A week in Hwasun 19

507 41 35
                                    

***

Aku bahagia sekali setelah memutuskan untuk mencintainya,

Karena terlalu bahagia sampai aku menganggap ini mimpi,

Tapi aku tidak peduli,

Karena dia menyadarkanku bahwa ini bukanlah mimpi,

Namun didalam kebahagiaan pasti ada kesengsaraan,

Dan aku sangat takut menghadapinya,

Bisakah dia selalu ada bersamaku,

Karena aku akan merasa nyaman hanya jika dia bersamaku,

BAB XIX

Liliyana POV's

Liliyana POV's

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

#FB

Apa aku sudah menceritakan penyebab aku menangis setelah bertemu hendra waktu itu? Ah kurasa belum,. Baiklah aku akan menceritakannya, aku bertemu dengannya saat aku hendak membeli bahan masak yang kurang disupermarket yang ada diapartemen yang kutempati bersama dae, dia menarikku tiba tiba membuatku hampir berteriak namun kutahan saat dia berkata, ini aku yana, aku mengikutinya menuju sebuah cafe dan mengalirlah pengakuannya bahwa ia telah mengingat aku.. apa kalian tau perasaanku saat itu? Aku bingung, tenggorokanku tercekat menahan tangis.. semua terlambat, dia mengingatku saat hatiku sudah dimiliki dae, apa aku menyesal? Tidak sama sekali.. aku hanya kecewa kenapa dengan mudahnya dia menyerah untuk mengingatku waktu itu, dan aku merasa bersalah tidak ada disisinya untuk memulihkan ingatannya dan merasa bersalah karena tidak lagi bisa bersamanya, bagaimana aku bisa bersamanya dan meninggalkan dae yang sudah sangat kucintai dan mencintaiku, bagaimana mungkin aku bisa merebut hendra dari wanita yang mencintainya dan kedua anak kembarnya? Aku sungguh tidak bisa..

"dae... hiks,, maafkan aku.. hiks.. hikss" tubuhku limbung, air mataku tak henti hentinya mengalir, aku tidak tau kenapa aku seemosional ini, aku benar benar takut hatiku melemah, aku tidak ingin menyakiti siapapun..

Dae memelukku erat, "kau kenapa lili, apa yang salah?" aku tidak menjawab pertanyaannya, aku semakin memeluknya erat, menumpahkan segala perasaanku dipelukannya, dan aku bersyukur dae mengerti aku, dia memelukku dalam diam dan sesekali mengecup puncak kepalaku.

Aku bersyukur dae tidak menanyai lebih lanjut apa yang terjadi denganku, setelah memelukku erat, dia mengajakku duduk di meja makan, membuatkanku secangkir teh hangat, dan menyiapkan makanan yang sudah kubuat tadi, dia mengambil nasi dan beberapa lauk yang sempat kubuat tadi.. dae menarik kursi dan duduk didekatku, menghapus air mataku yang masih mengalir dengan deras, sungguh aku tidak tau kenapa air mata sialan ini tidak mau berhenti mengalir, aku tidak ingin menyakiti dae dengan air mataku ini, sungguh aku tidak ingin menyakiti suamiku lagi,, sudah cukup dia berjuang merebut hatiku..

"aku tidak akan menanyakan apa penyebabmu menangis lili, karena aku tau pasti ini berkaitan erat dengan masa lalumu.. dan lupakan jika kau berfikir untuk kembali ke masalalumu,, sejak kau menyatakan mencintaiku, sejak itulah aku bersumpah tidak akan pernah melepaskanmu apapun yang terjadi,.. kau mengerti sayang?" dae terus menghapus air mata yang semakin mengalir deras, dengan cepat aku mengontrol emosiku.. tidak ingin dae salah paham lagi dengan tangisanku, karena sungguh aku tidak bisa menjelaskan apapun kepadanya.

A week in Hwasun [completed] √ Where stories live. Discover now