Pena 32

3.4K 48 0
                                    

"Kau bilang apa?" seru Ang Bo tan ti-ba-tiba dengan wajah tertegun dan kaget.
"Aku hanya ingin bertanya kepadamu, andaikata kau sampai menghianati kebun raya Ban hoa wan, maka bagaimanakah keadaan yang bakal kau hadapi waktu itu?"
Ang Bo-tan manggut-manggut.

"Tentu saja mereka akan mengirim orang untuk mengejarku, kemudian membinasakan diriku" sahutnya.
"Nah, itulah dia, kalau sampai begitu, bukankah kita harus melarikan diri saban hari untuk menghindarkan diri dari pengejaran mereka?"
"Oooh! Kalau begitu, tampaknya kau benar-benar menaruh perhatian khusus kepadaku?..
"Nona, masalah ini adalah suatu-simpul mati, apabila kita gagal untuk melepaskan simpul mati ini, sekalipun kita bisa meninggalkan tempat ini dalam keadaan selamat, lebih baik lagi kalau kita mati saja ditempat ini"..
"Kalau-kita bisa hidup sehari lebih lama, kenapa kita tidak hidup sehari lebih lama lagi?" .. . . .
"Andaikata saban hari kita dikejar-kejar orang dan harus melarikan diri kesana kemari, sekalipun hidup juga amat menderita, toh lebih baik mati saja."
"Saudara cilik, sungguhkah perkataanmu?"
"Seandainya kau tidak berhasil menemu-kan cara yang terbaik untuk menyelamatkan diri, sekalipun setiap patah kataku itu jujur apa pula gunanya?"
Ang Bo tan termenung dan berpikir bebe-rapa saat lamanya, kemudian berkata:
"Kau datang bersama orang Kay-pang, a-ku pikir hubunganmu dengan pihak Kay--pang pasti akrab sekali bukan?"
"Yaa, akrab . . . . akrab sekali!"
"Bagus sekali, jika Kay pang bersedia membantu kita, maka kitapun tak usah ta-kut terhadap mereka lagi" .
"Apakah kita akan bersembunyi didalam Kay-pang?" .
"Betul, kita bersembunyi didalam perkum-pulan Kay-pang, walaupun pengaruh dan kekuatan Ban hoa wan amat besar, aku yakin mereka masih belum berani mengusik Kay-pang.
"Waah, kalau soal itu mah aku rasa kurang begitu leluasa. Aku berasal dari perguruan Bu khek bun, jika sampai bergabung dengan Kay pang, bukan saja tindakanku tadi telah melanggar pantangan besar bagi umat persilatan, lagipula peraturan perguruanku juga tak akan membiarkan aku berbuat semaunya sendiri, waktu itu, pihak yang akan membunuh kita akan bertambah banyak lagi, sebab Bu khek bun sudah pasti tak akan melepaskan diriku."
"Yang diandalkan Bu khek bun selama ini Cuma Tiong Ling kang, kini Tiong Leng kang sudah mati, perkampungan Ing gwat san-ceng juga sudah musnah tertelan api, siapa lagi yang kau kuatirkan?"
"Nah, masuk perangkap kau!" pikir Cu Siau hong didalam hati.
Namun pemuda itu tidak terlampau tergesa-gesa, sambil mengalihkan pembica-raan ke soal lain, ujarnya:
"Tapi. . . dalam perguruan Bu khek bun masih ada orang, sebelum menghembuskan napas terakhir, mendiang guruku telah menyerahkan kedudukan ciangbunjin kepada toa suhengku. . ."
"Masa kau juga takut dengan suhengku?" sela Ang Bo tan cepat.
"Tentu saja, jelek-jelek dia kan suhengku juga, tentu saja kepandaian silatnya lebih hebat dari pada kepandaianku. masa aku tidak takut kepadanya?"

"Masa cara suhengmu mencabut pedang masih jauh lebih cepat daripada dirimu?"
"Tepat sekali! Dia adalah suhengku, tentu saja gerakannya mencabut pedang jauh lebih cepat daripada diriku"
"Aku sudah pernah menyaksikan permainan ilmu pedang Cing peng kiam hoat dari perguruan Bu khek bun kalian, tapi aku rasa gerak serangan tersebut tak ada yang sedemikian cepatnya"
'Permainan ilmu pedang Cing peng kiam hoat telah memperoleh kemajuan yang pesat sekali, itulah sebabnya kami dianggap sebagai duri dalam mata oleh pemilik kebun rata Ban hoa wan ini, sebab itu pula perkampungan Ing gwat san ceng dibakar, Bu khek bun dimusnahkan ....."
Ternyata Ang Bo-tan tidak bermaksnd untuk membelai Ban Hoa wan sebaliknya dia berkata pula:
"Andaikata setiap orang dalam Bu khek bun bisa mencabut pedang dengan kecepatan seperti kau. aku rasa Bu khek bun tak nanti akan musnah di dalam semalam saja"
Mendengar sampai disitu diam-diam Cu Siau hong berpikir.
"Inilah kesempatan yang amat baik, paling tidak hari ini kuselidiki dahulu kisah penyer-buan mereka terhadap perkampungan Ing -gwat san ceng kemudian baru berusaha untuk menyelidiki dimana It ki sute disekap mereka ...."
Tapi diapun mengerti, andaikata pihak lawan mengetahui kalau dirinya sedang memancing dengan mempergunakan siasat licik, sampai matipun gadis itu tak nanti akan berbicara.
Jadi boleh dibilang, pertarungan adu ke-cerdikan yang berlangsung kali ini adalah suatu pertarungan adu kecerdikan tingkat ting-gi, dan harus berbuat sedemikian rupa se-hingga pihak lawan sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang dipancing.
Sesudah mengambil keputusan didalam ha-ti, dia menghembuskan napas panjang kemudian duduk kembali, ujarnya.
"Nona. tentunya kau tidak turut serta di-dalam penyerbuan dan pertarungan malam dalam perkampungan Ing gwat san ceng."
"Sekalipun aku tidak turut serta, namun aku sempat mendengar mereka membicarakan persoalan ini, konon anak murid Bu khek bun tidak kuat menahan serangan, maka dengan cepat perkampungan Ing-gwat san ceng berhasil dimusnahkan"
"Mereka melancarkan serangan secara licik, lagi pula sudah mempersiapkan musuh dalam selimut, tak heran kalau perguruan Bu khek bun tak kuat menahan serangan mereka"
"Oooh.... tampaknya tidak sedikit latar belakang peristiwa ini yang berhasil kalian ketahui?" .
"Sekalipun tidak diselidiki, asal dilihat dari cara mereka roboh serta pedang yang belum sempat diloloskan, semuanya sudah tampak amat jelas .........."
"Konon pada waktu itu Tiong Leng-kang tidak hadir dalam perkampungan ....."
"Suhuku, sunio, susiok, toa suheng semuanya tidak berada dalam perkam-pungan, asal seorang saja diantara mereka hadir dalam perkampungan dan memberi perintah, tidak akan segampang itu mereka berhasil memunahkan perguruan kami"
'Apa yang sedang dilakukan suhumu waktu itu?"
Cu Siau hong segera berpikir:
"Aku tidak boleh berbohong dalam soal ini!"
Maka dengan terus terang katanya:
'Suhuku sedang bertarung melawan anak murid Khi kang bun dari Pak hay, akibatnya kedua belah pihak sama-sama terluka"
"Ehmmm, ternyata kau jujur sekali dan tidak berbicara bohong ..... " bisik Ang Bo--tan.
'Sekarang ini saat apa dan dalam keadaan apa? Mati hidup saja masih tanda tanya, kenapa aku musti membohongi dirimu?"
Ang Bo tan manggut-manggut.
"Seandainya setiap anak murid Bu khek -bun bisa melatih ilmu pedangnya hingga mencapai kecepatan seperti apa yang kau miliki, sekalipun bu tong sam kiat (tiga orang gagah dari Bu tong pay) juga belum tentu mampu untuk menandinginya"
Cu Siau-hong tak ingin membiarkan masalah pembicaraan tersebut dibawa semakin jauh dari pokok persoalannya, sambil menghela napas panjang segera tukasnya:
"Tahukah kau tentang Hek pa kiam su?"
Ang Bo tan ragu-ragu sebentar, tapi akhirnya dia manggut-manggut juga .....
Cu Siau hong segera berkata lebih jauh:
"Kami telah berhasil membunuh empat o-rang diantaranya, konon para pendekar pedang macan kumbang hitam itulah merupakan pokok kekuatan yang menyerbu perkampungan Ing gwat san ceng tempo hari"
Ang- Bo tan menjadi tertegun beberapa saat lamanya, kemudian sahutnya:
"Jadi kalian benar telah membinasakan empat orang pendekar pedang Hek pa kiam su?"
'Buat apa aku membohongi dirimu?"
"Kalau begitu tak aneh lagi"
"Apa maksudmu?"
'Tak pernah kalau pihak kebun raya Ban hoa wan telah menganggap kalian sebagai musuh besar, tak heran pula penjagaan yang dilakukan di tempat ini amat ketat ......"
Cu Siau hong menggerakkan tangan kanan nya membebaskan kedua buah jalan darah penting di tubuh Ang Bo tan, kemudian serunya:
"Nona, lancarkan dulu peredaran darah didalam tubuhmu! Tampaknya kemungkinan kita terkurung ditempat ini besar sekali"
"Kenapa?" .
Seandainys kita meninggalkan tempat ini, maka itu pasti akan dikejar-kejar oleh ke dua pihak, tidak meninggalkan tempat ini, terpaksa kita harus mati kelaparan di tempat ini"
Ang Bo tan menjadi termangu-mangu dengan perasaan bimbang, setelah menggerakkan sebentar sepasang bahunya, dia berkata:
"Saudara cilik, berapa usiamu tahun ini?"
"Aku musti memperbesar usiaku dengan dua tahun lebih tua" pikir Cu Siau hong.
Berpikir demikian ia lantas menjawab:
"Siaute sudah melewati dua puluh satu kali musim gugur!'..
"0ooh, kalau begitu aku empat tahun lebih tua darimu, sudah sepantasnya kalau kau menyebutku sebagai cici."
Cu Siau hong tertawa getir, katanya:

Pena Wasiat (Juen Jui Pi)Where stories live. Discover now