Pengakuan -12-

4.2K 258 9
                                    


Jakarta, 5 Juli 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 5 Juli 2019


Bagian 12

♥ ❤ƪ(♥ﻬ♥)ʃ♥ ❤

Elizabeth menatap Andrew tanpa mengatakan apapun. Wajah Andrew dipenuhi amarah saat ini, genggaman tangn pria itu kepada tangan kanan Elizabeth begitu erat. Elizabeth hanya mengikuti langkah Andrew yang membawanya pergi dari apartement ini.

Tangis Elizabeth terdengar lirih, dia masih memikirkan perkataan yang Andrew katakan tadi kepada Cellia.

Aku adalah ayah kandung dari janin yang sedang di kandung oleh Elizabeth! Aku akan membunuhmu jika kau mencoba mengugurkan calon anakku!

Sungguh Eliza tidak mengerti apa arti perkataan Andrew itu. Mungkin Andrew berbicara seperti itu hanya untuk melindunginya dari Cellia, itu yang Elizabeth pikirkan dalam benaknya. Andrew tidak mungkin ayah kandung dari janinnya, itu sangat tidak mungkin. Jikapun mungkin, bagaimana bisa? Yang dia tahu, dia hamil karena sperma milik Ben yang tertanam di benihnya lewat program inseminasi.

Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan yang keluar dari mulut mereka. Elizabeth hanya menatap Andrew yang sedang sibuk mengendarai mobilnya dengan mata mengembang. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Andrew.

Sedangkan Andrew sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Hatinya dipenuhi amarah saat ini, dia begitu marah mendengar Cellia yang berniat menggugurkan calon anaknya. Belum lagi dia harus melihat Elizabeth disentuh oleh Ben dan calon anaknya pun dipatenkan oleh Ben. Itu semua sangat menyesakan untuknya. Dia sudah tidak peduli dengan apa yang terjadi saat ini, semua ini sudah berantakan ketika sepasang suami istri itu merencanakan ide yang gila dan bodoh! Mereka menjadikan Elizabeth menjadi kelinci percobaan mereka. Dan lihat seperti apa pada akhirnya? Elizabeth disalahkan dan seolah-olah dipermainkan perasaannya.

Dan hal yang patut disyukuri oleh Andrew, setelah kejadian ini dia tidak menyesal menukar spermatozoid milik Ben dengan spermatozoid miliknya. Dia tidak akan membiarkan satu orang pun yang menyakiti Elizabeth, ibu yang tengah mengandung anaknya. Dia akan mengatakan kepada seluruh dunia, jika Elizabeth tengah mengandung anaknya, dia tidak akan peduli dengan tanggapan orang kedepannya tentangnya. Dia akan selalu ada untuk Elizabeth.

Setibanya di apartement milik Andrew, Andrew mempersilahkan Elizabeth untuk beristirahat. Elizabeth hanya mengangguk dan duduk di sofa empuk. Wanita itu memandangi Andrew yang tengah sibuk membereskan apartementnya yang agak berantakan.

"Drew," panggil Elizabeth dengan suara parau.

Andrew menatap Elizabeth, "yah..."

"Boleh aku bertanya?" tanya Eliza hati-hati.

Andrew mengangguk, kemudian dia duduk di samping Elizabeth dengan senyuman hangat.

"Sebelumnya, aku mengucapkan banyak terimakasih padamu karena sudah melindungiku...," kata Elizabeth memandangi wajah Andrew yang dipenuhi jambang tipis, "aku tidak tahu jika kau tidak ada disana, Cellia pasti sudah mengugurkan calon anakku...," isaknya.

Mr. Andrew VS Baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang