Seventeenth : Time Speaks

5.7K 357 19
                                    

Wanna see the face of our Jaden? I actually found him on google.. But forgot about his name.. (feel free to write his name so I can give all the image credits for their owner)

Here it is, chapter 17!

---
*Jesse's POV*

Mengingat sesuatu yang sudah kita lupakan memang sulit dan terdengar bodoh. Maksudku, aku melupakan hal itu karena memang tidak bisa mengingatnya 'kan?

"Tapi, aku harus mengingatnya,"gumamku.

Aku menghabiskan waktu dua hari di rumah sakit untuk memulihkan kondisiku. Sebenarnya kepalaku sudah tidak apa-apa, tapi dokter menemukan luka-luka ulah Sandlers sehingga mereka merasa perlu menahanku lebih lama.

Kurasa mereka menganggap ada hubungan antara luka-luka itu dengan ingatanku.

Yah, apapun pendapat dokter, tetap saja terkuaknya luka-luka itu menyebabkan Dylan marah besar.

Aku sudah bilang kalau Dylan sangat galak jika menyangkut masalah keluarganya?

Yeah, dan itulah membuat dia menyatakan sesuatu yang membuatku bergidik.

"Kuharap dia punya antibodi untuk rasa sakit atau setidaknya punya pengalaman terjatuh dari lantai sepuluh suatu bangunan."

Dan dia bahkan tidak berlebihan tentang itu. Dylan sangat kuat, aku tahu ini dari beberapa orang yang pernah berusaha melukai Brent dalam suatu pertandingan.

Orang-orang yang disewa beberapa penjudi lokal (mereka suka bertaruh dalam pertandingan voli) untuk melukai Brent malah akhirnya berakhir di beberapa ruang rumah sakit.

Makanya, aku amat berhati-hati agar kejadian dengan Sandlers diketahui. Brent bahkan mengerti soal ini, mengerti kalau ayahnya kadang terlalu menyeramkan untuk masalah seperti ini.

Untungnya, Dylan tidak berhasil mengetahui nama 'Todd Sandlers' karena tidak ada yang bersedia memberitahunya, termasuk Jaden yang sudah kuperingati mati-matian soal itu.

"Kau mungkin bisa tanyakan pada pamanmu, karena Dad tidak pernah berubah sejak dulu,"kata Brent sesaat setelah dokter menguak luka-luka itu, kepada Jaden yang datang mengunjungiku,"dia pernah hampir masuk penjara karena memukuli pencuri yang masuk rumah kami. Pencuri itu membuatku pingsan dengan obat bius, dan Dad membalasnya dengan memukulinya sampai pingsan."

"Tidak jauh berbeda dengan ayahku,"kata Jaden mengomentari,"sekarang aku mengerti kenapa ayahku agak khawatir."

"Hah, apa maksudmu?"kata Brent bingung.

Aku hanya tertawa saja. Well, kelihatan sekali Mr.Ratliff memang sedikit tidak suka ketika Dylan dekat dengan Mr.Starling.

Kurasa aku agak paham mengingat betapa mesranya mereka di kafe waktu itu.

Dylan tidak menanyai Jaden tentang siapa pelakunya karena tahu anak itu tidak akan memberitahu dia juga.

"Sudah banyak yang Jesse dan Brent lakukan untuk menyembunyikan banyak hal dariku,"katanya kepada Jaden,"jadi kali ini aku pun akan membiarkan orang itu selamat. Setidaknya sampai suatu saat aku tahu siapa dia."

Creepy enough?

Mom meneleponku tidak lama setelah Dylan berkomentar tentang Sandlers.

Kepanikan Mom masih belum reda, dia menghujaniku dengan banyak pertanyaan. Sampai akhirnya Dylan mengambil alih.

"Claire, Jesse masih butuh istirahat. Kenapa kau tidak menunggu aku pulang saja sehingga aku bisa menceritakan semuanya kepadamu?"

Aku lalu mendengar suara Mom marah-marah, lagi. Dylan hanya menghela napas dan keluar dari ruangan.

I Lived With My Own Way (Boy x Boy)Where stories live. Discover now