D U A P U L U H T U J U H

7K 199 8
                                    

Belum revisi, harap maklum kalau banyak typo🙂

Hujan sering datang akhir-akhir ini. Langit pun turut serta menggelapkan diri ditemani guntur yang saling bersautan. Ditemani camilan yang dibelinya dari mini market terdekat, dua insan itu terlihat fokus pada sebuah titik yang berbeda.

Daren fokus dengan laptop serta buku tebal berisi grafik-grafik yang entah apa namanya. Sedangkan wanita berusia 22 tahun bernama Gaia Lovanka tengah sibuk menatap televisi sebesar yang menampilkan series kesukaannya.

Meski fokus pada titik yang berbeda, Daren tetap memperhatikan kekasihnya, sesekali pria itu mengelus surai Gaia dengan lembut hanya untuk menyadarkan ia bahwa wanita secantik Gaia adalah miliknya.

"Cantik banget," guman Daren tanpa sadar.

Gaia menoleh sejenak, ia tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit. "Kamu udah bilang kayak gitu 15 kali sejak aku masuk ke apartemen."

"Biar kamu tau kalau pacar aku itu cantikkkkk banget."

Daren geli sendiri mendengar penuturannya. Jika Skala dengar pasti pria tua itu sudah menertawakan tingkahnya.

"Kayak anak SMA aja kamu itu!" balas Gaia dengan wajah yang memerah.

Daren tertawa lagi. Entah kata minim minim ekspresi yang kerap disandingkan dengan namanya itu kerap pudar jika Daren tengah bersama Gaia. Nyatanya lelaki itu kerap tertawa sekarang.

"Aku kayaknya mau bobo disini deh," kata Gaia tanpa mengalihkan pandang dari layar TV.

Mereka memang sekarang berada di apartemen Daren. Pria itu dipasrahkan oleh Geo untuk menjaga putrinya karena Geo sedang perjalanan bisnis ke luar negeri untuk beberapa saat. Sebenarnya hanya ditugaskan untuk menemani saja, tanpa perlu tidur dalam satu atap yang sama.

Tapi karena ini permintaan Gaia, Daren tentu tidak bisa menolak, terlebih permintaan Gaia sungguh menggiurkan baginya.

"Boleh."

Daren kembali fokus pada laptopnya hingga mata pria itu terasa perih lantaran terlalu lama terpapar layar. Tangan kekar berbalut kaos panjang itu kini mulai terulur, menarik tubuh Gaia agar perempuan itu duduk di sampingnya hingga tak ada jarak antar kedua manusia itu.

Gaia tampak tenang, sesekali ia memasukkan kripik kentang—snack favorit Daren—ke mulutnya, dan akan menyuapi Daren bila pria itu memberi kode minta disuapi, alasannya karena kedua tangan pria itu sibuk berkutat dengan keyboard, padahal aslinya ingin disuapi oleh Gaia saja.

Sudah dua jam lamanya mereka bertahan dalam posisi yang sama. Daren sudah selesai dengan tugasnya, pria itu mulai melepas kaca mata anti radiasi lalu meletakkan benda itu di atas meja. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9 malam tapi mereka berdua belum sempat makan malam. Daren menatap kekasihnya yang sudah terlihat sayu, perempuan itu mengantuk.

"Ngantuk?" tanya Daren lembut sembari mengelus rambut Gaia.

"Ngantuk, tapi aku laper banget."

Sebenarnya tidak ada yang lucu, tapi entah mengapa melihat wajah mengantuk kekasihnya membuat kedua sudut bibir Daren tertarik ke atas. Karena terlalu gemas, Daren sampai tak sadar mengigit pipi Gaia dengan pelan.

"Pesan makan aja ya," ujar Daren sembari mengganti saluran televisi, yang semula drama kini berganti dengan kartun dengan konflik ringan agar ruangan ini terlihat lebih hidup.

"Aku pengen makan yang manis-manis," ujar Gaia.

"Nggak boleh manis-manis terus. Makan nasi aja ya?"

Darenio [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang