Chapter 10

13.3K 325 24
                                    

Tidur tepat pukul dua pagi dan harus kembali bangun pukul lima subuh. Tara sekarang melangkah gontai menuruni tangga dengan mata yang masih terasa berat ditambah kantung mata yang menghitam. Yah, salahkan Reza karena dia yang membuat Tara baru bisa memejamkan matanya tepat pukul dua pagi.

Mama sedang merapihkan meja makan, bersiap-siap untuk ritual sarapan pagi keluarga Arsjad yang tidak akan pernah terlewat sekalipun itu. Matanya melirik Tara yang untuk pertama kalinya menjadi anggota sarapan pagi keluarga Arsjad yang datang paling pertama ke meja makan. “Tumben kak udah bangun?”

Tara menguap. “Aku harus jemput Reza dulu Mam, balikin mobilnya.” Jelas Tara sambil meraih dua lapis roti dan mengunyahnya asal. “Dan kayaknya aku nggak bisa sarapan bareng pagi ini.” Lanjut Tara.

Mama tersenyum lebar. “Mama seneng dengernya,”

Tara langsung menyipitkan matanya dan menatap mama bingung. Konteks mama seneng dengernya itu masih membingungkan Tara. Bagian mana yang mamanya senang? Dia tidak ikut sarapan? Oh itu tidak mungkin! Jadi.... Ah! Sudah pasti karena nama keponakan sahabatnya itu di sebut-sebut pagi ini, runtuk Tara kesal.

“Yaudah deh mam, aku pergi dulu. Kalo kesiangan nanti jalanan keburu macet.”

*****

Reza melangkah keluar dari lift sambil menenteng jas berwarna hitam. Seperti biasa, beberapa mata menatap kagum. Dan tanpa menghiraukan atau bahkan menyadari tatapan itu, Reza berjalan tenang dan santai menuju sedan lexus hitam yang sudah terparkir di depan lobi.

Petugas keamanan lobi mengangguk sambil tersenyum hormat padanya dan membukakan pintu mobil itu untuknya. Reza balas mengangguk sambil masuk dan duduk didalam mobilnya.

Laki-laki dengan badan sedikit gemuk yang duduk di balik stur menoleh sambil tersenyum. “Pagi pak, kita langsung ke kantor?”

Reza menggeleng mantap. “Kita kesini,” sahut Reza sambil menyodorkan kertas berisi alamat.

Supir itu mengangkat sebelah alisnya, dan kemudian mengangguk mengerti. Dan mobil sedan lexushitam itu pun bersiap membelah jalanan pagi.

*****

Tara berjalan menuju mobil Reza yang terparkir di samping mobilnya di garasi sambil menenteng beberapa tabung gambar. Well, dia pasti sudah akan sangat terlambat dan musuhnya itu sudah pasti akan mengomel karena dia terlambat datang.

Ah! Kenapa juga gue harus ngejanjiin dia buat ngejemput?? Maki Tara dalam hati.

Tara menekan remote mobil Reza. Dan mulai kebingung dengan bagaimana-caranya-membuka-pintu-mobil-dengan-banyaknya-bawaannya.

Dan tiba-tiba pintu mobil itu terbuka, tanpa berpikir bagaimana bisa pintu itu terbuka, Tara langsung memasukan semua barangnya kesana. Kemudian terpekik kaget melihat sosok yang ada di balik semua tabung gambar yang ada di pelukannya.

“Lo bikin gue kaget!” Teriak Tara pada Reza yang sekarang sedang menyungingkan senyuman yang Tara sendiri tidak mengerti apa artinya.

Simple PastWhere stories live. Discover now