Part 25: Lost

94.7K 6.6K 615
                                    

Alif bangun dengan rasa sakit yang mendera di seluruh tubuhnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali karena silau dengan cahaya lampu yang menerpa matanya, mengapa ia ada di ruang dengan warna putih mendominasi dan berbau disinfektan yang sangat menyengat ini?

Seketika ingatan tentang kecelakaan yang menimpanya menghantamnya, membuatnya panik dan segera bangun.

"Lif.." sebuah suara menyapanya lembut dan Alif melihat Satya berada disampingnya, wajah laki-laki itu terlihat khawatir.

"Mengapa Pak Satya ada di sini?" Alif mencoba bangun, tetapi semua tubuhnya terasa sakit, ia mengernyit dan tetap berusaha duduk. Satya dengan sigap membantu Alif, ia menahan punggung Alif dan menumpuk bantal di belakang tubuhnya.

"Aku mendengarkan berita live di radio ketika dalam perjalanan pulang kemarin setelah kamu dijemput oleh suamimu. Ciri-ciri korban perempuan yang disebutkan mengingatkan aku padamu dan oleh karena itu aku menuju kemari.. ternyata apa yang aku sangka memang benar. Omong-omong, kamu mengendarai mobil sendirian? Kamu kabur dengan mobil suamimu?"

Jantung Alif terasa berhenti berdetak, ia gemetar karena mulai memahami apa yang dibicarakan Satya.

"Mas Sakti nggak ada ya Pak?" mata Alif menatap Satya, ketakutan membayangi disana.

"Maksudmu Lif? Kamu ditemukan di tepi sungai, sendirian.. polisi memperkirakan tidak sampai satu jam dari kejadian tabrakan. Mobil mercy sport ditemukan tak jauh dari lokasi dirimu ditemukan."

"Mas Sakti nggak ada di dalam mobil?" Alif benar-benar gemetar, jari-jarinya menggenggam selimut rumah sakit erat-erat. Alif tahu kalau ia mengatakan sesuatu yang tolol karena ia tidak bisa berenang dan pasti yang menyelamatkannya adalah Sakti, suaminya. Ia ingat kalau semuanya menjadi gelap setelah hantaman keras dari belakang dan benturan air bag menghajar wajah dan tubuhnya membuat ia pingsan.. kalau Sakti tidak menyelamatkannya, ia mungkin ditemukan tewas terendam di dalam mobil.

Alif memejamkan matanya, ia mengingat dalam pingsannya tubuhnya terasa di tarik di tengah derasnya air sungai oleh seseorang dan ia yakin bahwa orang itu adalah Sakti karena ia mengenali aroma, rasa dan setiap jengkal tubuh suaminya.

Alif tergugu, ia membungkuk ke depan dan memeluk dirinya sendiri, memeluk janin yang tidak ia tahu pasti keberadaannya masih ada ataupun telah hilang.

Satya menghela nafasnya, ia segera memanggil polisi yang bertugas untuk berbicara lebih lanjut dengan Alif, yang awalnya dikira oleh yang berwajib sebagai korban tunggal di peristiwa kecelakaan itu.

***

Suara sepatu bertumit tinggi yang berjalan cepat mendekati dan memasuki ruang rawat tempat Alif berada. Setelah satu hari di ruang ICU dan telah dilakukan MRI pada tubuh dan kepala Alif, tidak ditemukan luka-luka berbahaya, hanya sejumlah memar dan luka yang tidak cukup berarti. Jantung sang janin yang berada didalam perutnya juga masih berdetak, membuat Alif merasa ada suatu harapan dengan keberadaan buah cintanya dengan Sakti yang masih kuat bertahan.

Semoga Ayahmu tetap hidup Nak..

Alif meringkuk di ranjangnya dan membelai perutnya yang terlihat masih rata. Makanan dan minuman kesukaannya yang dibawakan oleh Satya hanya sedikit yang sanggup ia telan, semua selera makannya hilang tetapi karena keberadaan sang janin ia memaksakan dirinya untuk makan dan minum.

Alif mendengar suara sepatu itu berhenti tepat disampingnya dan tangan yang lembut menyentuh pundaknya.

"Lif.."

Alif masih meringkuk, ia enggan untuk berbalik walau ia tahu yang datang adalah Andrea, kakak iparnya. Alif merasa malu dan sungkan sekaligus merasa bersalah karena ia adalah penyebab semua masalah ini.

My Young BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang