CHAPTER 43

665 96 24
                                    

"Kak, apa kau sudah berhasil menghubungi Pooh?" tanya Vee setelah kembali dari ruang perawatan dan terlihat akan menuju ruang UGD yang sampai hari ini masih di tempati oleh Pavel.

"Tidak, aku bahkan tidak bisa menemukan jejaknya," balas Benz dengan wajah penuh kekhawatiran. 

Vee menghela napas lelah. Sudah dua hari sejak Pavel di rawat di klinik milik Sami, mereka masih belum mendapatkan kabar dari Tin sedikit pun, dan hal itu cukup membuat Benz khawatir dengan apa yang sedang di lakukan Tin di luar sana. Apa Tin mengira jika Pavel sudah di bawah oleh orang-orang yang menyerangnya? Itu masuk akal tetapi, kenapa pria itu tidak menghubunginya juga sampai saat ini? Apa dia baik-baik saja? Padahal Tin selalu berpesan padanya agar jangan melakukan hal yang ceroboh, dan semoga saja saat ini Tin tidak sampai melakukan hal itu.

"Kak, bisakah kau mencarinya. Aku khawatir." Vee meraih telapak tangan Benz untuk di genggamnya.

"Yah," angguk Benz, "aku sendiri yang akan mencarinya," sambungnya hendak berjalan menuju ruang UGD untuk melihat kondisi Pavel sebelum langkah kakinya berhenti tepat di hadapan seorang pria yang memiliki postur tubuh yang cukup tinggi dan besar darinya.

"Hai, Babe."

"Persetan denganmu!"

Benz mengumpat tanpa suara saat mendapati Garfield yang tengah tersenyum di hadapannya. Dan yang jadi pertanyaannya saat ini, apa yang di lakukan pria gila itu di klinik ini, dan mengapa sampai mengetahui keberadaannya di sini. Tanpa menyadari jika pria itu memang sudah mengawasinya sejak dulu seperti seorang penguntit.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Benz berusaha mengatur nada suaranya agar tetap tenang.

"Tentu saja untuk menemuimu."

"Lalu?"

"Aku rasa kita harus mengobrol serius."

"Tidak kali ini, Garfield."

"Kak, sepertinya aku harus pergi." Vee menyelah perdebatan mereka.

"Hai, Vee. Bagaimana kabarmu?" sapa Garfield mengangkat satu tangannya dengan sedikit melambai ke arah Vee.

"Seperti yang Anda lihat, Tuan. Aku baik-baik saja." Vee membalasnya dengan senyum dan anggukkan.

Bagi Vee, Garfield adalah dewa penyelamatnya dan sebiasa mungkin harus bersikap ramah, meski terkadang ia masih merasakan sedikit rasa takut, mengingat pria itu adalah seorang mafia yang juga cukup di segani. Bahkan ia masih mengingat dengan sangat jelas saat Garfield menghabisi beberapa nyawa orang tepat di depan matanya saat tengah mengeluarkannya dari penjara bawah tanah Ghost Hole waktu itu. Atau apa ia harus mulai terbiasa dengan hal itu? Mengingat ia juga salah satu bagian dari mereka.

"Sebaiknya jangan memanggilku dengan sebutan seperti itu, aku adalah teman kakakmu ...."

"Sejak kapan aku menjadi temanmu?" potong Benz menatap tajam.

"Sejak hari di mana aku menyelamatkan adikmu," balas Garfield mengedipkan matanya hingga membuat Benz lekas mual.

Vee menarik napas lelah jika melihat Benz dan Garfield mulai berdebat lagi, hingga ia jadi merindukan Tin, sebab hanya pria itu yang bisa menghentikan perdebatan mereka. Entah di mana dia sekarang, Vee mendadak gusar terlebih saat kembali memikirkan kondisi Pavel yang masih memburuk.

"Baiklah, lanjutkan saja obrolan kalian, aku harus pergi." 

"Beritahu aku jika dia sudah terbangun," balas Benz.

"Tentu," angguk Vee. "dan berbicara baiklah dengannya," sambungnya sedikit berbisik.

Benz menghela napas lelah. "Akan aku coba."

For HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang