Part 7

67K 3.5K 54
                                    

Trey :

“Jadi Princess Mermaid punya moms juga?” tanya Livia pada Kay. Kulihat Kayna menganggukkan kepalanya “Siapa?” putri kami bertanya lagi.

“Buih laut”

“Buih laut!” putri kecilku mengulang kalimat itu pelan.

“Iya sayang, semua mermaids berasal dari buih lautan yang putih dan muncul diantara ombak. Nggak ada yang tau kalau Princess Mermaid punya ibu, karena ibunya nggak pernah kelihatan…dan bagi orang-orang tentu saja kelihatannya lebih hebat kalau Princess mermaid yang sangat cantik terlahir sebagai anak seorang dewa yang hebat dari pada hanya jadi anak dari buih lautan”

Mau tak mau aku jadi termenung mendengarkan penjelasn Kayna itu. Dia pasti sedang membicarakan dirinya sendiri. putri duyung dan buih laut, Ckk…perbandingan yang bagus untuk Livia dan dirinya. Jadi kalau begitu akulah  Raja Triton-nya –sang penguasa lautan- Treyton..hmmm.....tapi ngomong-ngomong aku tak ingat  kalau aku pernah bercinta dengan buih laut sampai menghasilkan anak.

Aku terpaksa harus menyembunyikan senyum dan tawaku dengan berkonsentrasi menatap layar Lcd Laptop yang menunjukkan desain bangunan yang kubuat, aku harus mengerjakan detail-detail ruangan yang kurancang sekarang juga. Tapi isi kepalaku dipenuhi dengan segala sesuatu tentang ‘putri duyung’ dan ‘buih laut’ yang sedang berbaring santai diatas ranjangku sambil terus bercerita.

“Buih laut sangat merindukan putrinya, tapi karena Princess Mermaid tinggal di istana dasar samudra yang sangat dalam maka dia tidak dapat bertemu dengannya setiap waktu, itu sangat membuat buih laut sedih”

Dahiku berkerut dan aku menghela nafas tertahan sambil berusaha kembali mengalihkan benakku secara total pada desainku. Aku terus mengklik gambar-gambar desain satu persatu, mencoba memeriksa setiap bagian-nya dengan teliti. Tender ini harus kumenangkan. Karena ini akan menjadi pencapaian terbesarku selama berkarir di perusahaan keluarga Sahid.

Aku ingin ayah mertuaku senang. Aku ingin putri kecilku bangga kelak setiap kali dia menginjakkan kaki dibandara yang kubangun. Mataku membentur sudut salah satu desain terminal yang juga menjadi salah satu bagian rancangan-ku. Koordinat bangunan ini agaknya sedikit menyimpang dari batas yang telah kutentukan.

Untung aku menyempatkan untuk memeriksanya sebelum terlanjur dibuat cetak birunya. Dengan penuh kehati-hatian aku berusaha menarik gambar itu agak sedikit turun kebawah, sejajar dengan bangunan terminal lainnya. Kemudian kembali memeriksa apakah aku sudah berhasil meletakkannya dititik yang pas.

Pokoknya jangan sampai ada kesalahan lagi.

“Trey..” satu sapaan ringan membuyarkan konsentrasiku pada layar dihadapanku, aku mengangkat kepalaku keasal suara yang menyapaku.

“Livia sudah tidur” katanya pelan.

Aku mengalihkan pandanganku kearah ranjangku dan menemukan gadis kecilku berbaring ditengah-tengah ranjang. “Oh terima kasih kay” kataku datar “Belum pernah dia tidur secepat ini”

Kulihat Kayna tersenyum samar padaku “Boleh aku bicara sesuatu yang penting denganmu?” dengan kaku dia bertanya.

Kutatap Kayna dengan keheranan, tapi kemudian aku segera mengangguk “Silahkan duduk kalau begitu”

Kayna mengangguk dan segera mengambil tempat di sofa yang letaknya disisi sebelah kananku. Kemudian dia menghela nafas panjang, sikap tubuhnya gelisah.

“Ada apa Kay?” tanyaku mencoba terlihat secasual mungkin. Kutatap dia tepat diwajahnya dan dia balas menatap aku.

“Apa Livia biasa tidur dikamar ini?”

Playboy Monarki The Series - MermaidiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang