Chapter 7

424 67 5
                                    

Seungmin kecil mengikuti kakaknya melewati jalanan malam yang sepi. Ia berusaha menyamakan langkahnya dengan sang kakak ketika tetesan air hujan mulai turun. Remaja yang berjalan didepannya seolah tidak peduli pada adiknya yang terus memanggil menyuruhnya agar berhenti.

"Kita mau ke mana hyung?"

"Ikut saja."

"Tapi ini sudah malam. Nanti appa marah."

Wonpil menghentikan langkahnya. Ia berbalik menatap jengkel adiknya yang menggunakan seragam sekolah yang sama dengannya (mereka sama-sama sekolah di sekolah internasional).

"Hyung, kita pulang saja ya?"

"Bukankah kau ingin bermain petak umpet denganku?"

"Tapi ini jauh dari rumah." Kedua pipi gembul Seungmin memerah karena cuaca yang dingin.

"Lebih seru bermain petak umpet di sini. Lihatlah ke sekeliling. Ada banyak tempat untuk bersembunyi."

"Aku takut hyung."

"Gwaenchana." Wonpil meyakinkan adiknya bahwa permainan ini akan seru dan besok ia akan mengajak Seungmin jalan-jalan jika Seungmin berhasil menemukannya.

Si kecil Seungmin masih terlalu polos bergaul dengan kakaknya yang sudah remaja. Ia sangat ingin bergaul dengan kakaknya dan ingin dekat dengannya sehingga ia menuruti semua perintah sang kakak.

Sudah lebih dari satu jam ia mencari persembunyian kakaknya namun ia berakhir tersesat entah di mana. Berulang kali ia panggil kakaknya, namun tidak ada jawaban.

"Hyung kau di mana? Jangan tinggalkan aku sendirian di sini. Hyung! Hiks hiks."

Ia mencari tempat berteduh ketika hujan lebat turun. Ia berteduh di depan toko yang sudah tutup dan di sana hanya ada penerangan seadanya. Seungmin meringkuk sambil menangis terisak-isak.

"Eomma hiks hiks." Ia terlalu sibuk menangis hingga baru menyadari ada seseorang tengah berdiri di hadapannya sambil memegang payung hitam.

Orang itu berjongkok agar bisa melihat wajah si kecil Seungmin dengan jelas. Tangannya yang putih yang berurat terulur memberikan sebuah payung berwarna yang sama seperti miliknya.

Seungmin tidak mengambilnya karena teringat akan pesan sang ibu bahwa ia tidak boleh mengambil pemberian orang yang tidak di kenal.

"Aku bukan orang jahat. Ambillah."

Dengan ragu Seungmin mengambil payung itu lalu ia tatap kembali wajah lelaki di hadapannya. Matanya membulat kaget ketika melihat perubahan pada mata orang asing tersebut. Ia meremas payung di tangannya sambil beringsut takut.

"Aku akan menemuimu lagi." Ujar lelaki itu sebelum pergi meninggalkan si kecil Seungmin.

Tidak lama kemudian ayah dan ibunya datang berlari tergopoh-gopoh bersama beberapa orang pengawal yang sejak tadi mencari keberadaannya. Di sana juga ada Wonpil yang hanya diam menatap sang adik yang hampir mati ketakutan karena sengaja ia tinggal.

"Kau tidak apa-apa?" Kim Isak menggendong putranya tersebut. Lega sekali rasanya karena mereka berhasil menemukan Seungmin.

"Lain kali dengarkan hyungmu. Kau tidak boleh berkeliaran sampai malam begini. Mengerti?"

Seungmin menatap kakaknya yang telah mengarang cerita bahwa Seungmin menjadi anak nakal hari ini yang tidak mau mendengarkannya dan pergi sendirian.

Sejak saat itu, Seungmin menghindari kakaknya dan tidak ingin lagi bergaul dengannya. Sikapnya juga mulai berubah kasar karena Wonpil selalu menyudutkannya. Hingga mereka tumbuh dewasa, Seungmin tidak akan lupa pada perlakuan Wonpil yang dulu pernah meninggalkannya dan membiarkannya seorang diri di gang yang gelap.

SILVER SPOON -CHANMIN-Where stories live. Discover now