hal yang indah. Dan dia menyesal mengapa tak dari dulu saja dia mendekati Elizabeth dan memperjuangkan Elizabeth agar menyukainya, bukan malah membuat wanita itu menilainya buruk karena senang berganti-ganti wanita.

"El, aku sudah bicara kepada ibuku tentang dirimu lewat telepon tadi. Dan ibuku menginginkan aku untuk membawamu kerumahku...," kata Andrew.

Elizabeth mendongakan kepalanya, "apa ibu dan ayahmu akan menerimaku?"

Andrew mengangguk, "tentu saja! Jika kedua orangtuaku tidak menerimamu, kita kawin lari saja...," jawabnya.

Elizabeth kontan tertawa mendengar jawaban Andrew, "Drew, aku merasa sangat aneh..., aku pernah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak jatuh cinta padamu, tapi nyatanya aku jatuh cinta padamu dan akan mempunyai anak darimu...," ungkapnya tersenyum.

Andrew semakin mendekap tubuh Elizabeth dan mengecup kening Elizabeth begitu lama, "El, bolehkah aku mencium bibirmu?" tanyanya gugup.

"Mengapa kau ingin menciumku?" tanya Elizabeth dengan senyuman mengulum.

"Karena---karena aku menyukainya...," jawab Andrew dengan wajah merona.

"Apa kau selalu meminta izin kepada wanita sebelum kau menciumnya?" tanya Elizabeth kembali.

Andrew menggeleng, "a-aku tidak pernah meminta izin dari mereka..., dan hanya baru padamu...,"

"Lalu mengapa kau meminta izin terlebih dahulu padaku?"

"Karena aku tidak ingin membuatmu marah dan tidak nyaman dengan apa yang aku lakukan, lagipula kau adalah calon ibu dari anakku, aku tidak ingin menyakitimu...," jawab Andrew membuat Elizabeth tersenyum.

Baru kali ini Elizabeth melihat Andrew seperti ini, selama mengenal Andrew pria itu tidak pernah sedikitpun bersikap manis seperti sekarang. Andrew sangat menggemaskan baginya.

"Kemari," kata Elizabeth menarik kerah kaos Andrew, tidak lama dia mencium bibir Andrew.

Andrew membalas ciuman Elizabeth dengan mata terpejam. Tangan kirinya merengkuh leher Elizabeth dan dia menikmati ciumannya bersama Elizabeth. Lalu tangan kiri Andrew turun ke perut Elizabeth dan menghusap perut wanita itu tanpa melepaskan ciumannya.

Hidup percintaan Andrew sangat aneh, biasanya pasangan normal jatuh cinta terlebih dahulu, menikah dan memiliki anak. Namun, Andrew terbalik, dia memiliki anak terlebih dahulu, jatuh cinta dan menikah. Memikirkan hal itu membuat Andrew tersenyum tipis di sela ciumannya.

♥ ❤ƪ(♥ﻬ♥)ʃ♥ ❤

Keesokannya...,

Elizabeth baru saja bangun dari tidurnya, dia melangkahkan kakinya keluar kamar saat tidak menemukan Andrew di sampingnya. Keningnya berkerut saat melihat sajian lezat di meja makan, disana ada makanan kesukaan Elizabeth beserta buah potong segar. Lalu dia menemukan surat berukuran kecil.

Aku pergi sebentar, untuk menemui sekretaris ayahku di restoran depan apartement.

Setelah membaca surat itu, Elizabeth memakan sarapannya dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya. Selesai sarapan dia mencuci piring dan merapikan apartement Andrew yang sedikit berantakan. Elizabeth berdecak saat melihat tumpukan baju di samping mesin cuci, dengan hembusan napas dia mencuci semua pakaian Andrew di mesin cuci.

Satu jam kemudian, Andrew kembali ke apartementnya. Dia mencari sosok Elizabeth, ketika berhasil menemukan Elizabeth dia memeluk wanita itu dari belakang sambil mengecup pipi Elizabeth.

"Aku merindukanmu, El...," ungkap Andrew membuat Elizabeth tersenyum.

Elizabeth berbalik dan melingkari leher Andrew dengan kedua lengannya, "tetapi aku tidak merindukanmu," balasnya.

Andrew menaikan salah satu alisnya, "serius?"

Elizabeth mengangguk dengan tawa, "sangat serius, aku lebih merindukan abang tukang rujak yang berjualan tidak jauh dari sini...," jawabnya membuat Andrew cemberut.

"Kau merindukan abang rujak atau rujaknya?" tanya Andrew tidak suka.

"Dua-duanya...," jawab Elizabteh tertawa.

Andrew menggeleng kesal, "ayok kita beli rujak!" serunya membuat Elizabeth teriak gembira.

Sepanjang perjalanan menuju tukang rujak, Elizabeth terus mengapit lengan kokoh Andrew. Elizabeth tidak berhenti bicara apa pun, Andrew menjadi pendengar baik. Sekali-kali Andew tertawa mendengar cerita Elizabeth.

Setibanya di tukang rujak, Elizabeth memesan mangga muda yang asam. Setelah pesanan mangga mudanya sudah di tangannya, dia meminta Andrew untuk menghabiskan mangga muda yang sangat asam itu. Dia memang sedang ingin mangga muda, tetapi dia ingin Andrew yang memakannya.

"Aku tidak mau! Itu sangat asam!" tolak Andrew ketika Elizabeth ingin menyuapininya.

"Ayolah Drew!" paksa Elizabeth, "katanya kau mencintaiku dan juga calon anak kita!"

"Yah aku memang mencintaimu dan juga calon anak kita, tapi bukan berarti aku harus menghabiskan mangga muda ini sayang...," sahut Andrew mencubit kedua pipi Elizabeth, "jika aku sakit perut, siapa yang akan menjagamu?"

Elizabeth tertawa mendengar perkataan Andrew, lalu dia memakan mangga muda itu di suapani oleh Andrew. Elizabeth tidak melepaskan pandangannya dari Andrew, dia merasa beruntung mengenal Andrew. Dia berharap akan selalu bersama Andrew. Lalu Elizabeth mengeluarkan ponselnya dari dalam tas kecilnya, kemudian dia mengambil foto kebersamaannya dengan Andrew dengan cara mengecup pipi Andrew.


       Sementara itu, Ben tengah memandangi Elizabeth dan Andrew dari kejauhan. Hatinya terbakar amarah melihat kemesraan mereka berdua disana. Dia masih belum menerima anak dalam kandungan Elizabeth adalah anak Andrew. Andrew, sahabat yang sudah dia anggap seperti saudaranya sendiri menikamnya dari belakang. dia tidak akan membiarkan Andrew memiliki Elizabeth.

♥ ❤ƪ(♥ﻬ♥)ʃ♥ ❤

Mr. Andrew VS Baby!Where stories live. Discover now