31.Veronica

7.2K 669 92
                                    

Hello selamat malaammm!!

Bulan ini gimana hari-hari kaliaan? Menyenangkan atau sebaliknya?

Terimakasih yaa udah stay di Hello Aksara nungguin aku update!

Jangan lupa nabung yaaa gaiss untuk bulan desember Aksara kaliaan akan terbitt!

Untuk bab ini jangan lupa komen sebanyak-banyaknya dan vote yaww!

Jangan lupa follow aku!

Happy reading~

****

31. Veronica

"Lo kenapa ngajak ketemu?"

Ruangan itu sangat sepi dan sunyi. Maxim tiba-tiba mengajak Aksara untuk bertemu. Di dalam gudang sekolah, Maxim menghembuskan asap rokoknya. Aksara yang merasa risih, ia memalingkan wajahnya dan mengibaskan tangannya di depan wajahnya.

Menyadari itu, Maxim membuang putung rokoknya lalu menginjaknya. "Sorry. Gue lupa lo gak suka asap rokok."

"Santai."

"Sekarang lo ngomong aja. Tujuan dan maksud lo apa? Gue gak punya banyak waktu," ucap Aksara.

"Memangnya mau ke mana?"

"Kelas. Ada ujian harian hari ini,"

Maxim manggut-manggut paham. Ia mengajak Aksara bertemu bukan tanpa alasan. Bukan juga mencari ribut.

"Gue semalem ketemu cewek lo. Di jalan, sepi, sendirian lagi. Jam sepuluh, lo gak tau?" Tanya Maxim.

"Dia gak ngasih tau gue. Gimana gue bisa tau?"

Maxim tertawa kecil. "Cuek lo masih sama aja ternyata. Jangan aja lo ngerasa kehilangan untuk yang kedua kalinya,"

"Maksud lo?"

Maxim berdiri, ia menyibakkan gorden yang menutupi cahaya matahari. "Gue tau lo sama Bianca karna Bianca mirip sama Dira, kan?"

"Udah lah, lo gak usah bohongi perasaan lo. Gue tau itu. Selepas kematian Dira lo masih belum bisa nerima itu semua,"

"Gue awalnya sama kayak lo. Pertemuan gue sama Bianca waktu itu, gue langsung inget sama Dira. Cuman sikap aja yang beda. Dira cenderung kalem, Bianca----lebih bar-bar. Tapi kayaknya gue suka sama Bianca. Boleh gak cewek lo buat gue?"

Aksara berdecih. "Dari dulu lo emang egois. Lo selalu mau dapetin apa yang jadi milik gue,"

"Tapi lo gak serius sama Bianca,"

"Kata siapa?"

"Setiap hari lo masih suka ke makam Dira. Lo masih simpan foto Dira dan lo rela Bianca dianter Jericho demi ke makam Dira. Lo pikir gue gak tau?"

"Terus, dengan ucapan lo itu, lo berasumsi kalau gak ada yang bisa gantiin Dira sampai kapanpun?"

"Why not?"

"Apa menurut lo gue harus nikah sama orang yang udah gak ada?"

"Tapi perasaan lo masih ada. Sampai kapanpun lo gak akan pernah cinta sama Bianca. Cinta lo habis di Dira. Gue temen lo, Sa! Gue temen masa kecil lo. Semenjak kehadiran Dira, semuanya rusak. Gue suka Dira dan lo suka Dira. Sekarang? Lo jangan egois, lepasin Bianca," ujar Maxim.

"Lo pacaran sama Bianca karena Bianca mirip Dira, bukan karena dari perasaan lo. Sadar gak lo sejauh ini udah bohongi Bianca?"

Aksara terkekeh. Ia beranjak dari tempat duduknya. "Gue rasa gak ada gunanya ketemu sama lo. Lebih baik gue cabut,"

"Pegang omongan gue. Antara lo nyesel atau lo kehilangan semuanya."

Maxim menghampiri Aksara, menatap cowok itu sekilas lalu pergi mendahului Aksara.

Hello, Aksara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang