Chapter 12

13.6K 359 41
                                    

Tara tersenyum pelan sambil menahan tawanya. Senin pagi tercerah dalam hidupnya. Ketika  senin pagi tercerah dalam hidupnya. Ketika masih bisa bermalas-malasan tanpa menjadi anggota kemacetan senin pagi ibukota yang sangat terkenal itu.

Dia membalik lembar album foto di hadapannya sambil menyilakan kakinya di atas karpet dan menyesap cokelat panasnya. Well, awalnya dia sedang sibuk mencari majalah atau koran atau apapun itu untuk dibaca dan menemani sarapannya. Tapi, album bersampul hitam yang ada di bawah meja ruang tv membuat Tara merubah rencananya. Pagi-pagi ditemani album ini cukup bagus juga, pikir Tara.

Saat Tara membuka lembar berikutnya, matanya membelalak lebar. Siapa yang tidak akan kaget kalau menemukan wajah bulat berminyak dengan rambut dikucir satu serta beberapa corengan lumpur dimuka miliknya ada di album orang lain?? Oh, kenapa musuhnya itu bisa punya foto ini sih?

Dan tidak kalah heboh, di foto yang dia ingat diambil saat outbound itu Tara menyengir lebar –well, ada Reza dan beberapa temannya di kelas VI B sih disana, tapi tetap saja memalukan- dengan gigi kelinci berantakannya saat SD dulu. Tara pun membuka pelapis bening di lembar itu, berniat mencuri foto memalukannya itu ketika suara tangga berlapis kayu di belakangnya berbunyi.

Dengan cepat Tara menutup album itu dan mulai sibuk dengan roti dan cokelat panasnya.

“Mbok Sum masak apaan Tar?”

Tara menoleh cepat dan tersenyum kaku. Oh, calm down Tara! Lo nggak habis nyuri! Cuma ngambil barang lo aja dan nggak jadi. “Nggak tau gue, tadi pas gue bangun rumah sepi.”

Reza mengangguk-angguk sambil berbelok menuju dapur. “Mbooook, nggak masak nih mbook??” teriak Reza menggema keseluruh isi rumah.

Wo o ow, kalau-kalau gue lupa Reza Moretti itu anak cowok manja dulu, dan kayaknya masih belom berubah. Pikir Tara sambil mendelikan matanya dan tersenyum masam. Ya.. nasib..nasib..

*****

“Abis si mbok nggak enak mau masuk kedalem,” jelas Mbok Sum yang sekarang sedang memasak di dapur ditemani Reza dan Tara.

Tara pun mengangkat sebelah alisnya menatap Mbok Sum bingung, sedangkan my dearest hubby –ya ampun, gue nggak salah ngomong kan??- sedang sibuk dengan cofee maker di pojokan dapur.

“Kenapa mesti nggak enak coba, Mbok?” tanya Tara.

Mbok Sum tertawa pelan. “Ya... takut ganggu gitu mbak, kan... ehm masih pengantin baru gitu,”

Tara yang baru ngeh pun langsung merasakan pipinya memerah. Well, pertanyaan bodoh Tara Arsjad –ehm, Tara Moretti gitu sekarang?.

“Eh ia mbok, kotak p3k dimana yah?” tanya Tara mencoba mengalihkan topik yang sudah sukses membuat dia salting sendiri itu.

Mbok Sum yang sedang mangaduk sup kacang merahnya pun mengeritkan keningnya bingung. “Kenapa emang mbak?”

Simple PastWhere stories live. Discover now