Chapter 34 : Something Familiar

6.2K 327 56
                                    

Warning! Not Edited!

Floury terbang menukik turun untuk beristirahat sejenak, menginjakkan kaki di tanah dekat pemukiman para iblis. Floury yang sedari tadi menahan kekesalannya segera melesat menghampiri Ace yang sedang mengistirahatkan dirinya dibawah sebuah pohon Cressan –pohon khas di Darknia-.

"Kenapa kau mengikutiku Ace? bagaimana jika Daniel mencarimu? Arrghhh!! kau benar-benar membuatku pusing," gerutu Floury sembari berkacak pinggang.

Floury menatap Ace dengan kesal. Dia beberapa kali menghembuskan nafas kesal. Dia benar-benar bingung dan takut jika mereka –Alex dan keluarganya- akan mencarinya. Ace menatap Floury dengan wajah tidak bersalah andalannya. Floury yang melihat tatapan itu hanya mendengus pelan.

"Tolong jangan tunjukan raut wajah seperti itu, Ace. Aku tidak akan sanggup untuk menghukummu jika kau menunjukan raut wajah memelasmu" Floury kemudian menghampiri Flame yang sedari tadi menatap Floury dan Ace bergantian dengan bingung.

"Flame, sekarang aku akan pergi mencari buah-buahan yang dapat dimakan di dalam hutan, tolong kau jaga Ace selagi aku pergi" Floury lalu mengusap puncak kepala serigala kecil itu dengan sayang.

Floury kemudian berjalan meninggalkan Ace dan Flame tetapi setelah beberapa langkah dia terhenti lalu berbalik dan menatap Flame tajam "Oh ya Flame, jangan harap kau akan luput dari hukumanku, kau ikut terlibat dalam masalah ini, mengerti!" Setelah mengatakan itu kemudian Floury meninggalkan mereka berdua yang terdiam dan saling menggeram menyalahkan satu sama lain.

Floury berjalan melewati hutan yang cukup rindang. Pepohonan di hutan itu begitu tinggi sehingga Floury merasa pegal karena menengadahkan kepalanya terlalu lama hanya untuk melihat pucuk pohon di sekelilingnya. Floury merangsek masuk lebih dalam ke hutan, dia masuk ke dalam hutan yang gelap dan mencekam. Hawa dingin hutan itu membuat Floury merasa tercekik. Floury merasakan hidungnya semakin perih akibat udara dingin yang dihirupnya. Floury menghembuskan kuat-kuat udara dari hidungnya, berharap rasa perih itu hilang dan tergantikan oleh udara hangat yang akan masuk ke tenggorokannya. Tetapi percuma, dia tidak mendapatkan apa yang diharapkan. Suhu di hutan ini begitu dingin hingga menusuk tulang, membuatnya harus menggunakan sihir beberapa kali untuk menaikkan suhu badannya yang menurun karena panas tubuhnya yang hilang.

Floury berjalan dengan wajah bingung. Dia berusaha menemukan jalan yang ia lalui untuk masuk ke dalam hutan, tetapi nihil, dia tidak menemukannya sama sekali. Dan kini untuk pertama kalinya Floury merasa sangat menyesal. Dia menyesal karena tidak membawa persiapan apapun untuk menghadapi kondisi seperti ini, dia tidak menyangka jika akan terjadi hal seperti ini. Floury merutuki dirinya yang begitu ceroboh masuk kedalam hutan tanpa ditemani seorangpun, dan lihat. Sekarang dia tersesat dan tidak tahu jalan kembali ke pohon Cressan tadi.

"Jika aku tahu akan sedingin ini aku akan membawa Flame dan Ace, dan membuat mereka menjadi baju hangat berjalan atau sekedar menjadi alat transportasi tradisional hangat" Floury merutuki kebodohannya.

"Ahh! aku tidak bisa terbang di udara sedingin ini" gerutu Floury untuk yang kesekian kalinya.

Langkah Floury berhenti di bawah sebuah pohon. Pohon itu terlihat seperti pohon Ek tetapi lebih tinggi dan besar. Floury bersandar di pohon aneh itu. Dia mengernyitkan dahinya mencoba berpikir keras mencari cara lebih cepat keluar dari hutan lebat ini. Dia terus berfikir dan berfikir, hingga sebuah ide muncul dalam otaknya cerdiknya.

"Ah ya aku belum mencobanya" ujarnya tersenyum penuh makna. Floury mengeluarkan kalung kristal dari balik pakainnya dan membacakan mantra sihir.

"Evanivvia"

Cahaya berwarna ungu muncul dan mengitari tubuhnya bagai kupu-kupu yang tengah mengitari bunga penuh nektar.

Cahaya itu berputar beberapa saat hingga akhirnya berhenti beberapa centi dari wajahnya, Floury mengulum senyumnya menyadari usahanya berhasil. Cahaya itu kemudian berubah menjadi sebuah pluit dengan ukiran sulur keperakan yang menjadi hiasannya. Floury menadahkan telapak tangannya, kemudian pluit itu dengan sendirinya jatuh tepat diatasnya. Floury menggenggamnya erat-erat lalu menarik nafas panjang, dia meniup peluit itu sekencang-kencangnya. Peluit itu berbunyi nyaring ditengah kesunyian hutan.

Dark & Light (Remake Process)Where stories live. Discover now