Pena 56

1.7K 33 0
                                    

"Saudara Cu, walaupun kau telah berbicara setengah harian lamanya, tapi aku rasa belum menjelaskan duduk pesoalan yang sesungguhnya..." tukas Si Han.
"Sekarang juga akan kukatakan, peraturan yang harus kita pegang teguh adalah, pertama, barang siapa mengikuti pertemuan ini, dia harus seorang pemimpin dunia persilatan dan orang itu dilarang meninggalkan tempat ini."
"Masih ada yang kedua?"
"Kedua, kedua belah pihak harus berhadapan dengan blak-blakan, berjiwa terbuka, tak boleh merahasiakan sesuatu atau berpura-pura dalam tindakan."
Si Han segera tertawa.
"Bagus sekali, masih ada yang ketiga?" dia bertanya.
"Asal dua syarat pertama bisa dikerjakan, aku pikir kita sudah cukup untuk saling percaya mempercayai."
"Benar juga ucapanmu itu, kedua peraturan ini memang bagus sekali, dan cukup untuk mengatasi banyak kemunafikan dari dunia persilatan, cuma dalam peraturan yang pertama, kami rasa kami dua bersaudara tidak berhak untuk berdiam lebih lama lagi disini."
"Jadi kalian berdua ingin pergi?"
Si Ih nio menengok kearah Si Han, kemudian menengok pula kearah Cu Siau hong, setelah itu serunya:
"Koko, kau!"
Si Han mengulapkan tangan dan mencegah Si Ih nio untuk berbicara lebih jauh, kemudian sambungnya:
"Adikku, kau tak usah banyak berbicara, dunia bukan selebar daun kelor, kemana pun kita berdua masih bisa pergi, mengapa harus berlindung dibawah ketiak orang lain?"
Penampilannya ini cukup tajam, gagah dan bernada memelas, gampang sekali menimbulkan perasaan simpatik orang lain.
Walaupun kebanyakan orang yang hadir di arena sekarang cukup mengetahui akan perangai Cu Siau hong, namun mereka pun merasa tidak puas oleh kehadiran dua bersaudara Si tanpa diundang, maka tanpa terasa semua orang memandang sekejap ke arah Cu Siau hong.
Sambil tertawa Cu Siau hong segera berkata:
"Saudara Si, bukan saja kau pandai menggunakan cara yang keji, lagi pula pandai sekali berbicara, namun saying saudara Si telah salah sasaran..."
"Sasaran yang bagaimanakah yang dikatakan salah?" tanya Si Han keheranan.
"Semua orang yang berada disini berkumpul karena suatu ketidaksengajaan, di hari-hari biasa, sebagian besar dari kami tidak saling mengenal, tapi untuk melindungi keselamatan sendiri, mau tak mau tiada orang yang mengartikan perlindungan ini sebagai suatu kejadian yang kau maksudkan sebagai berlindung dibawah ketiak orang, jadi aku rasa sia-sia saja usaha saudara Si untuk mengadu domba diantara kami semua."
"Apa maksud perkataanmu itu?"
"Berbicara dari pengalaman saudara Si di dalam dunia persilatan, tentunya tak mungkin kau tidak mengetahui tentang peraturan dunia persilatan yang paling sederhana bukan?"
"Maksudmu..?"
"Aku bilang dengan pengalaman saudara Si yang begitu luas, mustahil kau akan menghadiri pertemuan ini tanpa diundang."
"Jadi saudara Cu maksudkan kami dua bersaudara tidak seharusnya datang kemari?" seru Si Han dengan suara dingin.
"Yaa, memang tidak seharusnya datang."
"Baik! Kalau toh begitu, kami akan segera memohondiri."
"Tunggu sebentar saudara Si! Sebenarnya kau tidak seharusnya dating, tapi kalau toh sudah dating, apalagi sudah mendengar pembicaraan kami, kau tidak seharusnya pergi meninggalkan tempat ini.."
"Saudara Cu, perkataanmu makin lama semakin membingungkan saja, apa maksudmu? Apakah ingin menahan kami berdua disini?"
"Kami tak akan menahan kalian dua bersaudara dengan kekerasan, tapi bila saudara Si ingin menghindarkan diri dari segala kecurigaan orang, paling baik bila tetap tinggal disini."
"Bila aku bersikeras hendak pergi?" tantang Si Han ketus,
Buru-buru Si ih nio berseru:
"Koko, mengapa? Mengapa kau bersikeras hendak pergi?"
"Adikku, tetap tinggal disini atau pergi meninggalkan tempat ini bagi kita berdua bukanlah suatu kejadian yang teramat penting.."
"Koko, apa sebabnya kau tetap tinggal disini saja?"
"Tidak bisa, adikku, kita orang-orang dari keluarga Si tak boleh sampai kehilangan muka didepan orang banyak, kita boleh saja tetap tinggal disini, namun tidak tinggal dalam keadaan seperti ini."
"Ooooh..."
"Didalam keadaan yang bagaimanakah kalian bersedia untuk tetap tinggal disini?" seru Cu Siau hong kemudian.
Paras muka Si Han berubah menjadi dingin dan serius, sahutnya:
"Saudara Cu, aku tidak mengetahui siapakah kau, tapi aku dapat melihat kalau engkau memiliki kekuasaan yang cukup besar diantara kelompok manusia-manusia tersebut, oleh sebab itu ucapanmu tak pernah bisa direm dan ngerocos terus menerus."
"Saudara Si, kita tak usah bersilat lidah lagi untuk membicarakan persoalan yang sama sekali tak ada gunanya itu."
"Akupun dapat merasakan bahwa sikap saudara Cu sewaktu berbicara denganku sama sekali tidak kompromi, melainkan suatu paksaan yang bila perlu hendak kau gunakan dengan kekerasan."
"Oooh, kalau begitu siaute telah melakukan kesalahan terhadap dirimu.."
"Betul, apabila siaute masih mempunyai harga diri, maka siaute sudah pasti akan merasa tak puas oleh sikap ketusmu itu"
"Seharusnya masih ada satu cara bukan, yang bisa menahan saudara Si di tempat ini."
"Hanya ada satu cara, gunakan ilmu silatmu dan usahakan untuk menahan aku disini"
"Saudara Si, cara ini merupakan cara yang paling jelek, lebih baik kita tukar dengan cara yang lain saja."
"Tidak bisa" seru Si Han dingin.
Kian Hui seng turut berkerut kening, selanya:
"Saudara Si, lebih baik janganlah bikin urusan menjadi semakin runyam."
"Jadi Kian tayhiap bersiap sedia hendak turun tangan sendiri?"
Cu Siau hong segera menggoyangkan tangannya mencegah Kian Hui seng mencampuri urusan ini, kemudian sambil tertawa hambar katanya:
"Kecuali cara yang diatas tadi, apakah saudara Si masih bisa mengajukan suatu cara yang lain?"
"Aku tak bisa memikirkan cara lain, bila saudara Cu mempunyai cara yang lebih hebat, aku mah bersedia untuk mendengarkannya"
"Siaute rasa saudara Si toh tidak ada urusan yang amat penting sifatnya, lebih baik bila kau tetap tinggal disini saja."
"Tetap tinggal disini? Mau apa?"
"Saudara Si, mungkin didalam persoalan ini aku tak bisa mengutarakan alasan yang jauh lebih besar, namu tetap tinggal disini, paling tidak bisa membuktikan akan kebersihan saudara Si."
"Ooh, jadi apabila aku menampik untuk tinggal disini, berarti aku tidak bersih?"
Tiba-tiba Thian Pak liat ikut menimbrung dari samping.
"Betul, apabila saudara Si terburu napsu hendak pergi meninggalkan tempat ini, berate kau ada sesuatu perbuatan yang perlu dicurigai.."
Mendadak terdengar Tham Ki wan berteriak keras:
"Nona Siau hong...nona Siau hong..."
Sepasang mata Cu Siau hong menatap wajah Si Han lekat-lekat, sementara mulutnya berseru:
"Saudara Tham, bagaimana keadaan Siau hong?"
Dimulut dia menanyakan soal iau hong, semetara orangnya menghadap kearah Si Han sambil melakukan persiapan guna menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
"Sudah mati!" jawab Tham Ki wan singkat.
Dengan suara rendah Cu Siau hong segera berseru:
"Harap saudara sekalian sudi mundur sedikit lebih ke belakang."
Sementara dia sendiri maju selangkah kedepan dan tangan kanannya menggenggam gagang pedangnya kencang-kencang, serunya lebih jauh:
"Si Han, apakah kau yang telah membunuh nona Siau hong?"
"Omong kosong, mengapa aku harus membunuhnya?"
"Kau terburu-buru hendak pergi meninggalkan tempat ini, karena kau telah membunuh nona Siau hong" seru Tham Ki wan cepat.
"Yaa, karena kau bukan Si Han!" Cu Siau hong menambahkan.
Ucapan yang terakhir ini sangat menggemparkan semua jago yang hadir, sehingga untuk beberapa saat lamanya, mereka sama-sama berdiri tertegun dengan wajah tercengang.
Si Han segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaahh...haaahh..haaahh..kalau aku bukan Si Han, siapakah aku?" Benar-benar suatu berita yang lucu dan amat menggelikan"
Sementara itu, Tan Heng, Ong Peng, Seng Hong dan Hoa Wan telah berdatangan kesitu, meskipun beberapa orang itu berdiri agak jauh dari arena, namun masing-masing pihak telah menghadang jalan pergi diri Si Han.
"Siapakah kau?" seru Cu Siau hong lagi, "Meski sampai sekarang aku masih belum tahu, tapi yang pasti kau bukan Si Han yang sesungguhnya"
"Kalau aku bukan Si Han, apakah di pun bukan Si Ih nio?" bantah Si Han cepat.
Sementara itu, Si Ih nio telah menatap wajah Si Han lekat-lekat, kemudian menegur:
"Koko, sebenarnya apa yang telah terjadi?"
Sambil menuding kea rah Cu Siau hong, Si Han berkata lebih jauh:
"Apa yang telah terjadi? Bocah keparat ini hendak sok pintar dan ingin membuat beberapa kejutan saja, dia menuduh aku bukan Si Han yang asli"
Mendengar ucapan mana, Si Ih nio segera menghela napas panjang:
"Aaai,.orang ini pun terhitung cukup aneh, mana boleh dia menuduh orang semaunya sendiri?"
Si Han tersenyum, serunya cepat:
"Sekarang mungkin termasuk kau sendiri pun ikut dicurigai mereka, mungkin mereka menganggap kau bukan Si Ih nio."
"Jika aku bukan Si Ih nio, siapakah yang bernama Si Ih nio?"
"Waah, ini mesti ditanyakan kepada Cu Siau hong ini, dia berlagak sok pintar, mungkin orang lain tak akan memahaminya."
"Koko, aku lihat kita harus lebih bersabar lagi..."
Sesudah memandang sekejap kearah sekeliling tempat itu, sambungnya lebih jauh:
"Koko, jumlah mereka terlalu banyak"
"Adikku, sebagai keturunan keluarga Si, sekalipun harus mati di medan pertempuran, kitga tak boleh sampai menghilangkan muka keluarga Si"
"Koko, apakah kau bersiap sedia untuk melangsungkan pertarungan mati-matian dengan mereka?"
"Benar, kita tak dapat menyerah kalah dengan begitu saja"
Mendadak Si Ih nio melompat ke samping dan melayang turun di sisi Cu Siau hong.
"Adikku, kau..."
Jari tangan kanannya segera menuding kea rah Si Ih nio.
Mendadak Cu Siau hong mencabut keluar pedangnya, kemudian diayunkan ke depan menciptakan selapis cahaya tajam.
Menanti dia menarik kembali serangannya, dari ujung pedangnya telah rontok puluhan batang jarum perak yang lembut seperti bulu kerbau.
Senjata rahasia selembut itu sudah jelas merupakan semacam senjata pembunuh yang sukar dilihat dengan mata telanjang.
Sembari menghembuskan napas panjang, Cu Siau hong berseru:
"Tampaknya Siau hong tewas diujung jarummu"
"Senjata rahasia tersebut bukan senjata rahasia dari keluarga Si kami.." teriak Si Ih nio cepat.
"Bocah keparat, siapakah kau sebenarnya?" seru Kian Hui seng.
Golok panjangnya segera diayunkan kedepan dan tubuhnya menerjang dengan kecepatan luar biasa.
Dengan suara keras Cu Siau hong segera berteriak:
"Toako, jangan terlalu menyerempet bahaya, bila berada tujuh depa di sekelilingnya, siapa pun tak akan mampu untuk menghindarkan diri dari serangan jarum beracunnya.
Dengan cepat Kian Hui seng menarik kembali gerakan tubuhnya yang sedang menerjang kedepan itu.
Kembali Cu Siau hong berseru:
"Kita harus menggunakan cara yang sama untuk memberi pelajaran kepadanya, kita hadapi dia dengan senjata rahasia"
Begitu seruan tersebut diutarakan, serentak semua jago mengeluarkan senjata rahasianya.
Dalam waktu singkat, pisau terbang, piau emas, semuanya sudah dipersiapkan didalam genggaman.
Sambil tertawa Thian Pak liat segera berseru:
"Senjata rahasia dari kau si bocah keparat memang cukup beracun, Cuma sayangnya hanya bisa digunakan terhadap orang yang berada tujuh depa disekelilingmu, sedang mereka yang berada di tempat jauh, sukar kau capai, sekarang, kamipun akan gunakan senjata rahasia untuk menghadapimu, akan kulihat apa yang bisa kau lakukan."
Selesai berkata, dia lantas mengayunkan tangan serta kakinya hamper bersamaan waktu.
Tampak cahaya berhamburan kemana-mana, dua bilah pisau terbang, sebatang peluru perak ditambah lagi dengan dua batang panah pendek dalam waktu singkat telah berhamburan kedepan.
"Rasain juga Hui hong piau ku ini!!" bentak Tham Ki wan pula.
Baru saja Si Han berhasil menghindarkan diri dari serangan kelima macam senjata rahasia, piau belalang terbang dari Tham Ki wan sudah meluncur tiba.
Diapun terhitung seorang ahli senjata rahasia, begitu tubuhnya menjatuhkan diri di atas tanah, persis sekali dia berhasil meloloskan diri dari sambaran Hui hong piau tersebut.
"Sreeet..." desingan angina tajam menyambar lewat disisi telinganya, hamper saja sebutir peluru besi menghajar tubuhnya.
"Tahan!" teriak Si Han dengan suara keren.
"Harap saudara sekalian menarik kembali senjata rahasia masing-masing.." seru Cu Siau hong cepat.
Kemudian sambil menatap tajam wajah Si Han, lanjutnya:
"Apa lagi yang hendak kau katakana?"
"Aku hendak menantangmu untuk berduel" seru Si Han dengan suara yang dingin.
"Baik, akan kulayani."
Si Ih nio yang berada disisinya cepat-cepat memperingatkan:
"Hati-hati dengan jarum beracunnya, senjata itu sangat lihay, sewaktu dipancarkan sama sekali tak berwujud dan tidak menimbulkan sedikit suara pun"
"Adik!" tegur Si Han dingin, "Cepat benar kau berubah hati, aaai..dasar perempuan! Benar-benar menakutkan"
"Kau bukan kakakku, kau pada hakekatnya bukan anak keturunan dari keluarga Si," teriak Si Ih nio dingin.
Si Han segera tertawa sesudah mendengar perkataan itu.
"Apa? Kau mengatakan aku bukan Si Han"
"Kau bukan,..hmmm..bila terbayang bagaimana selama beberapa hari ini aku selalu menganggapmu sebagai kakakku, sungguh membuat hati orang menjadi mual!"
Si Han segera tertawa terbahak-bahak.
"Haah...haah..haah..adikku, kalau aku bukan kakakmu, lantas aku adalah apamu?"
"Kau adalah setan, kau siluman! Pokoknya kau bukan manusia."
"Budakj busuk!" Si Han menjadi marah, "Tahu begini, sejak dua malam berselang kulahap dirimu, sungguh tak kusangka gara-gara belas kasihanku, hari ini malah meninggalkan bibit bencana bagi diriku sendiri."
"Semenjak dua malam berselang, semestinya aku sudah menyadari akan hal ini, tapi aku malah mempercayai banyolanmu, aku percaya kalau kau sedang mabuk"
"Huuh, untung penampilanmu pada malam itu amat bersungguh-sungguh dan suci bersih, sehingga menimbulkan perasaan iba dan kasihan dalam hatiku, sehingga membiarkan kau lolos dari bencana"
"Hei, sebenarnya siapakah kau? Kau telah apakan kakakku?"
"Apakah kau ingin tahu?"
Si Ih nio segera menghela napas panjang:
"Apakah kau telah membunuhnya?"
"Tidak, sekarang dia masih hidup dalam keadaan baik-baik, Cuma saja setiap saat kemungkinan besar dia bisa mati."
"Nona," ujar Cu Siau hong kemudian, "Sudah beberapa hari lamanya kau berada bersamanya? Apakah kau sama sekali tidak tahu kalau dia bukan kakak kandungmu?"
Si Ih nio menghela napas panjang:
"Aaaai..penyaruannya kelewat mirip, bahkan suara maupun tingkah lakunya seperti sama sekali tak berbeda, tentu saja ada hal-hal kecil yang bisa menimbulkan kecurigaanku tapi dengan cepatnya kecurigaan tersebut berhasil dikelabuhi olehnya"
"Nona Si, untung sekali kau tidak sampai membongkar penyaruannya kalau tidak, kemungkinan besar kau bisa kehilangan kehormatanmu, atau bisa kehilangan nyawamu."
"Bagaimanapun juga Thian telah melindungi diriku, tapi kakak kandungku telah mati dibunuh mereka."
"Sungguh lihay" pekik Oh Hong cun pula, "Ilmu menyaru muka yang dimiliki orang ini memang hebat sekali, sampai adik kandung sendiri pun sukar untuk membedakannya secara jelas, benar-benar merupakan suatu pekerjaan yang tidak gampang, jago lihay ilmu menyaru muka semacam ini tidak banyak jumlahnya didalam dunia persilatan, sebenarnya siapakah kau?"
"Sekarang aku masih tetap Si Han, kau panggil saja Si Han kepada diriku"
"Kejadian telah berkembang menjadi begini, apakah kau masih belum berani untuk menyebut nama aslimu? Apakah kau tidak merasa kelewat kecil nyalimu itu?" ejek Cu Siau hong.
"Mengapa aku harus memberitahukan kepada kalian siapa diriku ini?"
"Kau tidak berani mengatakannya?"
"Aku tidak bersedia!"
"Padahal, sekalipun tidak kau katakan, toh kami juga sudah tahu siapakah dirimu"
"Aaah, masa iya? Coba kau katakana siapakah diriku?"
"Yu Sam khi, pemilik pesanggrahan tabib Thong pak..'
Si Han segera tertegun sesudah mendengar perkataan itu.
Terdengar Cu Siau hong berkata lebih jauh:
"Ditinjau dari tindakan yang kau ambil sendiri untuk membunuh Siau hong hal ini menunjukkan betapa pentingnya gadis tersebut bagimu, cuma kau pun jangan terburu napsu merasa bergembira atas keberhasilan sendiri."
"Mengapa?"
"Kau mengetahui rahasia tentang organisasi rahasia tersebut jauh lebih banyak daripadanya, kedudukanmu juga jauh lebih penting, asal kami berhasil menahanmu disini maka mereka pun sudah pasti akan mengutus jagoan yang lebih banyak untuk membunuhmu.."
"Omong kosong, memangnya kalian benar-benar sanggup untuk menahan diri ku disini?"
"Benar, kami tak segan-segan mengorbankan segala apa pun untuk menahanmu disini sampai waktunya, kau bisa menguatirkan keselamtanmu sendiri."
"Mengapa?"
"Seperti juga mereka hendak membunuh Siau hong, maka merekapun akan berusaha untuk membunuhnya."
Sesudah menghembuskan napas panjang, sambungnya lebih jauh:
"Kau sangat takut mati, maka kau tak akan bunuh diri meskipun Siau hong belum sempat mengungkapkan semua rahasia hatinya tapi asal ada satu, tidak sulit untuk berpikir apa dari rahasia yang sudah diungkapkan darinya, tidak sulit bagi kita untuk memikirkan persoalan yang lebih banyak. Aku lihat kau pun tak usah kelewat menilai tinggi diri sendiri, toh kedudukanmu tidak lebih hanyalah sebangsa kelas tiga"
"Omong kosong..."
Cu Siau hong tertawa, sambungnya lebih jauh:
"Nama besar pesanggrahan tabib Thong pak tidak begitu termashur didalam dunia persilatan, oleh sebab itu tiada orang yang akan menduga tempat tersebut tapi seandainya terdapat beberapa orang jago persilatan yang bermunculan disana pun kemunculan mereka tak akan sampai menimbulkan kecurigaan orang, itulah sebabnya mengapa mereka memanfaatkan pesanggrahan tabib Thong pak milik kalian"
"Kalau didengar dari nada pembicaraanmu itu, sepertinya masih ada alasan yang kedua?" pelan-pelan Si Han berkata.
"dari hal ini tebukti sudah kalau kau bukan Si Han"
"Kalau aku bukan Si Han, siapakah diriku ini?"
"Yu Sam khi"
"Kau begitu yakin?"
"Benar!"
"Baik, anggap saja aku Yu Sam khi! Bila aku bukan Si Han, siapakah diriku juga bukan masalah penting, cuma kami berharap untuk mengetahui apakah alasanmu yang kedua itu?"
"Kau sangat menaruh perhatian terhadap persoalan ini, hal mana membuktikan kalau kau adalah Yu Sam khi."
"Mengapa?"
"Sebab hanya Yu Sam khi seorang yang akan menaruh perhatian khusus terhadap persoalan ini."
"Anggap saja aku memang Yu Sam khi."
Cu Siau hong tersenyum.
"Kecuali ilmu pengobatan kalian, bisa jadikan sebagai kedok luar mereka, sudah pasti masih terdapat suatu alasan lain yang jauh lebih penting yang membuat mereka memilih tempat tersebut."
"Apa sebabnya?"
Cu Siau hong termenung sambil berpikir sebentar kemudian balik bertanya:
"Rupanya kau sedang mencoba kepandaianku"
Yu Sam khi segera tertawa hambar.
"Aku ingin mengetahui, sampai dimanakah kau memahami akan persoalan ini?"
"Ilmu pertabiban dari keluarga Yu kalian mungkin saja memiliki suatu keistimewaan tertentu, namu kalau berbicara mengenai seluruh dunia persilatan, maka pesanggrahan tabib Thong pak masih belum bisa terhitung suatu keluarga persilatan yang ternama, juga tiada kepandaian hebat yang bisa menjagoi seluruh kolong langit. Mereka bisa memilih tempat tersebut, hal ini mungkin disebabkan soal tanah disekitar sana yang memiliki suatu keistimewaan tertentu."
"Cu Siau hongm, dengan usiamu yang begitu muda, ternyata bisa mengetahui begitu banyak persoalan, bagimu pribadi, hal tersebut bukanlah suatu perbuatan yang kelewat baik"
"Oya.."
"Seandainya aku berhasil meninggalkan tempat ini dengan selamat, sesudah aku berhasil membunuh Siau hong tadi, mungkin kalian masih ada beberapa bagian harapan untuk melanjutkan hidup, sangat tidak beruntung kalian telah mengetahui perbuatanku ini."
"Lantas apa pulan yang bakal terjadi?"
"Bila aku tak dapat meninggalkan tempat ini, maka mereka akan melancarkan serangan dengan sekuat tenaga, tiga puluh enam orang jago pembunuhn kelas satu akan berbondong-bondong datang kemari, dengan cepatnya mereka akan saling berhadapan muka dengan kalian."
"Yu Sam khi, sebelum kehadiranmu disini kami sudah kelewatan banyak menjumpai pembunuh-pembunuh yang kalian kirim kemari dan kami pun sudah banya mengalami pelbagai pengalaman yang mengerikan, kesemuanya itu masih belum cukup menciptakan suatu ancaman bagi kami, cuma ada satu hal yang ingin sekali kutanyakan hingga jelas.."
"Oooh, kaupun mempunyai persoalan yang belum kau pahami? " tukas Yu Sam khi, "Katakan saja, siapa tahu aku bisa memberi penjelasan bagimu!"
"Aku memang ingin mohon petunjuk darimu."
"katakana saja!"
"Mengapa kalian harus memilih saat-saat seperti ini?"
"Kau maksudkan disaat munculnya Pena Wasiat?"
"Benar, setiap umat persilatan menaruh hormat kepadanya, akan tetapi kalian...."
"Kami justru tidak memandang sebelah matapun terhadap mereka."
Cu Siau hong segera manggut-manggut, katanya lagi:
"Jadi sengaja menantangnya untuk berduel?"
"Itupun tidak ada gunanya, kami tak akan menghamburkan waktu untuk menghadapi persoalan yang sama sekali tiada kegunaannya."
"Benar, orang yang memimpin organisasi kalian itu, sungguh merupakan seseorang yang pandai sekali mengatasi segala masalah"
"Asal kau sudah mengerti, hal ini lebih baik lagi, sekarang, apakah aku sudah boleh meninggalkan tempat ini?"
"Kau tidak menguatirkan keselamatan jiwamu sendiri?"
"Aku...aku.."
"Yu Sam khi, kami bersedia meninggalkan dirimu, tapi mereka tak akan melepaskan kau dengan begitu saja."
"Cu Siau hong, kau maksudkan mereka dapat membunuhku?"
"Apakah akan membunuhmu atau tidak, aku rasa dalam hati kecilmu sudah tahu sendiri."
Yu Sam khi tertawa hambar.
"Terima kasih banyak atas petunjukmu sekarang apakah aku sudah boleh pergi dari sini?"
Kian Hui seng yang selama ini membungkam segera tertawa dingin selanya:
"Setelah membunuh orang kau anggap bisa pergi dengan begini saja dari sini?"
Yu Sam khi tertawa.
"Cu Siau hong, apakah aku boleh meninggalkan tempat ini dengan aman tenteram?"
"Boleh" jawab Cu Siau hong cepat, "Namun kami pun sudah sepantasnya mendapat sedikit balas jasanya"
"Aku mengerti"
Mendadak dia mengangkat sepasang tangannya tinggi-tinggi ketengah udara, sementara kesepuluh jari tangannya dirapatkan antara yang satu dengan lainnya, kemudian berseru sambil tertawa:
"Cu Siau hong, kemarilah! Aku akan memberitahukan kepadamu"
Cu Siau hong memasukkan kembali pedangnya kedalam sarung, kemudian pelan-pelan berjalan mendekat.
Apa yang kemudian diucapkan oleh Yu Sam khi diutarakan dengan suara yang amat rendah, sedemikian rendahnya sehingga hanya Cu Siau hong seorang yang dapat mendengar.
Tidak banyak yang mereka bicarakan, paling banter hanya tiga empat patah kata saja.
Kemudian tampak Cu Siau hong manggut-manggut sembari berkata:
"Silahkan saudara Yu!"
Kian Hui seng yang menyaksikan kesemuanya itu segera berkerut kening, tiba-tiba tegurnya:
"Saudaraku, apakah kau akan melepaskan dia pergi dengan begitu saja?"
"Ia telah membayar balas jasanya, tentu saja ia boleh pergi dari tempat ini."
Diantara sekian banyak orang yang hadir, sudah sejak lama Cu Siau hong sudah menanamkan kewibawaan yang besar, apalagi Kian Hui seng sendiri juga tak mampu untuk menghalanginya, tentu saja orang-orang yang lain cukup tahu diri, siapa pun tahu bahwa mereka tak mampu dibandingkan dengan Kian Hui seng.
Memandang bayangan punggung Yu Sam khi yang pelan-pelan pergi menjauh, Cu Siau hong berteriak lagi:
"Saudara Yu, bila kau berhasil meloloskan diri dari kematian, dengan senang hati kami akan menyambut kedatanganmu."
Yu Sam khi berpaling dan tertawa sahutnya:
"Aku pikir mereka sudah mempunyai alasan yang cukup baik untuk membunuhku, cuma aku ingin mempertaruhkan dugaanku sendiri."
Selesai berkata, dia segera mempercepat langkahnya berlalu dari tempat tersebut.
Sepeninggalnya orang itu, Kian Hui seng segera memburu kesisi Cu Siau hong dan tegurnya:
"Saudaraku, mengapa kau lepaskan dia?"
"Betul" sambung Thian Pak liat cepat, banyak sudah orang kita yang tewas, bahkan orang yang kita lindungi pun turut terbunuh."
"Siau hong pribadi sama sekali tidak berharga untuk dilindungi, yang perlu kita lindungi adalah rahasia didalam benaknya"
"Paling tidak, dia toh ada maksud untuk kembali ke jalan yang benar, tapi kita tak berhasil menyelamatkan jiwanya."
"Tak usah terlalu menyalahkan diri sendiri, kita telah berusaha dengan segala kemampuan yang kita miliki. Buktinya ilmu menyaru muka dari Yu Sam khi dapat mengelabui nona Si, tentu saja sulit buat kita untuk berjaga-jaga."
"Saudara Cu, sekalipun bukan lantaran kematian Siau hong, kitapun tidak seharusnya melepaskan dia pergi"
"Kematian Siau hong pun tak lebih hanya sempat mengutarakan sebagian dari rahasia yang tersimpan didalam dadanya, rahasia tersebut tidak banyak membantu untuk kita, sedang apa yang kita ketahui tentang organisasi rahasia tersebut pun tidak akan menjadi lebih banyak, oleh sebab itu kita harus memperhatikan Yu Sam khi."
"Saudara Cu, apa yang berhasil kau peroleh dari mulutnya?" tiba-tiba Oh Hong cun bertanya.
"Tidak banyak yang dia katakan, namun penting sekali artinya"
-----------------------ooo------------------------  

Pena Wasiat (Juen Jui Pi)Where stories live. Discover now