Uncovered

4.4K 253 12
                                    

Ayesa

Sudah berhari hari aku menjauhkan diri dari One Direction terutama Niall, aku ingin sendiri dulu hatiku masih sakit masih kebayang-bayang semuanya. Meskipun selama beberapa hari ini Niall sering banget kerumah, bahkan sudah di depan pintu kamar tapi aku tetap tidak mau membukakan pintu untuknya. Terlebih Zayn, Liam, Harry, Louis, Eleanor, Perrie, dan Danielle pun berusaha membujuk aku agar aku mau bertemu mereka, tapi aku belum siap untuk apa yang akan aku dengar. Mereka semua khususnya Niall hampir tiap jam mencoba melepon dan mengirimku pesan padaku tapi tak aku hiraukan sedikitpun, sampai-sampai aku menimbun ponselku di tumpukan buku-buku dan men-silentnya agar tidak ada yang mengganggu.

Dan di hari ketiga aku menjauh dari mereka aku mengecek ponselku. AMAZING! Lebih dari 100 pesan juga panggilan dari mereka semua. Aku malas membaca satu persatu, aku biarkan saja pesannya tidak terbuka. Beberapa kali Carisa membujukku untuk keluar kamar dan melakukan sesuatu setelah pulang sekolah tapi aku selalu menolak. Di sekolah aku hanya belajar biasa dan langsung pulang, setelah pulang sekolah aku langsung masuk ke kamar dan tidur atau main game atau menonton tv, karena aku memang orangnya sedikit keras kepala.

Ya Tuhan kenapa gara-gara Niall aku jadi begini? Kenapa aku nggak mau mendengarkan mereka terutama Niall sedikit saja, mungkin ada kabar gembira nya—ya mungkin. Tapi terakhir aku dengar waktu dirumah sakit soal penyakit Lucy dan umurnya tidak akan lama lagi adalah aku mendengar bahwa Niall akan menikahi Lucy dan itu tentu saja membuatku sangat shock.

Ini hari ketiga dimana aku belum berhubungan kembali dengan mereka. Hari ini pulang sekolah aku berencana untuk jalan-jalan, aku suntuk sebenernya diem di kamar mulu hampir tiap hari dan aku terus menangisi akan hubunganku dengan Niall yang kandas itu.

Aku sedang berjalan-jalan di sebuah mall dan secara tidak sengaja aku menabrak seseorang sampai jatuh tersungkur.

"Ups! Sorry sorry." kataku dengan langsung mengulurkan tangan ke pria tersebut untuk membantunya bangun. Ketika Pria tersebut mengulurkan tangan betapa terkejutnya aku saat aku tau siapa orang yang aku tabrak.

"Ayesa!" seru orang tersebut nyaris berteriak.

Aku panik mau ngumpet dimana! Ternyata orang yang aku tabrak itu adalah ZAYN! Aku sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari tapi dengan cepat Zayn menahan tanganku.

"Ayesa please lo udah ngilang dari kita selama 3 hari, dan lo nggak tau kan apa yang terjadi selama 3 hari? Apa lo buka SMS dari kita semua?" Zayn mencengkram erat tanganku.

Aku hanya menunduk ingin rasanya aku menangis, soalnya kalau melihat sesuatu yang berbau One Direction aku langsung teringat pada Niall dan langsung ingin menangis.

"Oke disini nggak enak ngomongnya kita ke Starbucks." Tanpa aku setujui Zayn langsung menarik tanganku. Dan untuk kali ini aku tidak meronta-ronta ataupun menepis tangan Zayn. Aku ingin tau sebenernya apa yang terjadi selama aku menghilang.

Aku dan Zayn duduk di pojokan Starbucks yang berada di mall tersebut setelah kami masing-masing memegang minuman. Ekspresi wajah Zayn tidak dapat dibaca, dia terlihat kecewa, lelah atau mungkin marah?

"Kenapa lo nggak mau nemuin kita? Gue tau pas gue sama yang lain kerumah lo, lo ada di kamar kan?" tanya Zayn membuka pembicaraan.

"Aku minta maaf, aku cuman ingin sendiri." Aku menundukan wajah. Nggak kuat liat muka Zayn langsung teringat pada Niall.

"Gue ngerti, tapi menurut gue lo itu terlalu keras kepala. Nih dengerin gue ya, karena lo terlalu keras kepala lo jadi nggak tau kan selama 3 hari ini ada apa aja? Dan Niall kenapa aja!" Zayn menarik daguku hingga mataku menatap matanya lagi.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang