03. Mading

19.5K 2.3K 238
                                    

"Kalo kamu tulang punggung aku, aku tulang rusuk kamu."
Bianca Larissa

" Bianca Larissa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

03. Mading

Bianca berjalan seorang diri di koridor. Mulutnya tak pernah lelah mengulum permen susu. Sudah menjadi permen favorit untuknya dan makanan itu tak pernah absen habis dari tasnya. Ngomong-ngomong, kok Bianca sama sekali belum melihat wujud kakak kelasnya yang sangat tampan itu, ya?

Huh---- cowok itu sepertinya kayak makhluk ghaib, sebentar ada, sebentar hilang. Gini nih, giliran ditunggu nggak nongol, giliran nggak ditunggu malah nongol. Apa Bianca mulai besok tidak usah menunggu Aksara saja, ya, biar nongol terus? Ah! Enggak-enggak, tidak mungkin Bianca bisa melakukannya.

"Bi!" seseorang menarik Bianca hingga cewek itu terhuyung dan permennya jatuh ke lantai.

"Apaan sih, lo! Pelan-pelan, dong!" Bianca menghempaskan tangan cewek itu dari lengannya.

"Kenapa, sih?!" tanya Bianca sebal.

Bianca paling benci dengan orang model begini. Tidak ada kata permisi langsung geret-geret aja. Dikira Bianca ini kambing apa? Kan, bisa nyeimbangin langkahnya dulu terus bertanya dengan pelan-pelan.

"Gawat, Bi, gawat!"

Bianca jengah. "Ini nih, contoh manusia-manusia laknat yang dikasih nyawa sama Tuhan. Kenapa?"

Sedangkan cewek itu hanya bisa mengeluarkan gelagat yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Bianca tambah bingung, siapa yang tidak bingung jika begini wahai ladies? Emang Bianca itu bisa baca suara batin apa?

"Lo mau ngomong aja susah banget kayaknya, ya? Pelan-pelan terus ngomong ada apa? Tarik nafas," cewek itu mengikuti arahan Bianca. "Buang. Oke, rileks. Udah? Sekarang ngomong, ada apa?"

"Mending lo ikut gue aja deh, Bi. Kalo gue ngomong nanti bukan kejutan namanya." Cewek itu menarik Bianca untuk mengikutinya.

Bianca menghela napas, dari tadi kek mending begini. Dan apa tadi? Kejutan? Hello! Ulang tahun Bianca saja masih satu tahun lagi. Apa mungkin mereka sengaja merayakannya telat agar surprise dan terkesan kejutan? Ya, tapi kan sudah kelewat satu bulan yang lalu keles.

Sampai akhirnya mereka berdua berdiri di depan mading. Bianca dan teman seangkatannya itu menelusup masuk ke dalam kerumunan. Bianca mengerutkan dahinya, medekat dan melepas berita dari papan mading.

Bianca terkekeh, dipikir dengan cara ini Bianca malu? Oh tidak! Justru Bianca sangat gembira beritanya diakui banyak orang dan makin tidak banyak saingan. Mau tau berita apa yang tertempel di mading?

Yaps! Foto serta berita yang menunjukkan fotonya dan Aksara di lapangan basket kemarin.

"Norak banget, sih. baru aja begini, belum aja gue jadian. Apa nggak langsung meledak?"

Hello, Aksara!Where stories live. Discover now