CHAPTER 12

715 74 9
                                    

"Apa Anda pernah memiliki perasaan yang berbeda terhadap seorang pria?" tanya Tin tidak terduga.

"Maksudmu perasaan seperti ini?" balas Pavel balik bertanya hingga membuat Tin semakin kebingungan.

"Seperti apa?"

"Jantungku sedikit berdebar saat melihatmu saat ini, entah karena apa. Yang jelasnya, aku menyukaimu yang seperti ini," jawab Pavel tak memalingkan pandangan dari wajah Tin.

"Suka?"

"Hmm, kau terlihat berbeda dari biasanya," angguk Pavel. Merasa jika saat ini Tin memang terlihat berbeda. 

Biasanya pria itu selalu tampil rapi dengan setelan jas lengkap berwarna hitamnya, tatanan rambut slicked back yang di sisir kebelakang menggunakan pemode. Dan malam ini, Tin hanya mengenakan celana pendek, rambutnya pun terlihat sedikit berantakan dengan poni yang menutupi dahinya tapi, kenapa penampilan sedikit urakkan itu malah membuatnya terlihat jauh lebih tampan. Pavel juga baru melihat jika pria itu memiliki beberapa gambar tato di punggung dan lengan kekarnya, dan terdapat sebuah nama di sana, tepat di dada kirinya yang tertulis 'Madeline'. Entah siapa dia, Pavel mulai memikirknnya.

"Dan jika di pikir lagi, sepertinya kau harus sering seperti ini," sambungnya mencoba untuk tidak terlalu banyak berpikir. 

Tin menyerah untuk mencari tahu tentang perasaan Pavel padanya. Dan mungkin hanya dia yang merasakan perasaan aneh ini, hanya dia yang tidak normal, dan hanya dia yang menyukai semua yang ada pada diri Pavel. Bukankah itu bagus? Setidaknya hanya dia yang akan tersiksa dan gila sendiri tanpa melibatkan Pavel. Bahkan di saat ia mencoba untuk bersikap serius, Pavel hanya membalasnya dengan candaan dan godaan. Mungkin seharusnya ia tidak pernah menanyakan hal konyol seperti itu.

"Baiklah. Aku akan ...."

"Aku penasaran," potong Pavel.

"Dengan?"

"Dengan satu hal yang mungkin akan terdengar sedikit aneh."

"Apa itu?" tanya Tin. Entah apa lagi yang ada di dalam kepala Pavel sekarang, pikirnya.

"Bagaimana rasanya berciuman dengan seorang pria?"

Deg!

Jantung Tin berdegup semakin kencang, dan jika saja ia tidak memiliki paru-paru mungkin jantungnya sudah  melompat keluar.

"Kenapa Anda sangat penasaran dengan hal itu?" tanya Tin dengan nada bicara setenang mungkin, juga ekspresi wajah yang normal.

"Kau tahu jika aku selalu penasaran dengan banyak hal," jawab Pavel dengan wajah yang terlihat begitu serius.

"Termasuk hal yang seperti itu?"

"Seperti apa?"

"Hal-hal yang tak normal."

"Tapi menurutku berciuman dengan pria bukanlah hal yang tidak normal," balas Pavel yang entah kenapa bisa memiliki pemikiran demikian. Seolah semua yang ada di dalam kepalanya adalah hal yang normal.

"Bagaimana Anda bisa memiliki pemikiran itu?"

"Entahlah, itu datang secara tiba-tiba," balas Pavel mengendikkan bahunya.

 "Apa itu tidak akan terasa aneh?"

"Mau mencobanya?" tanya Pavel tak terduga.

"Denganku?"

"Lalu dengan siapa lagi? Aku hanya ingin mencobanya denganmu."

Tin sekarat dengan napas yang seketika sesak. Ia bisa gila, bahkan otaknya tidak bisa berpikir lagi sekarang, dan hanya bisa diam dengan tatapan yang tidak luput dari wajah Pavel yang entah mengapa semakin dekat di setiap detiknya, bahkan ia bisa merasakan hembusan napas pria itu. Mereka tidak pernah sedekat ini sebelumnya, Pavel juga tidak pernah menyentuh tengkuk lehernya dengan cara yang intim seperti ini. Hingga di detik berikutnya, ketika ia merasakan sensasi hangat, lembut, basah dan enak di bibirnya.

For HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang