Part 46

50.9K 2.6K 30
                                    

Trey:

Aku bisa mendengar suara-suara panik disekelilingku, meski aku tak bisa melihat apa yang terjadi.

Kegelapan mengurung kesadaranku di istananya. Mengunci syaraf-syarafku dengan kelelahan dan ketak berdayaan tiada tara sampai rasanya untuk hanya membuka matapun menjadi sangat sulit.

“Bertahan sayang..bertahanlah” suara itu lebih menyerupai bisikan ditelingaku. Itu Kayna, aku tau kalau itu dia. Suaranya terdengar semakin jauh tetapi aku bisa mendengar kesedihan mencekam dalam suaranya.

Kayna, sabarlah sayang, aku pasti akan bangun lagi, tunggu aku ya sayang. Aku hanya lelah, aku hanya ingin tidur sebentar saja, bolehkan!.

Arus pusaran itu membawaku menjauh dari semuanya. Dari suara-suara yang mengelilingiku, dari kesadaranku, dan dari bisikan-bisikan Kayna.

Cahaya terang itu menempatkan aku pada sebuah ruang kosong. Aku segera mengenalinya sebagai kamar kayna. Tapi untuk apa aku ada disini? Itu yang tidak aku tau.

Kuangkat kepalaku ketika mendengar suara rintik air entah darimana, hujankah? Tanya hatiku sambil menatap kejendela, tidak…itu bukan suara hujan.

Itu suara air yang mengalir dari shower dikamar mandi. Hanya dengan memikirkannya saja tiba-tiba aku menyadari kalau diriku sudah berpindah kedalam kamar mandi. Kekagetanku akan fenomena aneh yang kualami tidak berlangsung lama saat menyadari aku berdiri diatas genangan cairan merah pekat dan berbau yang khas…darah…aku tau itu darah.

Aku mengikuti dari mana ceceran darah itu bermula dan semua yang kulihat kemudian terasa samaa sekali tak asing lagi bagiku.

Waktu telah mundur.

Aku kembali kemasa lalu, entah untuk alasan apa.

BRAAAAKKKK…

Suara dobrakan itu memecah keterpakuanku dari titik pusat pandanganku yang tertuju pada gadis yang pingsan dibalantai kamar mandi…dibawah guyuran rintik air dari shower diatasnya.

“KAYNAAAAAA…”

Aku melihat diriku sendiri muncul dengan panik dari depan pintu, langsung menyambar tubuh istriku “Kamu gila kay…apa yang kamu lakukan kay?”

Isak itu terdengar begitu lemah. Bibir istriku yang bergerak samar mengucapkan kata-kata yang masih bisa kuingat dengan jelas setiap harmonisasi yang terbangun dari paduan huruf-hurufnya.

“Aku hamil”.

Aku melihat diriku yang dulu menatap kepada Kayna membeku.

“Aku enggak mau hamil Trey…enggak mau.”

“Kay…”

“Aku mau pergi…aku mau ke Paris.”

“Kayna…”

“Aku enggak mau anak ini..”

“KAYNA…ini anak kita, kita harus menjaganya bersama, sayang.”

“Kamu bukan milik aku…kamu enggak cinta aku, lebih baik anak ini enggak usah lahir daripada harus menderita sama seperti aku.”

“Kay kamu bicara apa…”

“Aku dari dokter..”

“Dokter?”

“Aku dikasih obat….”

“Obat?”

“Buat gugurin janin ini…”
“KAYNAAA KAU GILAAA….”

Kulihat aku menyambar tubuh kayna membawanya dalam gendonganku…tubuh mudaku yang sehat..melewati diriku begitu saja bagai aku hanyalah udara atau apapun yang tak nyata dan begitu dia berlalu tau-tau saja aku sudah berpindah keruang lainnya.

Playboy Monarki The Series - MermaidiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang