First: I Lived With My Own Way (Boy x Boy)

36.8K 1.1K 55
                                    

*Jesse's POV*

Hari ini aku duduk di ujung cafeteria lagi.Aku harus duduk disana jika ingin melihat gadis pujaanku.

Tubuh ramping dan tinggi, rambut emas panjang berombak, bibir penuh berwarna merah dan mata biru cerah, Nadine Levis, teman seangkatanku itu memang tipe semua cowok.

Termasuk aku.

Sudah tiga tahun aku memendam rasa pada Nadine.Selama itu juga aku berusaha untuk menarik perhatiannya dengan mengubah penampilanku.

Aku mengganti kacamataku dengan lensa kontak, olahraga setiap hari untuk mengecilkan tubuhku yang gemuk, dan belajar setiap malam supaya aku jadi pintar.Semua kulakukan untuk gadis itu seorang.

Tapi sosok Nadine seakan begitu jauh, dia seorang wakil ketua OSIS, dan pandai sekali bermain basket.

Sore itu aku memberanikan diri untuk mengajak chatting dirinya di Facebook.

Sejak itulah aku sering chatting dengannya.Rupanya ia menyukai buku yang sama denganku dan ia terkadang curhat padaku.

Dengan segenap keberanianku, aku menyatakan perasaanku padanya.Berharap agar bisa diterima.Aku sudah menyiapkan satu buket bunga mawar merah dan sekotak coklat berbentuk hati.

"Um..Maaf Jesse.."dia menolak mawarku."Tapi aku tidak menyukaimu seperti itu."

Hanya sebuah kalimat sederhana.Dia mengatakannya hanya dalam waktu lima detik.Lima detik yang menghancurkan tiga tahun usahaku.

Aku sungguh patah hati tapi yang membuatku sakit hati bukan penolakannya, melainkan apa yang dia lakukan setelahnya.

Nadine menjauhiku.Dia sungguh menjauhiku.Aku menyapanya tapi ia sama sekali tidak ingin ngobrol denganku.

Seminggu setelah peristiwa itu berlangsung, aku tahu bahwa Nadine menyukai cowok lain, Jaden Ratliff, siswa kelas 1 SMA Ruthede, tempatku bersekolah, anak seangkatanku juga.

Oh jadi itu tipe kesukaannya.Tinggi, berotot, berkulit coklat dan bermata hijau zamrud.

Pantas saja aku ditolak, penampilanku berbeda 180 derajat dari Jaden.Tubuhku pendek, Nadine bahkan lebih tinggi dariku.Kulitku putih pucat dan mataku berwarna biru pucat.Rambutku pirang keputihan dan tubuhku sama sekali tidak berotot.Bahkan kini aku kelihatan makin kecil setelah lemak-lemak tubuhku itu hilang.

Ah, sudahlah.Aku menyerah terhadap Nadine.Sudah tidak ada harapan lagi untukku.

Tapi rupanya aku tidak bisa melupakan Nadine secepat aku menyukainya.Aku selalu memperhatikannya dan oleh karenanya juga aku memperhatikan Jaden.Kubanding-bandingkan fisikku dengan dia.

"Kenapa bukan aku yang ada di samping Nadine?"kataku kesal.Memang sih dalam segala aspek aku kalah darinya.Dia cukup pandai dan jago semua bidang olahraga.Dan jangan lupa, Jaden itu tampan juga kaya.Cocok sekali dengan Nadine.

Aku tidak sengaja melewati salah satu ruang kelas kosong saat aku pulang setelah kegiatan klub.Dari ruang kelas itu aku mendengar suara Nadine.Dia berdua saja bersama Jaden.

"Jadi Jaden.."Nadine mendekati Jaden dan duduk sangat dekat dengannya.Nadine terlihat sangat cantik.Ia memegang tangan Jaden lalu mengucapkan kata-kata yang kuharapkan ditujukan padaku tapi tidak akan pernah terjadi itu.

"I love you, please be my boyfriend."

Hatiku pedih mendengarnya.Dengan perasaan kesal aku berniat untuk pergi dari situ.Sudah jelas gadis yang kusuka kini akan memiliki cowok lain.

Tapi aku mengurungkan niat saat aku mendengar kata-kata Jaden.

"Aku tidak suka padamu, maaf."

Penolakan itu begitu tegas sehingga aku sendiri kaget mendengarnya.Ada yang menolak gadis secantik Nadine!

I Lived With My Own Way (Boy x Boy)Where stories live. Discover now