Part 16

60.9K 3.3K 92
                                    

Trey :

Ini adalah hal terberat yang harus kulakukan, hampir sama beratnya dengan memisahkan Livia dari Kayna sejak dia baru menarik nafas pertamanya.

“Kay..” aku menyentuh tangannya yang gemetaran

Dia menepisnya cepat.

“Nggak..” katanya sambil menatap-ku “nggak mungkin kau sedang bohong kan?”

Aku menghela nafas lagi, aku hafal dengan fase penolakan Kayna setiap kali dia menghadapi masalah.

“kamu hanya mau mencari alasan untuk pergi dari kami bukan? Kau ingin pergi dengan wanita itu…dia selingkuhan-mu iyakan…”

Aku menatapnya bingung “wanita yang mana?” tanya-ku tak mengerti dengan apa yang dimaksud olehnya.

Kayna berdiri dari tepi ranjang dan mulai berjalan hilir mudik kesana kemari, kebiasaan buruknya kalau lagi gugup.

“siapa lagi”ketus-nya pelan “Rida!”

“hah!”

“kau menghamilinya kan, dan kalian mau kabur ke Singapura kan supaya aku,Trudy dan keluargamu nggak ada yang tau”

Aku tertawa tak percaya “astaga Kay, aku hampir mati dan kau masih mengira aku berselingkuh... imajinasi-mu aktif sekali” ejek-ku getir “lagi pula Singapura sebagai tempat kabur itu terlalu dekat bagi Trudy, kalo aku mau kabur dari keluarga-ku aku akan langsung memilih kutub Utara sekalian”

Dia melepaskan sepatu yang dikenakannya untuk kemudian dilemparkannya dengan penuh amarah pada-ku, dengan sigap aku menangkap lemparan itu.

Kuperhatikan benda itu sambil mengernyit, merek yang ada didalam-nya bukanlah merek sepatu murahan, hhhh…untung tadi aku menangkapnya kan sayang benda semahal ini kalo sampai rusak. Kemudian aku melemparkan benda itu kelantai didekat-ku tanpa mengalihkan mata dari Kayna, berjaga kalau dia melempar sepatu yang satunya lagi.

Lalu aku membuka pullover  yang kukenakan, menaruhnya dan kemudian turun dari atas tempat tidur melangkah menuju kearahnya.

Dia menatap keheranan dengan apa yang kulakukan, meski demikian dia tidak berusaha menjauh.

Aku berdiri dihadapannya kemudian menunjukkan sesuatu didadaku “ini” kataku. Lalu jari tangan-ku berpindah kekulit dibagian lengan-ku “ini”  berpindah lagi kebagian leher dekat bahu “dan ini, ini semua bercak-bercak yang membuktikan kalau aku nggak sedang main-main dengan apa yang kukatakan Kay”

Dia memandangi bercak-bercak berwarna merah keunguan itu dengan tatapan nanar.

“nyaris setiap hari aku mimisan seperti tadi, kejang perut, pembengkakan jaringan kelenjar bahkan aku nggak bisa lagi menyanyi bersama putriku sendiri tanpa harus nyaris kehilangan nafas!” kutatap dia dalam-dalam “kau tau kalau ini semua tanda-tandanya bukan”

Kulihat dia menggigit bibir bawahnya erat-erat. Matanya berkaca-kaca siap untuk meledak. Tanganku terulur untuk meraih bahunya tapi mendadak dengan cepat dia berbalik dan melangkah setengah berlari  keluar dari kamar, meninggalkan-ku sendirian

Playboy Monarki The Series - MermaidiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang