ch 6

18.5K 1.4K 26
                                    

"Mari lihat, kita mempunyai apa di sini." Shi mengobrak abrik semua isi mobil. "Ketemu."

Shi mengambil sebuah pistol jenis death and taxes, pistol peredam suara. Menyembunyikan pistol itu di balik bajunya, lalu Shi mengenakan topi dan masker.

"let's play." Shi tersenyum mengerikan di balik maskernya.

Mobil Ferrari SF90 Spider itu melaju dan berhenti di pintu masuk gerbang mansion.

Shi membunyikan klakson.

Seorang pria paruh baya berjalan tergesa-gesa kearah mobil Shi.

"Maaf tuan, ada keperluan apa?"

Shi menurunkan kaca mobilnya, "Ini Al, mang mamat."

Mata pria paruh baya itu terbelalak, melihat anak majikannya yang tidak kembali hampir tiga bulan ini, saat ini ada di hadapannya.

"Yaampun Aden, aden kemana aja. Maafin mamang waktu itu gak bisa bantu aden." Sesal pria yang di panggil mang mamat.

"Gak papa mang, Al juga udah baikan sekarang..,

.., emm keluarga Al, ada di dalam mang?"

Mang mamat menggeleng, "Tuan besar pergi ke kantor. Nyonya pergi ke butiknya, tuan muda Aland dan nona muda Keyla masih di sekolah, di rumah hanya ada tuan muda Erllan."

Shi mengangguk kan kepalanya mengerti, "Bisa tolong bukain pintunya? Al mau masuk, hehe."

"Eh iya, tunggu den."

Pintu gerbang itu terbuka, "Makasih mang." Shi kembali menaikkan kaca mobilnya.

Mobil itu melaju, memasuki area pekarangan mansion keluarga De Orlando.

Shi menghentikan mobilnya saat tiba di pekarangan mansion, pemuda itu keluar dari dalam mobil.

Shi berjalan membuka pintu masuk mansion, tatapan Shi berubah dingin dengan rahang mengeras ketika melihat seseorang —Erllan— yang sedang duduk di ruang tamu.

Erllan yang mendengar pintu terbuka dan suara langkah kaki, mengalihkan pandangannya. Alisnya mengerut melihat orang asing memasuki rumahnya tanpa di undang. Erllan berdiri dari duduknya, memandang ke arah Shi tajam.

"Siapa kau? Bagaimana bisa masuk?" Tanya pemuda jangkung itu.

Shi berjalan mendekati Erllan, membuat pemuda itu waspada. Saat tiba di hadapannya, Shi membuka masker dan topi yang ia kenakan. "Jahat sekali, kau melupakan adik mu, Erllan."

Erllan membisu, tubuh nya terdiam kaku. Shi tersenyum datar melihat itu.

"A-alvias," panggil Erllan pelan.

"Hn?" Shi berjalan mengelilingi tubuh bongsor Erllan, saat tepat berada di belakang tubuhnya, Shi mengeluarkan pistolnya lalu menodongkan pistol itu tepat pada jantung Erllan, membuat tubuh pemuda itu menegang.

"Apa yang kau lakukan Al." Tanya pemuda itu dingin.

Shi terkekeh geli, "Apalagi? Of course for killing u, brother."

"Jangan main-main, turunkan pistolnya."

Shi berjinjit (salahin Erllan yang terlalu tinggi), berbisik tepat di samping telinga pria jangkung itu.(walaupun tidak sampai) "Jika aku tidak mau." Ucapnya dengan nada jenaka.

Rahang Erllan mengeras, "kau ... akan menyesali nya."

Srtt!

Bruugh

destroying the grooveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang