ch 14

11.5K 971 27
                                    

Beberapa Chapter udah Vy revisi, klo ad yang mau baca ulang. Sok mangga.

HAPPY READING \(๑╹◡╹๑)ノ



"Al?"

Carlos tersentak kecil saat membalikkan tubuhnya, dia melihat Alvias duduk dengan tenang di brankar. Seperti kejadian keracunan sebelumnya tidak pernah terjadi. Air muka anak itu terlihat keruh. Dan apa-apaan hawa yang menekan ini!?

"Al, bagaimana keadaan mu?" Pria itu bertanya seraya mendekati brankar Alvias. Ke khawatiran tercetak jelas pada wajah pria itu.

Namun langkah kakinya berhenti, saat melihat ada sesuatu yang berbeda dengan Alvias.

Raut ke khawatiran di wajah Carlos tergantikan menjadi ekspresi dingin. Tanpa sadar pria itu kembali mendekati Alvias dan mencengkeram kuat bahu anak itu dengan kedua tangannya.

Kedua netra Jamrud itu, menatap lekat pupil mata semerah darah milik Alvias.

"Kau bukan Alvias, dimana putraku."

"Menyingkir dari hadapan ku!" Shi melepaskan cengkraman tangan Carlos dengan kasar. Alter ego itu menatap Carlos tajam.

Carlos menatap tidak percaya pada Alvias—Shi. Gigi pria itu bergemeletuk, rahangnya mengetat.

"Ku tanya sekali lagi. Kau siapa!? Kau kemana kan, Alvias! Kembalikan putraku!"

Carlos sadar, jika yang di hadapannya saat ini bukanlah Alvias. Mata itu .. berbeda. Dari caranya menatap pun, jelas berbeda.

"Berhenti bertanya dan jangan mencampuri urusanku." Kedua mata Shi berkilat tajam. "Mereka salah mencari lawan. Ku perlihatkan bagaimana cara yang kejam untuk membunuh seseorang—"

Jari Shi menunjuk pada wajah Carlos. "—Dan kau, jangan menghalangi ku jika tidak ingin berakhir malam ini." Shi mengepalkan tangannya erat. Urat-urat pada dahi dan leher nya terlihat jelas, bukti bahwa Shi sedang menahan hasratnya untuk tidak membunuh.

Carlos tidak paham, sungguh. Apa yang sedang Alvias—Shi bicarakan.

"Apa maksudmu?"

"Bajingan pengecut itu ... Nyaris membuat Alvias mati lagi, kan?"

Carlos berdiri membatu, lidahnya kelu.

Shi turun dari brankar, langkahnya berjalan mendekati Carlos yang masih berdiri membeku. Shi mensejajarkan tubuhnya dengan Carlos. Mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah pria itu.

"Kau lengah, tuan. Hingga membuat mereka lebih leluasa untuk melakukan sesuatu yang lebih buruk pada Alvias. Ku pikir kalian akan membunuh mereka. Ternyata tidak, kalian hanya diam. Kenapa? Apa karena mereka masih keluarga kalian? Jadi kalian ragu untuk membunuh mereka. Sekalipun Alvias meregang nyawa di hadapan kalian?!"

Shi menekan dada Carlos dengan jari telunjuknya berkali-kali. "Kau pengecut! Tidak ada bedanya dengan mereka."

Shi berdecak melihat tidak ada jawaban dari lawan bicaranya, Alter ego itu membalikkan tubuhnya. Dan ketika melihat ke arah pintu, Rezvan sudah berdiri di sana dengan tangan yang mengepal erat.

Rezvan berjalan hingga kakinya yang terbalut sepatu pantofel berada di hadapan kaki Shi yang tidak mengenakan alas kaki apapun. Wajah pemuda itu terlihat sendu.

Rezvan menatap dalam kedua pupil mata Shi yang berwarna semerah darah. Kemana manik abu-abu kelam yang menjadi favoritnya? Kemana tatapan yang selalu kosong dan hilang arah itu, yang membuat Rezvan ingin selalu melindungi sang pemilik dari manik abu-abu kelam nya.

destroying the grooveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang