After Story

4.4K 226 15
                                    

Setelah Max datang ke pernikahan aku dan Niall, dia tidak lagi menjadi supir taksi. Karena saat Papaku mengetahui bagaimana besar jasa Max, Papa ingin Max bekerja di kantornya dan dengan senang hati Max terima pekerjaan itu. Sekarang aku dan Niall tinggal di pusat kota London yang tidak jauh dari basecamp. Selain menyanyi, Niall juga berbisnis restoran untuk saat ini. Aku dan Niall sudah membangun hampir tujuh restoran di berbagai kota dengan nama Nialldos, Niall senang akhirnya impiannya dulu ingin mempunyai restauran bernama Nialldos.

"Mommy jangan masak saja, aku bosan Mom." rengek Disa.

Ya Disa anak bungsuku yang berumur enam tahun yang kuberi nama Disa Naye Horan.

"Kamu mau main apa?" tanyaku sambil memasak nasi goreng untuk sarapan.

"Aku ingin jalan-jalan, sama Daddy." Jawabnya bersemangat.

"Ya sudah ke kamar Daddy sana, Daddy masih tidur sekalian bangunin." Perintahku.

"Oke Mom." Disa berlari meninggalkanku di dapur, dan berlari dan memasuki kamarku.

Disa anak kedua-ku, yang mempunyai mata berwarna biru dan rambut brunette panjang, dia lucu dan wajahnya lebih mirip denganku.

"Mom aku butuh liburan, ayolah aku bosan berdiam diri di rumah terus. Ini kan summer Mom ayolah." Teriak anak sulungku yang baru saja keluar dari kamarnya.

Namanya Dyne James Horan dan dia berumur 7 tahun— dia anak sulungku.

"Bilang sama Daddy sana." Jawabku pada Dyne.

"Mommy, Daddy itu kalau tidur kayak orang mati, susah bangunnya. Bangunin sama Mommy aja deh," Rengek Dyne kesal.

"Mommy kan lagi masak sayang." kataku yang masih fokus memasak.

"Itu kan udah mau mateng Mom. Nggak mau tau harus Mom yang bangunin." Pintanya.

"Iya Dyne sayang sebentar ya." Nasi goreng pun matang, aku memindahkannya ke piring-piring dan menyiapkannya di meja makan.

"Ayo Mom." Dyne menarik-narik tanganku dan membawaku ke kamarku.

Saat aku masuk ke dalam kamar aku melihat Disa terus berusaha membangunkan Niall dengan cara menarik-narik selimutnya tapi Niall masih saja tertidur pulas.

"Tuh kan liat sendiri Mom, Daddy itu susah bangun." Lucu sekali melihat ekspresi Dyne saat ini sepertinya dia sangat kesal, karena aku sering menyuruhnya untuk membangunkan Niall tapi akhirnya hanya aku yang bisa membangunkannya.

Aku naik ke kasur dan aku lihat Disa masih terus berusaha membangunkan Niall.

"Sayang, kamu sama Kakak kamu siap-siap dulu gih, kata Daddy kemarin sih mau ngajak kalian main. Jadi kalian siap-siap dulu aja, Daddy biar Mom yang bangunin." Kataku.

"Oke Mom." Disa bersemangat dan langsung turun dari kasur lalu berlari keluar diikuti oleh Dyne.

Aku menarik selimut Niall tapi dia malah menariknya kembali. Aku mendekatkan wajahku pada telinga Niall lalu aku membisikkan lembut di telinganya.

"Wake up honey ini udah siang, anakmu minta jalan-jalan tuh." Bisikku pelan.

Niall menggeliat lalu membuka matanya dan tersenyum padaku. "Morning babe." Ucapnya pelan.

"Morning honey." Balasku tersenyum.

"Mau ajak mereka jalan kemana sih?" tanyaku.

Niall bangun lalu mencium pipiku.

"Aku mau ngajak mereka liburan ke Paris, aku udah merencanakan semua ini sama the boys jadi kita akan pergi ke sana sama anak juga istri mereka, asik kan?"

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang