Chapter 5

13.4K 311 8
                                    

Tara mengiris bawang putih sambil sesekali melirik ruang tv. Sang tuan muda sekarang sedang menatap siarang berita tentang ekonomi di tv dan bahkan tanpa mengedipkan matanya. Tara yang penasaran pun menggeser posisi berdirinya, agar bisa melihat berita yang sedang di bahas di tv.

“Itu bokap lo kan?” teriak Tara. Reza mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu menoleh dan melemparkan pandangan kok-lo-tau pada Tara.

Tara mengendikan bahunya, “Giovanni Moretti…. Reza Moretti….,” sahut Tara “Kesimpulan gue aja. Seinget gue nama bokap lo emang Giovanni kan? Dan nama belakang lo Moretti.. jadi… bener kan?” Tara sibuk dengan hipotesanya sendiri sambil kembali sibuk mengiris bawang.

Dan di tempatnya duduk, Reza hanya diam dan langsung mengganti saluran tv kabel. “Udah jadi belom sih? Lama banget.” Gerutu Reza sambil melangkah masuk ke dalam dapur.

Tara mencibir kesal. “Kalo pengen cepet, mending lo bantuin gue. Cari asem jawa di kulkas, garem sama penggorengannya.” Omel Tara. “Penyakit manja lo emang nggak berubah dari dulu.”

Reza tersenyum di belakang Tara lalu mencubit pipi Tara dari belakang. “So sweet banget deh lo masih inget sama manjanya gue.” Sahut Reza dengan nada sefeminin mungkin yang dia bisa dengan suara beratnya yang berhasil membuat semua bulu kuduk Tara berdiri.

“JIJIK!” teriak Tara kesal.

*****

“Apaan tuh?” tanya Reza histeris ketika melihat menu makanannya yang sudah terhidang di atas meja makan. Cumi hitam.

Tara memutar bola matanya kesal. “Kalo nggak mau, nggak usah dimakan.”

“Bisa dimakan kan? Nggak ada racunnya kan?” Reza memastikan sekali lagi sambil memicingkan matanya pada makanan di atas meja.

“Buat apa juga gue taro racun disitu dan bikin gue jadi tersangka utama atas meninggalnya seorang pria manja??”

Reza tidak menghiraukan omelan Tara dan mulai menyuap makanannya. Diam sejenak. Kemudian menatap Tara sambil membelalakan matanya. “Wow! Lo bisa masak juga ternyata.” Komentar Reza sambil tertawa.

Tara meraih kursi dan duduk di hadapan Reza. “Eh, adek lo apa kabarnya?”

Reza mendongak menatap Tara. “Siapa? Dimas?”

“Siapa lagi emang?” sewot Tara.

“Masih kuliah di Amerika,” jawab Reza.

“Kapan pulang kesini? Liburan ini dia pulang nggak?”

“Dia nggak pulang ke Indonesia lagi,” jawab Reza datar yang membuat Tara menatapnya bingung. “Reno sama Arya?”

“Ya.. gitu deh, masih nyebelin kayak dulu.” Jawab Tara tepat ketika suara ketukan pintu bungalo terdengar. “Lo ada tamu?” tanya Tara bingung.

Simple PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang