Chapter 10

398 56 10
                                    

Seungmin melempar pisaunya usai mengiris bawang yang membuatnya menangis. Ia menyerah. Ia sungguh-sungguh tidak mau belajar memasak lagi. Memang paling benar ia menyuruh Alice saja yang menyiapkan makanan untuk Chris.

Seungmin sangat bosan karena tidak bisa pergi ke manapun sehingga ia memutuskan untuk memasak yang berujung menyiksa diri karena memasak tidak semudah yang ia kira. Sedangkan ia tidak tahu ke mana semua orang pergi. Kastil ini sepi begitu ia bangun dari tidur siangnya. Ia hanya menemukan Alice sedang merawat tanaman di halaman samping.

Seungmin berdiri didekat jendela dapur yang terbuka lebar. Udara segar dari luar terasa sangat menyegarkan. Pemandangan padang rumput beserta hutan lebat yang jauh didepan sana membuatnya seperti berada di tempat yang jauh dari Korea.

Kedua matanya terpejam membiarkan semilir angin menerpa wajahnya. Rambut kecoklatan miliknya bergerak karena terpaan angin. Tempat ini mampu memberinya ketenangan dan kehangatan. Bolehkan ia berlama-lama tinggal di sini? Ia belum ingin kembali ke tempat asalnya. Kenikmatan dari kehidupan bebas yang dulu ia jalani tidak ada apa-apanya dibandingkan kenikmatan tinggal di tempat seperti ini.

"Kau sedang apa?"

Seungmin tersentak. Ia menoleh ke sumber suara yang telah mengganggu ketenangannya, namun ia tidak memiliki niatan memarahi Chris hanya karena lelaki itu merusak ketenangannya.

Chris dibuat takjub dengan kekacauan yang Seungmin perbuat di dapur. Selama ini belum ada yang pernah membuat dapurnya seperti kapal pecah karena Alice pasti memarahi siapa saja yang membuat dapur berantakan. Sepertinya wanita itu tidak tahu bahwa menantu keluarga ini telah memporak-porandakan tempat kesayangannya.

"Ternyata kau benar-benar payah. Kau bahkan tidak bisa menggoreng telur."

Seungmin mendelik tidak suka mendengar penghinaan itu.

"Aku hanya ingin bersikap baik dengan cara membuatkanmu makanan. Tapi, ya seperti yang kau lihat. Bawang sialan itu membuatku menangis."

Chris terkekeh pelan. Ia mengitari meja agar bisa berdiri disebelah Seungmin. Keduanya sama-sama larut dalam pikiran masing-masing. Chris tidak menyangka laki-laki berwajah terkesan cantik ini kini telah menjadi miliknya. Seungmin tumbuh dengan baik. Padahal dulu sering kali ia melihat Seungmin menangis karena ulah kakaknya.

Seungmin kecil yang dulu cengeng dan polos kini sudah sebesar ini. Ada satu hal yang tidak pernah berubah dari Seungmin, yakni cara ia menatap Chris. Ia selalu memberikan tatapan seperti saat pertama kali bertemu dengan Chris kala ia ditinggal oleh Wonpil saat bermain petak umpet.

Chris tersenyum melihat Seungmin yang sepertinya sangat menikmati pemandangan di depan sana. Tanpa sadar tangannya terangkat mengusap pelan surai nan lembut milik pemuda itu. Seungmin tersentak lalu menatap Chris dengan was-was. Namun lama-kelamaan ia mulai terbiasa dengan usapan pelan di kepalanya. Bahkan ia sudah lupa kapan terakhir kali ia diperlakukan selembut ini oleh Minho.

Bicara tentang Minho, lelaki itu bukan lagi pusat perhatian Seungmin. Ya, Seungmin menaruh hati terhadap sepupunya. Namun lelaki itu lebih memilih menjalin hubungan dengan orang lain, padahal mereka sudah dua kali tidur bersama. Seungmin seperti sedang di permainkan, sehingga laki-laki itu perlahan-lahan pergi dari hatinya, yang kemudian posisinya mulai tergantikan oleh Christopher. Hanya saja Seungmin belum menyadari perasaannya tersebut.

"Aku merindukan ibuku." Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Seungmin. Ia memang sedang merindukan ibunya yang tidak pernah absen mengomel setiap pagi karena ulahnya. Percayalah, kita akan merindukan saat-saat seperti itu saat sedang berjauhan. Bagi Seungmin, ibunya adalah wanita paling hebat karena mulutnya tidak pernah sedikitpun berkata muak atas sikapnya selama ini.

SILVER SPOON -CHANMIN-Where stories live. Discover now