[34]. Mendalami Kasus

878 84 20
                                    

(Name) dan Boboiboy tentu saja tidak ingin mengalami pahit dan sengsara nya kehilangan seseorang yang berarti di kehidupan nya. Mereka, selalu mengutamakan keselamatan dan perlindungan. Semenjak kematian tragis ketiga sahabat mereka, Boboiboy dan (Name) tetap selalu mencari pelaku aslinya meskipun dalam pelatihan dan pendidikan di negara lain.

Amato dan Adrian sendiri juga turut membantu putra-putri mereka. Tetapi hasil nya nihil. Boboiboy dan (Name) memutuskan untuk menuntaskan kasus kematian ketiga sahabatnya dengan turun tangan langsung.

Seperti sekarang, Boboiboy dan (Name) mengunjungi pabrik tua yang angker, karena masih diberi tanda batas polisi disekitar gedung itu. Sudah beberapa tahun semenjak kematian itu, garis polisi masih membentang.

(Name) berjongkok, membiarkan high heels nya menginjak tanah kotor di pabrik tua itu. Padahal sudah sangat lama dari kematian itu, tetapi genangan darah yang mengering masih ada sisanya disana. (Name) mengambil suntikan di tas kecilnya, kemudian mengambil darah yang sisa sedikit itu. Sebagai kenang-kenangan, akan ia pajang dirumah mereka nanti.

Boboiboy mengelilingi sekitar, saat berkeliling, ia melihat sebuah sarung tangan hitam yang sisa sebelah saja diantara gundukan batu kerikil disebelah pabrik tua itu. Boboiboy memungutnya, dia membelak ketika mencium harum darah yang sangat amis disana. Dia berlari menghampiri sang istri sambil membawa sarung tangan amis itu.

"SAYANG!?." Boboiboy berjongkok disebelah istrinya.

(Name) menoleh. "Kenapa? Kau menemukan sesuatu? Apa itu?." Cecarnya melihat Boboiboy memegang sebuah sarung tangan hitam.

Boboiboy memperlihatkan sarung tangan itu, mendekatkan sarung tangan itu kehidung istrinya. (Name) merasakan bau darah yang sangat kental amis nya.

Tanpa berbicara, mereka saling menatap satu sama lain, dengan lirikan dan kode mata, seakan paham apa yang dimaksud. Boboiboy berdiri diikuti istrinya. Mereka mulai keluar, menuju ruang penelitian klan mafia mereka disini. Untungnya Amato dan Adrian mendirikan banyak markas cabang disini.

Setiba nya disana, mereka berdua turun dari mobil dan memasuki ruangan rahasia itu dengan sidik jari ibu jari. Ketika masuk, mereka disuguhkan dengan berbagai macam komputer, tabung kaca yang besar menjulang tinggi, layar hologram dimana-mana yang menampilkan seluruh kondisi dan permukaan Miami. Ini bukan ruang penelitian, ini ruangan rahasia yang memantau keadaan Miami. Disembunyikan dengan dalih ruang penelitian mereka.

"Oboi, letakkan disini. Kita akan memeriksa itu sidik jari siapa."

Boboiboy mengangguk. "Siap sayangku."

Boboiboy meletakkan sarung tangan itu disebuah tabung kecil yang kaca nya bisa menampilkan hologram berupa informasi dari dalam sarung tangan itu. (Name) mulai mengotak-atik komputer disana, wanita itu terlihat sangat fokus di layar komputer dan layar hologram dari tabung itu.

Mereka memeriksa sidik jari siapa dari dalam sarung tangan itu, akan mereka periksa setiap data manusia-manusia didunia ini. Demi sahabat mereka. Apapun itu.

Boboiboy menatap komputer yang selalu bekerja tanpa henti itu. Dilayar sana, terlihat sedang mencocokkan sidik jari sarung tangan itu dengan setiap sidik jari orang-orang di Miami, bahkan luar Miami.

Boboiboy melirik kearah sarung tangan itu.
"Kita baru turun tangan sekali saja sudah mendapat satu barang bukti. Lalu kepolisian dan orang-orang suruhan Ayah mengapa sangat lamban?," geramnya.

Boboiboy X Reader (Possesive Husband) Where stories live. Discover now