Fallin Love?

7.1K 385 6
                                    

"Kita mau kemana?" Tanyaku pada Niall setelah mobil Niall meninggalkan halaman depan rumah.

"Aku juga nggak tau kita mau kemana, aku bingung." Jawab Niall.

"Kirain udah ada tujuannya." sekarang aku sudah mulai terbiasa dengan Niall, udah nggak terlalu deg-degan deh, udah kayak kenal lama aja.

"Kita ke Nando's dulu yuk lapar nih!" ajak Niall.

"Boleh deh, sama aku juga lapar." Kataku sambil melirik ke arah Niall yang sedang menyetir.

"Tapi jangan banyak-banyak nanti kamu gendut!"

"Iya kayak kamu ya?"

"Nggak terlalu gendut kok, tapi aku lucu kan?"

"Iya lucu banget!"

"Aku baru sadar, ternyata rambutmu hitam seperti Zayn, di warna?" tanya Niall padaku.

"Nggak kok ini rambut asli, kan aku udah bilang kalau aku blasteran Indonesia-Inggris jadi gini." Jawabku sambil tertawa kecil.

"Oh, rambut kamu bagus." Kata Niall sambil kembali fokus menyetir dengan sisa senyum di bibirnya yang mulai merekah.

Niall muji terus nih, apa Niall ada rasa sama aku ya? Ah! mustahil banget, di ajak jalan aja udah beruntung banget. Ayes, Ayes jangan ngarep jangan ngarep udah anggap cuman sebagai idola yang ngasih perhatian lebih sama fansnya.

Sepanjang perjalanan menuju Nando's kita kembali banyak bercerita, dan tidak lupa aku merekam suara Niall seperti kemarin. Supaya setiap sebelum tidur aku mendengarkan kembali record suara Niall dan setelah itu aku tertidur nyenyak dan memimpikan Niall. Niall sepertinya aku sudah sangat jauh mencintaimu, sepertinya cinta aku sama kamu udah dalem banget deh. Bukan sebagai idola.

"Hey! Ayo turun bengong mulu." Ternyata Niall sudah membukakan pintu untukku.

"Eh? Iya maaf-maaf." Aku pun mematikan record barusan lalu turun dan berjalan berdua masuk Nando's bersama Niall untuk yang kedua kalinya.

Ketika aku dan Niall baru saja akan membuka pintu restoran, Niall mengurungkan diri untuk membuka pintu lalu menarik tanganku untuk kembali ke dalam mobil. Kenapa ya?

"Kenapa nggak jadi buka pintunya?" tanyaku.

"Nggak apa-apa." Jawab Niall ragu.

"Kok kamu aneh sih? Ada apa emang?"

"Di dalam banyak orang, nggak enak makannya, cari tempat lain yuk!" ujar Niall lalu menyalakan mesin mobilnya kembali.

"Aku terserah kamu deh."

"Ah, tapi aku inginya makan di Nando's."

"Ya udah, aku beliin makanan di Nando's nanti kita makanya di mobil aja gimana?" tanyaku memberi saran pada Niall.

"Jangan! Nanti aku ngerepotin kamu, nggak usah deh. Tapi kamu lapar nggak?" Niall mukanya lucu banget, antara khawatir, takut dan entah apa yang pasti dia panik.

"Sedikit sih, tapi nggak terlalu kok." Jawabku.

"Ya sudah aku takut nanti kamu sakit, beli makan dulu yuk." Ajak Niall.

"Ya sudah aku aja yang beli deh kamu tunggu disini." Kataku pada Niall.

"Ah nggak aku ikut aja nggak apa-apa deh ayo!" Niall turun dari mobil lalu membukakan pintu untukku dan Niall menarik tanganku. Niall asli kamu labil deh, tapi ekspresi kamu lucu banget sumpah.

"Kamu yakin?" tanyaku pada Niall.

"Iya deh nggak apa-apa udah biasa."

"Nanti kalau kamu kambuh?" Tanyaku lagi.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang