ch 8

16.7K 1.4K 35
                                    

Jangan lupa vote.




Alvias membuka matanya, dia menatap sekeliling yang terasa asing baginya. Alvias mengernyit, kenapa dia berada di tempat asing? Ini bukan kamarnya.

"A-avi dimana, ini bukan kamal Avi." Manik mata itu mulai berkaca-kaca, Alvias menundukkan kepalanya dalam, meremas selimut yang menutupi tubuhnya dan mulai terisak kecil.

Cklek.

Hingga pintu terbuka mengalihkan perhatian Alvias, beberapa orang memasuki ruangan itu, dan mulai mendekati nya dengan pandangan yang berbeda-beda.

Alvias menatap orang-orang itu takut, dia beringsut mundur, bibirnya bergetar, tangannya semakin kuat meremas selimut hingga kusut tak berbentuk.

"Kalian siapa.., Avi dimana? Avi mau pulang." Alvias bercicit.

Semua orang yang ada di sana terkejut ketika melihat Alvias yang terlihat seperti, anak kecil? Dan apa itu, barusan dia memanggil dirinya sendiri dengan nama Avi, bukankah pemuda itu paling benci jika ada yang memanggilnya dengan panggilan kecil itu.

"Berhenti berpura-pura, lo menjijikkan." Salah satu dari mereka menatap Alvias sinis. Aland.

Alvias kembali menundukkan kepalanya tak berani melihat mereka, tubuhnya bergetar kecil, bibirnya ia gigit kuat-kuat, menahan isakkan.

Aland menarik rambut Alvias hingga sang empu mendongak menatapnya.

"Jawab gue, apa yang udah lo lakuin sama bang Erllan!"

Alvias semakin terisak, kepalanya sakit, "Lepasin, jangan talik talik lambut Avi, kepala Avi sakit, hic." Alvias memberontak, mencoba melepaskan cengkraman tangan Aland dari rambutnya.

Tetapi Aland malah semakin kencang menarik rambut Alvias, sangking kencangnya hingga beberapa helaian rambut Alvias rontok.

"Aaa huaaa lepac, lepacin! Hic, kepala Avi bica botak!"

Alvias menangis histeris, memukul mukul tangan kekar Aland yang menarik rambutnya, "Pelgi, hic.., olang jahat pelgi!"

"hentikan itu keparat! kau menyakiti bintang kecil ku." 

Rezvan mendorong Aland menjauh dari Alvias, hingga pemuda itu terjatuh. Lalu membawa Alvias kedalam pelukannya. Sedari tadi, pemuda itu berusaha menahan emosinya. Kedatangan secara tiba-tiba seluruh anggota keluarga De Orlando di mansion papa nya membuat dia bingung dan takut secara bersamaan.

"Sttt adik, mana yang sakit?" Rezvan menangkup wajah Alvias, Oh shit. Lihat mata itu yang menatapnya polos dan manik mata nya berkaca-kaca, bibir yang melengkung kebawah, hidung dan pipinya memerah. Arghh menggemaskan.

Melihat wajah itu saja, amarah Rezvan yang berapi-api. Hilang seketika.

"Siapa?.." Rezvan mengernyitkan alisnya bingung, bintang kecilnya melupakan dirinya, lagi?

"Al, ini abang. Kamu ingat?"

"Eung?" Alvias bingung, tanpa sadar memiringkan kepalanya lucu.

Rezvan menggigit pipi dalamnya gemas.

Alvias menurunkan tangan kekar Rezvan, yang menangkup wajahnya.

"Avi ingin pulang, Avi tidak suka di sini,Avi balu bangun tapi kakak tadi jahat talik talik lambut Avi, kan sakit. Kepala Avi jadi mutel-mutel."

Semua orang di buat menganga dengan penuturan polos Alvias, ini serius Alvias? Kok jadi menggemaskan seperti ini? Ini bukan trik murahan nya untuk menarik perhatian mereka kan?

destroying the grooveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang