She's back

4K 223 13
                                    

"Yel yel sstttt bangun." Seseorang berbisik di telingaku.

Aku membuka mata dan liat ke sebelah, ternyata Liam. Aku melirik ke arah Ayesa dan ternyata dia belum bangun.

"Apa?" tanyaku lalu menguap.

"Interview di BBC 1." ucap Liam pelan.

"Jam berapa?" tanyaku.

"Jam 4." jawab Liam.

"Jam 4?" tanyaku mengulangi, aku melihat jam tanganku, sekarang jam 3 masih ada waktu satu jam.

"Ya masih ada waktu satu jam, kita berangkat 3:30 lo siap-siap dulu gih gue mau ganti baju dulu." kata Liam yang langsung masuk ke dalam rumah.

Aku melirik ke arah Ayesa dia bergerak lalu membuka matanya.

"Afternoon babe." sapaku pada Ayesa lalu mencium keningnya.

Ayesa hanya tersenyum lalu membalasnya dengan mencium pipiku lembut.

"Masuk yuk aku ada interview jam 4." ucapku padanya.

Ayesa hanya mengangguk pelan, lalu aku tuntun dia masuk ke dalam rumah. Aku menyuruh dia untuk melanjutkan tidurnya di kasur kamarku tapi dia nggak mau, dia malah duduk di sofa ruang tengah dan mengobrol dengan Harry yang sudah siap rapi.

"Aku mandi dulu ya babe." ucapku pelan lalu meninggalkan dia di ruang tengah bersama Harry.


* * *


Ayesa

"Mandi Sa bau." ledek Harry sambil memainkan ponselnya.

"Iya mau, gerah nih." Jawabku yang masih mengantuk.

"Lo mau ikut kita interview di BBC 1?" tanya Harry.

"Kayaknya nggak deh aku belum mandi." jawabku.

"Ya udah nggak usah mandi aja." kata Harry sambil tertawa

"Enak aja." balasku lalu mencubit lengan Harry.

"Sa lo yakin bakalan pindah ke Indonesia?" tanya Harry serius.

"Habisnya mau gimana lagi? Kalau Papa udah berkehendak, aku nggak bisa apa-apa." jawabku pasrah.

"Ya lo nggak bisa apa mohon-mohon sampai nangis atau apa kek."

"Percuma, sampai mau nangis darah juga nggak akan di dengerin Papa."

"Gue bakalan kangen banget sama lo"

"Aku juga bakalan kangen banget sama kalian, makanya kalau kalian nggak sibuk dan aku nggak sibuk kita Skype ya."

"Siap! Lo juga harus gampang di hubungin, apa lagi kalau Niall telepon lo, harus langsung di angkat."

"Iya pasti."

Sekitar dua puluh menit berlalu, aku dan Harry masih mengobrol tapi sekarang bertambah dengan Liam juga Louis. Niall keluar kamar sudah sangat rapih wangi plus ganteng. Niall menggunakan kaos hitam polos dengan celana jeans juga sepatu putih Supra-nya.

"Mandi gih bau." ucap Niall yang langsung duduk di sebelahku.

"Iya iya." jawabku malas-malasan.

"Mau ikut nggak?" tanya Niall.

"Kayaknya nggak deh belum mandi, aku kan mandinya lama." jawabku.

"Ya udah kamu di rumah aja ya, diem jangan kemana-mana." kata Niall mengingatkanku.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang