Fourth : Who is The Harem One?

12.9K 769 26
                                    

Hi, ini adlh part ke 4 dari crita Jesse and Jaden! Haha! Thanks yg udh baca!In this part I HOPE the story is getting steamier (?) hehe..

Please enjoy!

---

*Jesse POV*

Aku membuka mataku tepat saat waktu menunjukkan pukul delapan pagi.

Ponselku tiba-tiba berbunyi ketika aku beranjak dari tempat tidurku.

Nomor tidak dikenal, siapakah ini?

'Hai, Jesse.Kelihatannya aku meninggalkan jamku di rumahmu.Apakah aku bisa mengambilnya hari ini?'

Oh, rupanya nomor Ryan.Tapi, darimanakah ia mendapatkan nomorku?Mungkin dari Jaden.

Aku segera membalas pesan Ryan dengan mengatakan bahwa ia bisa mengambilnya jam sepuluh nanti.

Ryan datang tepat pukul sepuluh pagi.Ia mengenakan kemeja putih dengan celana jeans biru juga sepatu kets putih.

Aku baru keluar ketika Ryan telah selesai memarkir mobilnya.

"Hai, Jesse.Maaf aku mengganggumu."sapa Ryan.

Aku menggeleng."Tidak, kau tidak menggangguku.Maaf aku tidak memberitahumu semalam mengenai jammu, aku tidak punya nomormu."

Aku memberikan jam tangan Ryan kembali padanya.

"Tidak apa-apa."Ryan tersenyum.

Ryan memperhatikanku dari atas sampai bawah.Pandangannya itu menyelidik sehingga aku merasa agak tidak enak.

"Apakah kau ingin pergi?"tanya Ryan.

Huh?Apakah dandananku berlebihan?Aku hanya ingin pergi ke perpustakaan kota untuk mengembalikan buku yang kupinjam sih.

"Eh, iya.."kataku."aku mau pergi ke perpustakaan kota."

"Perpustakaan kota?"tanya Ryan.Aku menggangguk.

"Ada buku yang harus kukembalikan."kataku.

"Hanya ke perpustakaan?"

"Iya."

"Begitu."

Aku bingung sekarang.Apa maksud perkataan Ryan?

"Mau kuantar?"tanya Ryan.

"Ah, tidak perlu."kataku menggeleng."Aku sudah cukup menyusahkanmu semalam."

"Tapi buku yang akan kau bawa cukup banyak dan berat kan?"Ryan rupanya melihat buku-buku yang ada di meja di belakang tubuhku.

Well, ada sekitar 4 buku setebal kamus dan 3 buku setebal 300 halaman yang harus kubawa.

"Perpustakaan kota cukup jauh dari sini, dan angkutan umum juga berjarak paling dekat satu kilometer dari rumahmu."kata Ryan lagi.

Iya sih, dia benar.

"Sudahlah, biar kuantar saja."kata Ryan lagi.

"Baiklah, terima kasih."kataku setuju setelah diam sebentar.

Jadi akhirnya aku masuk lagi untuk mengambil buku-bukuku lalu mengunci rumah dan naik ke mobil Ryan.

Aku menatap Ryan.Kulihat bahwa cowok itu memang benar tampan, sama seperti ibunya yang cantik.

Tidak heran jika ia disukai oleh banyak gadis di sekolah.

Tak beberapa lama, kami pun sampai di perpustakaan yang terletak di pusat kota.Ryan memarkir mobilnya tepat di samping pintu masuk.Tidak begitu banyak kendaraan yang di parkir di sana.

I Lived With My Own Way (Boy x Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang