Chapter 14

13.2K 376 54
                                    

“Sendirian aja kak?” mama menyipitkan matanya sambil mencari-cari Reza di belakang Tara.

Tara mengangguk sambil menaruh kerdus berisi martabak keju kesukaan nenek di atas meja pantry, lalu menarik kursi bar di hadapannya. “Reza masih di kantor kayaknya mam,” sahut Tara saat menyadari mama yang masih sibuk mencari-cari orang yang mungkin berada di belakangnya. “Masak apa Bi?” tanya Tara pada pembantu rumah tangga yang bahkan mungkin sudah bekerja untuk keluarganya dari sebelum dia lahir.

Bi Asih tersenyum sekilas. “Asem-asem daging kesukaan mas Aria non.”

Tara tersenyum sambil manggut-manggut. “Nenek mana mam?”

“Tadi dianter Reno ke rumah temennya. Katanya ada reuni gitu.”

Wow, reuni? Orang-orang dengan usia hampir 70an hampir 80? Tara melemparkan tatapan tidak percaya.

Mama tertawa sambil memasukan beberapa piring kedalam rak. “Nginep disini kak?”

“Kayaknya sih ia mam.”

“Reza?”

“Nggak tau.”

Mama menyipitkan matanya dan menatap Tara bingung. “Kalian bertengkar?”

Kalau dia saja terakhir ketemu Reza tadi pagi saat sarapan dan baik-baik saja, seharusnya mereka tidak sedang bertengkar kan? Well, tapi setelah apa yang Giovanni Moretti bilang tadi, Tara memutuskan untuk tidak bertemu dengan Reza dulu. Entah umpatan apa yang akan dia teriakan pada musuhnya yang sekarang adalah suaminya itu.

“Nggak mam,” jawab Tara akhirnya. “Aku malah terakhir ketemu dia jam setengah tujuh pagi waktu sarapan.”

Dan Thanks God! Kenapa seroang ibu punya feeling yang sangat kuat? Seperti sekarang, saat mamanya masih tetap menatapnya dengan tatapan tidak percaya dan penuh curiga.

“Yaudah mama telepon Reza suruh dia kesini-”

“Nggak!” teriak Tara cepat.

“Kalian bertengkar kan?” tanya mama lagi akhirnya. Sekarang, mama bahkan sudah menarik kursi di hadapannya dan menatapnya lurus.

“A.. aku nggak berantem sama dia kok mam. Aku cuma lagi pengen nginep sendiri disini.”

“Ada sesuatu?”

Tara menggeleng pelan. “Aku cuma butuh menjauh dulu dari dia mam, kalau nggak aku bisa teriak-teriak marahin dia.”

“Kamu yakin nggak ada apa-apa?”

Tara diam sejenak. Lalu menggeleng pasti. “Nggak ada masalah apa-apa antara aku sama Reza sekarang kok. Cuma..., yah nggak ada apa-apa.”

Simple PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang