Pena 41

3K 40 0
                                    

SEPENINGGAL Tan Heng, Lik Hoo segera berjalan mendekat, kemudian katanya dengan suara rendah:
"Kongcu, kau tak usah kelewat menyesali diri sendiri, menurut penglihatan budak, kau benar-benar berkemampuan untuk menang-kan dia dan lagipula suatu kemenangan yang benar-benarjujur dan terbuka, seandainya kongcu tidak segera menarik kembali seranuganmu, niscaya bacokan pedang tadi telah berhasil mengutungi lengan kirinya"
"Tapi bila dia melancarkan serangan de-ngan sepenuh tenaga, dalam seratus gebra-kan saja dia masih sanggup merenggut nya-waku"
Ooooh ''
"Dia telah berbelas kasihan kepadaku, didalam melancarkan serangan goloknya tadi ia tidak sertakan tenaga dalamnya, itulah sebabnya aku baru dapat melatih diri dalam jurus-jurus pedangku yang sesungguhnya belum kukuasai, untunglah aku berhasil menangkan satu gebrakan darinya"
Ketika mendengar perkataan tersebut, Lik Hoo segera menundukkan kepalanya dan tidak berbicara lagi. Kembah Cu Siau hong berkata.
"Jago lihay seperti Kian Hui-seng, Kian tayhiap jarang sekali dijumpai dalam dunia persilatan, seandainya ilmu goloknya tidak sangat lihay, mustahil jurus pedangku bisa terpancing keluar'
"Kongcu terlalu berjiwa mulia"
Cu Siau hong, mengalihkan sorot matanya dan memandang sekejap ke arah Lik Hoo, Ui Bwee serta Ang Bo tan, tiba-tiba satu ingatan melintas dalam benaknya, segera ujarnya:
"Ketika melakukan perjalanan dalam dunia persilatan tempo hari, apakah kalian bertiga pernah bekerja sama untuk menghadapi musuh. . . ?"
"Walaupun kami bertiga mempunyai hubungan persaudaraan yang amat akrab, tapi jarang sekali bekerja sama untuk mengha-dapi musuh" jawab Lik Hoo.
"Mengapa?.."
"Setiap kemampuan yang dimiliki tiap manusia adalah berbeda, turun tangan bersama menghadapi lawan pun tentu bisa mendatangkan hasil apa-apa, malahan ada ka-lanya justru merepotkan diri serdiri"
"Ooooh, kiranya begitu "
Ia lantas mengulapkan tangannya sambil berseru: "Mari dekatlah kemari!"
Ketiga, orang perempuan itu segera berjalan mendekati Cu Siau hong ........
"Sekarang aku hendak mewariskan serangkaian ilmu pedang yang terdiri dari tiga ju-rus serangan kepada kalian, ilmu pedang tersebut agaknya merupakan semacam ilmu pedang yang amat baik untuk dilancarkan bersama-sama'
Dia mengatakan agaknya itu, berarti tidak berani memastikan secara meyakinkan, hal mana membuat Lik Hoo menjadi terte-gun.
"Maksud kongcu, kau sendiripun tidak begitu paham apakah kepandaian tersebut merupakan suatu ilmu kerja sama atau bu-kan?" kata Ui Bwee kemudian.
"Ji-ci, apakah kau belum dapat melihat, kongcu adalah seorang yang berpandangan luas, tapi belum sempat memperoleh kesempatan untuk mempergunakan jurus pedang tersebut, barulah dalam pertarungannya melawan Kian tayhiap tadi dia baru berhasil memahami pelbagai jurus pedang yang ter-simpan didalam benaknya' sela Ang Bo-tan.
Cu Siau hong segera manggut-manggut. "Yaa, memang begitulah" dia berkata.
"Kongcu bersedia mewariskan ilmu pe-dang kepada kami, sebelumnya kami se-mua ucapkan banyak terima kasih"
"Disini terdapat sepuluh jurus serangan ilmu pedang, tiga jurus menyerang tiga bagian tubuh manusia bagian atas, tiga jurus menyentuh tiga bagian tengah dan tiga jurus menyerang bagian tubuh manusia bagian bawah, sebenarnya serangan itu harus dilancarkan oleh satu orang, tapi andaikata ada tiga orang yang melancarkan serangan bersama, bukankah kekuatannya menjadi jauh lebih tangguh?"
"Benar!"
"Kongcu, bila setiap orang melancarkan tiga jurus serangan, berarti jumlahnya baru sembilan jurus, bagaimana dengan yang satu jurus lagi ... .?' seru Ang Bo tan.
"Sisanya yang satu jurus tak perlu kali-an pelajari lagi" kata Cu Siau hong ce-pat. "Menga pa?"
"Kalau kalian setiap orang sudah melancarkan tiga jurus serangan, namun belum berhasil memukul mundur lawan, maka kalian tak usah bertarung lebih jauh"
"Sepuluh kurang satu, apakah jurus sera-ngan ini menjadi tidak lengkap dan kedodo-ran?" "Tepat sekali! ilmu pedang ini memang disebut Sip jian kiam hoat (ilmu pedang ti-dak lengkap)..
"Sip jian kiam hoat?- Mengapa ilmu pe-dang tersebut dinamakan denmikian?" tanya Ui Bwee.
Sesungguhnya Cu Siau hong sendiripun merasa amat tidak mengerti tentang ilmu pedang Sip jian kiam hoat tersebut, tapi sesudah ditanya oleh Ui Bwee, satu ingatan dengan cepat melintas didalam benaknya, dengan cepat dia menjawab:
"Karena ilmu pedang ini semuanya tercerai berai, dalam setiap jurus serangan tersebut seakan-akan terdapat banyak kekurangan-kekurangannya."
"Ilmu pedang kongcu amat sempurna, jurtus serangannya juga sangat aneh, kepandaian tersebut benar-benar merupakan kepandaian yang belum pernah kami sekalian saksikan sebelumnya" ucap Ang Bo tan.
"Bila ilmu pedng yang dihapalkan kongcu, sudah dapat dipastikan kepandatan itu tentu merupakan semacam kepandaian yang lihay' sambung Ui Bwee.
"Orang yang cacad mata, tentu saja tajam dalam pendengaran.. ." tambah Lik Hoo.
Ucapan tersebut segera melintaskan satu ingatan dalam benak Cu Siau hong, sambil tertawa segera sambungnya:
"Benar,justru karena serangannya kelewat dahsyat sehingga ada cadadnya, maka ilmu tersebut baru dinamakan Sip jian kiam hoat, akan tetapi jika tiga orang cacad turun tangan bersama. .. ?"
Mendadak dia membungkam, termenung tidak berbicara lagi.
Lik Hoo sekalian segera berpaling, mereka saksikan Cu Siau hong sedang berdiri dengan wajah serius, tampaknya dia sedang memikirkan suatu masalah yang penting.
Ketiga dayang itu segera saling berpandangan sekejap kemudian bersama-sama berdiri disisi arena. Lama kemudian Cu Siau hong baru menghembuskan napas panjang sembari berkata lagi:
"Jika tiga kekuatan bergabung menjadi satu, seharusnya serangan tersebut akan berubah menjadi serangan paling dahsyat yang ada di kolong langit.. ."
Lik Hoo seperti telah memahami maksud dari Cu Siau hong tersebut, pelan-pelan katanya:
"Kongcu, sebelum perkenalan dengan kongcu kami adalah perempuan-perempuan yang tak ada harganya dikolong langit, berkat usaha kongculah kami berhasil melepaskan diri dari lumpur kehinaan, sejak itulah kami sekalian telah bersumpah akan mengiku-ti kongcu untuk selamanya .....'.
"Bagus, asal kalian bisa mempunyai ingatan semacam itu, hal mana sudah cukup" tukas Cu Siau hong, bila dunia persiiatan sudah menjadi tenang kembali, kalianpun harus memilih jodohnya masing-masing, bagaimanapun juga tak mungkin kalian akan ber-kelana terus dalam dunia persilatan"
Lik Hoo tersenyum.
"Kami tahu bahwa kami hanya bunga‐bunga yang telan ternoda, apa yang menjadi harapan kami adalah selalu mendampingi kongcu, melayani kebutuhan kongcu dan berbakti kepada kongcu, hanya itu saja sudah cukup membuat hati kami merasa amat puas"
Kami telah berunding bahwa dalam kehidupan kami setelah ini, tak akan pernah kawin lagi dengan orang lain" sambung Ang Bo tan, "kami akan mengikuti kongcu untuk selamanya, semoga saja kongcu jangan mengusir kami pergi darisini."
Mendadak Cu Siau hong mendapat satu ingatan, sambil tersenyum segera katanya:
"Baik, asal kalian dapat hidup baik‐baik sebagai manusia yang benar, aku pasti akan mengaturkan segala sesuatunya bagi kalian, sekarang aku hendak mewariskan dulu jurus‐jurus pedang Sip jian kiam hoat tersebut kepada kalian."
Caranya memberi pelajaranpun sangat praktis tapi jelas, mula‐mula dia membuatkan gambarannya lebih dulu di atas tanah, menerangkan posisi bertahan serta perubahan jurus serangannya setelah dalam hati
masing‐masing sudah mempunyai suatu gambaran yang jelas, ia baru mewariskan teori yang sebenarnya.
Didalam kenyataan, keadaan dan situasi yang mereka hadapi sekarang, memang bukan suatu kesempatan yang baik untuk mewariskan ilmu pedang kepada mereka bertiga.
Dengan cepatnya Kian Hui seng telah muncul kembali di depan mata.
Tampak dia muncul dengan wajah sangat murung, dari situ bisa diketahui kalau pembicaraan diantara mereka menemui kegagalan.
Benarjuga, Kian Hui seng segera menggelengkan kepalanya berulang kali, setelah menghela napas katanya:
"Cu cengcu, maaf! Tampaknya diantara kita harus dilangsungkan suatu pertempuran antara mati dan hidup"
'Kian tayhiap, apakah kau dapat menerangkan dengan lebih jelas lagi.. . ?"
"Baik, mereka telah memberitahukan kepadaku, hanya ada dua cara yag bisa ditempuh untuk menolong anak istriku, pertama adalah memenggal batok kepalamu, atau kedua adalah mengorbankan selembarjiwaku sendiri"
Cu Siau hong segera tertawa.
"Jadi Kian tayhiap telah berhasil mereka taklukkan?."
Kian Hui seng segera berbisik dengan ilmu menyampaikan suara:
"Mereka telah mengirim orang untuk mengawasi gerak gerikku dari belakang." Sedang diluar, ia berseru dengan suara lantang.
"Bagaimana juga, lohu tak bisa membiarkan anak istriku mati tanpa ditolong" "Mereka berada dimana sekarang??" bisik Cu Siau hong lirih.
"Agahnya dia berada takjauh di bela-kangtubuhku".
Cu Siau hong segera melepaskan tanda rahasia, sementara diluarnya dia berseru launtang:
"Kian tayhiap, kau sudah bertarung deng-anku, terus terang saja, ilmu golok Kian tayhiap belum tentu mampu untuk menang-kan diriku"
Lalu dengan suara lirih lanjutnya.
"Aku telah mengirim orang untuk menyelidiki jejak anak istrimu, tapi entah bagaimanakah keputusan Kian tayhiap terhadap o-rang yang datang mengawasi dirimu itu?"
'Selama hidup lohu tak suka membunuh o-rang, tapi keadaan yang kuhadapi tampaknya memaksa aku harus membunuh orang"
"Boanpwepun berpendapat demikian, bila cuma dua orang yang mengawasi kita maka kita harus berusaha untuk membunuh mereka."
"Mereka terlalu banyak curiga, juga amat teliti, mereka telah memberitahukan kepadaku bahwa mereka mempunyai sema-cam tanda rahasia, asal tanda itu dilepaskan- maka mereka akan segera membunuh anak istriku, itulah sebabnya walaupun lohu berdiri saling berhadapan dengan mereka, namun tak berani sembarangan turun tangan"
Cu Siau hong segera meloloskan pedangnya sambil menciptakan selapis bunga pe-dang, kemudian serunya:
"Berhati-hatilah kau!"'Srreeeeet, srreeeeett ... . "secara beruntun dia lancarkan dua buah serangan ki-lat. Kemudian dengan suara lirih bisiknya:
"Sembari bertarung kita sembari memeriksa tempat persembunyian mereka, kalau mereka terdiri dari dua orang maka kita ma-sing-masing menghadapi seorang, serang mereka dengan sekuat tenaga dan kalau bisa berhasil dalam sekali serangan, agar mereka tak sempat melepaskan tanda rahasia...."
"Baik, asal jejak mereka berhasil ditemukan, kau membunuh yang disebelah kiri dan aku menyerang sebelah kanan"
Sambil berkata dia lantas mengayunkan goloknya sambil melancarkan serangan balasan. Suatu pertempuran sengit pun segera berkobar di tempat itu.
Tampaknya cahaya golok menyilaukan mata, hawa pedang menyelimuti udara.
Tapi dalam kenyataan kedua orang itu sama-sama sedang bermain sandiwara, mes-ki permainan golok dan pedang mereka sedap dipandang, dalam kenyataan pertempu-ran itu sama sekali tidak membahayakan jiwa siapapun.
Sembari bertempur, mereka awasi terus sekeliling tempat itu.
Cahaya golok, bayangan pedang telah menyelimuti maksud tujuan mereka yang se-benarnya.
Lingkaran pertarungan merekapun makin lama semakin besar, kini telah berkembang ke arah sepuluh kaki ke arah barat.
Sementara itu pertarungan sudah dilangsungkan hingga kebelakang sebatang pohon besar.. Mendadak dari balik kegelapan, mereka saksikan ada empat buah cahaya tajam berkilat. Itulah mata manusia.
Cu Siau hong telah melihatnya, Kian Hui seng juga telah melihatnya ....
Kedua orang itu segera saling bertukar pandangan sekejap.
Mendadak cahaya golok dan pedang saling berpisah, kemudian terlihat dua rentetan cahaya berkilat menyambat kebelakang pohon besar.
Ditengah jeritan ngeri yang meyayatkan hati, tampak kedua gulung darah muncrat ke empat penjuru. Belum sempat kedua orang lelaki berpakaian ringkas itu berdiri tegak, mereka telah roboh kembali. Yang mampus ditangan Kian Hui seng telah berubah menjadi setan tanpa kepala.
Sedangkan yang mampus ditangan Cu Siau hong kena tertusuk dadanya sampai tembus ke punggung.
Kedua orang itu mampus seketika tanpa sempat memberikan perlawanan apa-apa. Setelah menarik kembali serangan golokny,. dengan wajah sedih Kian Hui seng berkata:
"Sekarang, aku telah bermusuhan dengan mereka, aaai.... lohu benar-benar merasa kuatir sekali bila mereka sampai mencelakai anak istriku '
''Ilmu golok Kian tayhiap sangat lihay, kurasa putri dan istrimu itu pastilah jago-ja-go wanita yang lihay pula?'
'Justru kebalikan dari pada apa yang Cu Cengcu katakan, mereka justru tak pandai bersilat'' 'Tak pandai bersilat''
"Istriku adalah seorang yang berhati mulia, tidak suka segala macam pembunuhan, selama hidup aku berpantang membunuh, hal ini sebagian besar adalah atas pengaruhnya, sedangkan putriku, diapun terpengaruh oleh istriku sehingga tidak suka dengan ilmu silat, lohu hanya mewariskan sedikit ilmu untuk menenangkan hati dan menyehatkan badan saja kepada mereka.
'0oohh..."
Terdengar Kian Hui-seng kembali berkata lebih jauh:
''Kesalahan yang paling besar adalah tidak sepantasnya kuajak mereka melakukan perjalanan dalam dunia persilatan sehingga tertimpa bencana seperti saat ini''
"Kian tayhiap, tahukah kau siapa yang telah menahan mereka selama ini....?''
"Hingga detik ini, hanya dua orang yang secara resmi mengadakan pembicaraan dengan diriku" "Apakah Kian tayhiap tiada dendam sakit hati apapun dengan mereka. . ."
''Benar, selamanya tidak saling mengenal, mereka pun telah menerangkan, mereka menawan anak biniku karena mereka hendak memaksa aku untuk membunuh kau atau tiga orang anak buahmu"
'Sekarang aku telah memerintahkan segenap anggota perkampunganku untuk melacaki jejak anak istri Kian tayhiap, asal mereka benar-benar masih berada di sungai Siang-kang, aku akan percaya, kemungkin-an mereka untuk berhasil menemukan anak istrimu adalah besar sekali!'
"Manusia telah berusaha, Thianlah yang maha kuasa! Walaupun lohu amat menya-yangi anak istriku, tapi
aku tak bisa berbuat apa-apa jika nasib berbicara lain.'
"Kian tayhiap, gara-gara aku, sehingga membuat anak istrimu menjadi korban...." Kian Hui seng menghela napas panjang, katanya:
"Cu cengcu, kau tak usah bersedih bagi lohu, seorang lelaki tak mampu melindungi keselamatan anak istrinya sudah merupakan suatu kejadian yang sargat memalukan, bila gara-gara mereka, aku sampai melalukan perbuatan yang merugikan dunia persilatan, apakah hal tersebut tidak lebih memalukan lagi? Apalagi kenyataannya lohu memang tak mampu menangkan dirimu.. .'.
"Kian tayhiap telah berbelas kasihan kepadaku, Cu Siau hong dapat merasakan hal ini" "Waktu-waktu seperti itu sudah lewat, sekarang.. . sekarang lohu. .."
Suatu perasaan sedih mendadak muncul dari dalam hatinya dan menghiasi seluruh wajahnya.
Cu Siau hong ingin menghiburnya dengan beberapa patah kata, namun diapun tak ta-hu bagaimana harus berkata.
Pada saat itulah, tampak sesosok bayangan manusia berkelebat mendekat dengan kecepatan tinggi.. Sambil nenggenggam goloknya kencang-kencang, Kian Hui seng segera menegur di-ngin:
"Siapa?"
'Aku!"
Menyusul jawaban tersebut, bayangan manusia itu sudah berjalan ke hadapan Cu Siau-hong. Ternyata yang datang Adalah Kui-meh Ong Peng.
"Ada kabar apa?" bisik Cu Siau hong.
"Barusan pihak perkumpulan Pay kau datang laporan yang mengatakan bahwa diatas sungai Siang-kang terdapat tiga buah perahu besar yang sangat mencurigakan, mereka telah mengirim orang untuk melakukan penyelidikan, aku percaya mereka segera akan memberikan sebuah jawaban yang memuaskan hati"
"Maksudmu, diantara ketiga buah perahu besar itu terdapat anak istriku seru Kian Hui -seng'
"Tentang soal ini, sedang mengirim orang untuk melakukan penyelidikan, entah bagaimana hasilnya ....' "Beritahu kepadaku, sekarang ketiga buah perahu besar itu berada dimana?"
"Locianpwe beritahu kepadamu juga tak berguna, kau juga tak boleh ke sana" kata Ong Peng.
"Kenapa?' Cu Cengcu merupakan satu‐satunya musuh tangguh yang pernah kujumpai selama hidup, kecuali Cu cengcu, belum pernah aku menjumpai musuh yang sanggup menandingi diriku"
"Kian tayhiap, hamba memberanikan diri ingin mengajukan satu pertanyaan kepadamu" "Persoalan apa cepat katakan"
"Kian tayhiap, kau mengharapkan anak istrimu mati atau hidup?"
"Kalau bisa menyelamatkan mereka, ten‐tu saja lohu menginginkan mereka tetap hidup, entah pengorbanan apa pun yang akan kubayar"
'Nah, itulah dia, kami sanggup menolong mereka semua tetap hidup"
"Tapi .... mungkin hal ini?"
"Paling tidak sekarang kita sedang menempuh perjalanan tersebut"
"Dapatkah memberitahu kepada lohu cara apakah yang kalian pergunakan untuk menghadapi mereka" "Hamba sedang memohon petunjuk serta perintah dari cengcu'
"Maksud hamba, kita harus berusaha mencari akal dulu untuk mengirim orang, guna melindungi istri dan putrimu, kemudian kita baru menyerbu keatas dan membebaskan mereka dari mara bahaya'
"Cara ini memang lumayan, tapi siapakah yang dapat melindungi mereka bertiga, kan suatu masalah yang sangat penting"
"Soal ini tergantung bagaimanakah perintah dari kongcu kami nanti....'
"Cu cengcu, bila kau dapat menyelamatkan istri dan putriku, aku rasa istriku mungkin akan berubah caranya memandang ter‐hadap segala urusan dalam dunia, andaikata sampai begitu, lohu pasti akan membalas budi kebaikan itu."
"Tidak berani, Kian tayhiap, aku pasti akan berusaha dengan sepenuh tenaga"
Baik, kalau begitu lohu ucapkan banyak terima kasih lebih dulu'
Setelah berheti sebentar, dia melanjut‐kan.
"Cu cengcu, apakah lohu boleh mendengarkan rencana yang kalian susun dalam usaha pertolongan ini?"
"Dengan senang hati akan kami sambut locianpwe untuk turut serta didalam perancangan ini''. sahut Cu Siau hong.
''Baik, anggap lohu juga masuk hitungan, bila Cu cengcu hendak memberikan sesuatu perintah, silahkan saja sampaikan kepada lohu"
''Kalau begitu kuucapkan bamyakterima kasih dulu"
'Cu cengcu tak usah sungkan-sungkan, a-ku berbicara dengan hati yang tulus"
Cu Siau hong tersenyum, dia segera ber-paling ke arah Ong Peng, seraya bertanya: "Siapa saja yang telah kau kirim?"
"Toan San, Hee Hay, Lau Hong, Be Hui dan dipimpin Seng ya, mereka memakai dua buah sampan kecil bergerak ke depan, segala sesuatunya telah dipersiapkan dengan matang"
"Baik! sedang yang lain?"
"'Tujuh harimau berada tiga puluh kaki disekitar kongcu, asal kongcu turunkan pe-rintah, mereka segera akan memberikan bantuannya ke arah manapun yang dibutuhkan"
"Bagaimana dengan Seng Hong dan Hoa Wan?.."
"Mereka tetap tinggal di pantai sambil mengawasi tanda yang dilepaskan, untuk memberikan bantuan' Kian Hui seng berpaling ke arah Ong- Peng seraya bertanya:
"Apakah lohu pun akan menerima perintah untuk melakukan sesuatu tugas....?"
"Aku tahu kalau ilmu silat yang dimiliki Kian tayhiap sangat lihay, tapi saat ini bukan saatnya untuk beradu dengan menggunakan ilmu silat, harap Kian tayhiap berada bersamn cengcu kami saja sembari menunggu datangnya laporan mereka, kemudian barulah kami minta bantuanmu"
Kian Hui seng manggut-manggut.
"Belakangan ini, sekalipun lohu tidak sering melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, namun sudah sering kudengar tentang kejadian di dalam dunia persilatan, tapi organisasi seperti kalian itu memang terasa asing sekali.'
'Aku maupun saudara-saudaraku adalah orang-orang yang baru saja terjun kedunia persilatan belum lama" Cu Siau hong menerangkan..
''Aku lihat kelompok yang bergabung di antara kalian semua rata-rata adalah orang muda semua"
"'Benar usia kami memang tidak terlalu besar'
"Sebenarnya kalian orang-orang muda membentuk satu kelompok dan melakukan perjalanan bersama dalam dunia persilatan apakah maksud tujuan yang sesungguhnya" sambung Kian Hui seng lebih lanjut.
"Tampaknya, dunia persilatan telah dikendalikan oleh sebuah kekuatan yang amat rahasia .... Kian Hui seng manggut-manggut
"Yaa, seandainya lohu tidak mengalami sendiri peristiwa ini mungkin sekarang su-lit bagiku untuk mempercayai perkataanmu itu" sela Kian Hui seng cepat.
"Sekarang kau sudah percaya!"
"Tidak percayapun harus percaya, sejak pena wasiat melakukan pengeritikan terhadap umat persilatan, tiba-tiba saja dunia persilatan menjadi tenang kembali, belum pernah terjadi pertikaian apa-apa, semua orang menaruh kepercayaan yang besar terhadap pena wasiat, oleh karena itu termasuk juga lohu sekalian manusia-manusia yang suka mencampuri urusan orangpun merasa tak punya pekerjaan yang bisa dilakukan, oleh karena itu sebagian besartelah mengundurkan diri"
"Pena wasiat telah mengungkapkan banyak kedok manusia-manusia munafik dari dunia persilatan, sebab itu kawanan manusia keji dan manusia laknat dari dunia persilatan semakin merahasiakan jejaknya dengan lebih baik, mereka tidak berusaha untuk mencari nama lagi, bahkan namapun tak dipergunakan lagi, mereka tak saling berhubungan malah tidak saling mengenal, mereka hanya berkumpul dalam suatu komando untuk melaksanakan tugas, begitu selesai mereka membubarkan diri lagi, meski sepintas lalu mereka seakan-akan tidak saling berhubungan dalam kenyataan sesungguhnya merupakan satu kelompok."
"Bagaimanakah cara mereka untuk melatih ilmu silatnya?"
"Itulah penyebab mengapa dunia persilatan menjadi tenang selama banyak tahun, yang mereka butuhkan adalah waktu untuk mendidik sekawanan manusia yang bisa dipergunakan tenaganya"
Kian Hui seng tertawa getir.
"Cu cengcu, usiaku tidak terlalu tua, mengapa kau harus menerjunkan diri di dalam pertikaian ini?"
"Itulah yang dinamakan suatu perimbangan kekuatan, bila muncul sekawanan pencoleng yang misterius dan penuh rahasia, harus dihadapi pula oleh sekawanan manusia yang sanggup untuk menghadapinya, bukankah demikian?"
"Kohu benar-benar merasa amat menyesal, selama hidup aku hanya menganggap asal tidak melakukan kesalahan pasti beres, tapi apa yang dipikirkan ternyata kelewat sedikit, anak muda, beritahu kepadaku, sebenarnya apakah aku ada hubungannya dengan Pena wasiat?"
''Locianpwe, mengapa secara tiba‐tiba kau ajukan pertanyaan seperti ini?"
"Kecuali pena wasiat, tak dapat menduga siapakah yang bisa memiliki kepandaian dan kecerdasan seperti ini?"
Cu Siau hong tertawa, katanya:
"Aku tidak tahu, apakah kau ada hubungannya dengan pena wasiat, tapi aku selalu merasa ada semacam kekuatan yang selalu memberi petunjuk kepadaku."
"Kian tayhiap, kau kenal dengan pena wasiat?" tiba‐tiba Ong Peng menyela.
"Aku pernah menerima sepucuk suratnya, dia pernah bilang pernah berjumpa denganku, tapi aku tak bisa mengingatnya, dimanakah kami pernah bersua"
Terhadap orang yang emnamakan dirinya pena wasiat, Cu Siau hong memang menaruh rasa tertarik yang sangattebal, maka ujarnya kemudian:
"Locianpwe, apakah kau sama sekali tak punya gambaran terhadap orang itu?"
"Setelah kuterima suratnya, akupun pernah berpikir dengan seksama, tapi aku tak dapat membayangkan manusia seperti apakah dia"
Tanpa terasa Cu Siau hong teringat dengan Lo Liok sipenjaga kuda, juga teringat kitab pusaka Bu beng kiam boh.
Hingga sekarang dia baru mengerti bahwa ilmu silat yang tercantum didalam kitab pusaka Bu beng kiam boh tersebut se‐sungguhnya merupakan iimu silat pilihan yang amat lihay.
Jelas kitab tersebut merupakan sejilid kitab pusaka yang tak ternilai harganya.
Sayangnya orang itu sudah menjadi teka teki besar baginya, apakah dia sudah mati? Atau masih hidup? Sampai sekarang dia sen‐diri pun tidak tahu.
Dari Lo Liok dia pun teringat dengan si Dewa pincang Ui Thong.
Manusia aneh dari dunia persilatan itu telah mempergunakan kepandaian ilmu per‐bintangannya yang luar biasa untuk membawa dirinya tersembunyi dalam suatu lingkaran hidup yang amat kecil.
Dia ingin meloloskan diri dari takdir, ingin meloloskan diri dari kematian akhirnya malah mengubur segenap kepandaian yang dimilikinya.
Dia akhirnya tak bisa juga meloloskan diri dari kematian.
Dunia yang fana ini seakan-akan dikendalikan oleh sesuatu kekuatan yang misterius, kekuatan tersebut tak depat diselidiki asal mulanya, tentu saja tak dapat pula menghancurkan ataupun menghadapi kekuatan misterius tersebut.
Tapi ilmu silat yang di wariskan Ui Thong kepadanya membuktikan kalau kepandaian tersebut memang benar-benar merupakan semacam kepandaian silat yang sangat lihay.
Sementara dia masih termenung, Kian Hui seng telah mendehem berulang kali sambil berkata: "Cu cengeu, apa yang sedang kau pikirkan"
"Aku sedang berpikir, Pena wasiat tersebut sebenarnya manusia seperti apa.?"
'Didalam suratnya dia telah menyebut pernah berjumpa dengan aku, dan aku rasa hal ini tak bakal salah lagi, cuma sayangnya aku sama sekali tak bisa mengingatnya kembali"
Aku rasa dia seharusnya berusia lima puluh tahunan lebih, atau mungkin lebih tua lagi"
"Seharusnya dia adalah seorang yang berusia sebaya dengan lohu atau lebih tua lagi, Kalau dihitung-hitung dia berusia enam puluhan tahun keatas"
"Aku rase dia pasti tidak terlalu gemuk malah agak kurus memelihara jenggot pan-jang dan berdandan sangat sederhana"
Dia memberikan gambaran wajah man-pun potongan badannya sesuai dengan keadaan Lo Liok si tukang kuda, dia berharap dapat memberikan sebuah gambaran untuk menyegarkan kembali ingatan Kian Hui-seng,
Surat itu sudah kuterima pada dua puluh tahun berselang, padahal selama ini sudah kelewat banyak orang yang kujumpai. Sulit bagiku untuk mengingatnya kembali"
Kian tayhiap, pikirlah pelan-pelan. Mungkin sesuatu hari kau akan mengingat kembali. Tiba-tiba terdengar Ong Peng berbisik dengan suara lirih:
"Kongcu mereka telah melepaskan tanda rahasia '' .
"Oooh.... sudah melepaskan tanda rahasia, seru Kian Hui seng, "mengapa aku tidak merasakannya?"
"Tanda rahasia tersebut merupakan kode rahasia dari perkampungan kami, orang yang tidak tahu keadaan yang sebenarnya, tentu saja tidak akan memahaminya'
'Ooooh tampaknya sebelum terjun ke dalam dunia persilatan kali ini, kalian sudah membuatkan
persiapan yang cukup matang.
"Tak bisa dibilang sebagai suatu persiapan" satut Cu Siau hong, "Tapi untuk melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, persiapan memang sedikit banyak diperlukan"
Sorot matanya tegera dialihkan ke wajah Ong Peng kemudian melanjutkan "Apa arti dari tanda rahasia yang telah dilepaskan?'
"Orang orang kita sudah mendekati ketiga buah perahu besar yang mencurigakan itu, tapi belum bisa memastikan diperahu yang manakah tawanan itu mereka sekap untuk menghindari suatu tindakan yang mengejutkan lawan, mereka tak berani naik ke atas perahu, mereka minta waktu yang lebih lama lagi sebeluun dapat memberikan laporan yang pasti"
Cu -Siau hong mengerti bahwa operasi semacam ini tak mungkin bisa dilaksanakan oleh orang-orang perkampungannya, sudah pasti orang-orang Pay kau telah memberikan bantuannya,
Kian Hui seng yang mendengar perkata-an itu merasa sangat kagum, diam-diam pikirnya:
"Orang ini masih berusia muda belia, ta-pi bisa memimpin organisasi ini secara sempurna, betul-betul bukan merupakan sesuatu yang gampang"
Sementara itu, tiba tiba Ong Peng berkerut kening, kemudian bisiknya lagi:
"Ada orang datang!'
"Musuh?"
"Benar"
'Lepaskan mereka!'
Dia. segera membalikkan badan dan lenyap tak berbekas.
"Semuanya menyembunyikan diri' bisik Cu Siau hong lirih.
Tan Heng dan Lik Hoo sekalian bersaudara segera menyelinap masuk kebalik semak belukar. Cu Siau hong pun menyambar kedua so-sok mayat tersebut seraya berpesan.
'Kian tayhiap, hadapi mereka baik-baik, kami akan menyembunyikan diri lebih dahulu"
Sambil menarik napas, dia segera melompat naik ke atas pohon besar.
Ternyarta kedua mayat itupun dibawa naikjuga keatas pohon besar.
Kian Hui seng manggut-manggut pikirnya.
"Pemuda ini betul-betul bukan seorang sembarangan."
~Semetara dia masih termenung, menda-dak telinganya sudah mendengar sedikit suara yang mula-mula terdengar adalah suara aneh yang tak diketahuinya.
Tapi Kian-Hui seng tahu kalau suara tersebut merupakan semacam tanda rahasia, ia tak tahu bagaimana
harus menjawabnya, sebagai jago yang perngalaman dengan cepat dia melangkah maju untuk mendekatinya.
Ternyata mereka selalu berhenti dibawah pepohonan yang rindang sehingga sulit untuk melihat jelas paras muka mereka.
Terdengar suara seseorang berkumandang dari beberapa kaki disisi arena tersebut: "Kian tayhiapkah disitu?"
"Betul, memang lohu"
"sesosok bayangan manusia segera melompat keluar dan berhenti ddepan Kian Hui seng.
Ternyata orang itu adalah seorang lelaki berbaju ringkas berwarna hitam, ditangan kirinya memegang sebuah senjata garpu.
Orang berbaju hitam itu memperhatikan Kian Hui seng sekejap, setelah itu katanya: "Kian tayhiap, baik-baikkah kau ?"
"Bukankah kau saksikan lohu masih berdiri baik-baik, di tempat ini?'
"Dimanakah mereka?"
"Lohu tidak melihatnya"
'Mereka berada disekitar tempat ini me-ngawasi dirimu""Kalau memang mengawasi aku, mengapa pada pergi semua"
Orang berbaju hitam itu segera mengge-lengkan kepalanya berulang kali, sahutnya:
"Mustahil, mereka tak akan meninggalkan tempat ini, sebab tempat sekitar tempat ini amat kacau, ada orang-orang dari Ing gwat san ceng, juga terdapatjago-jago lihay dari Pay kau serta Kay pang"
'Kecuali Cu cengcu yang sudah bertanding melawan lohu, belum pernah kujumpai orang-orang yang lain" "Cu siau hong telah kabur?"
"Entahlah, aku tidak tahu, mungkin saja dia berada di sekitar tempat ini"
"Keadaannya sedikit rada kurang beres, Kian tayhiap, kau pun tak usah berada di sini lagi' "Lantas harus ke mana!"
"Pergi menjumpat atasan kami"
"Tidak bisa jadi, aku harus menunggu Cu cengcu disini untuk melangsungkan pertarungan sengit dengannya!"
"Sekarang situasinya telah mengalami perubahan, kau pun tak usah menunggu lagi disini"
"Tidak bisa, jika lohu tidak berhasil membunuh Cu Siau hong, terpaksa aku harus mengorbankan diri diujung pedangnya, aku hanya berharap apa yang telah kau katakan itu masuk hitungan dan kalian memegang janji untuk melepaskan anak istriku"
"Padahal Kian hujin serta kedua orang nona berada dalam keadaan selamat dan tente-ram, Kian tayhiap tak usah banyak berpikir yang bukan-bukan."
"Lohu tak berani mengatakan tidak kuatir sebelum berjumpa muka dengan anak istriku" Orang berbaju hitam itu segera tertawa, katanya kemudian:
"Asal Kian tayhiap berhasil membunuh Cu Siau-hong, kau akan segera dapat bersua dengan anak istrimu'
‐ooo0ooo‐
BAGIAN 42
PADAHAL harapan lohu yang paling be-sar sekarang adalah ingin sekali ber-jumpa muka dengan anak istriku" kata Kian Hui seng cepat.
"Permintaan dari Kian tayhiap itu tam-paknya memang bukan sesuatu permintaan yang berlebihan"

Pena Wasiat (Juen Jui Pi)Where stories live. Discover now