23. Nanti Gue Bales

6.6K 906 160
                                    

Hello, everyone! Sudah berapa minggu aku nggak update nihhh? Lupa nggak sama Aksara?

Aku sudah sibuk magang kembali geenggs! Aku usahain setiap sabtu minggu update lagi yaaa!

Jangan malas baca cerita akuu! Yukk naikin vibes Fafay story seperti era Gibran & Argantara.

Kita hidupin kembali.

Pilih diantara satu itu yaaa! Setelah selesai projek Aksara ini, aku akan membuat sequel/prekuel dari lanjutan cerita di atas.

Happy reading!

****
23. Nanti Gue Bales

"Woaaahh!"

Dengan tatapan terkagum-kagum serta mulut yang terbuka, Bianca berdecak kagum melihat plafon rumah Aksara yang begitu mewah. Granit yang begitu terlihat mewah serta dinding yang banyak sekali hiasan emasnya.

Sofa-sofa yang ada di dalam ruangan ini begitu terlihat seperti di hotel-hotel bintang lima. Etalase, vas bunga, serta koleksi-koleksi lainnya.

Batin Bianca selalu berkata. "Itu pasti mahal ya, Icha?" Eh maksudnya, "itu pasti mahal ya, Aksara?"

Bianca melangkah, menyentuh setiap barang yang ia temui. Ia menyentuh tiang yang ada di dalam ruang tamu. "Gila, tiang ini pasti bisa bikin lima rumah."

"Ayo masuk."

Bianca menoleh. "Masuk? Masuk ke mana? Ini udah masuk," ucap Bianca. Lagian mau masuk ke mana lagi? Apakah rumah ini banyak sekali ruangan seperti di mansion-mansion? Yang masuknya bisa pakai elevator?

Gila! Ternyata uang Aksara no limit juga.

"Udah cakep, keren, pinter, kaya lagi." Batin Bianca kagum. "Nggak kayak gue. Udah bloon, kere lagi. Cuman cantik doang yang bisa ngecover kebloonan gue."

Bianca terkekeh menertawakan dirinya sendiri. Sang pemalas yang mempunyai beribu impian. Orang lain mah kalau mau wujudin impian harus belajar, dan berkorban buat mencapai impian itu. Lah Bianca? Boro-boro. Bianca mah begini,

"Lo punya mimpi? Tidur aja."

"Bi," Bianca mengerjapkan matanya. Ia mendapati Aksara yang berdiri di sampingnya. Lalu ia menyengir.

"Kenapa ngelamun? Rumah gue banyak setannya. Jangan ngelamun di sini. Ayo." Ujar Aksara lalu berjalan duluan.

Banyak setan? Nggak mungkin. Rumah semewah ini, di mana-mana ada lampu masa ada setannya, sih? Yang ada setannya insecure duluan masuk ke rumah ini. Yang biasanya rumah mereka berada di tempat gelap.

Kok jadi bahas setan, sih? Jadi merinding Bianca. Bianca menggidikkan bahunya lalu berjalan cepat menyusul Aksara.

Aksara menoleh. "Kenapa mepet-mepet?"

Bianca menggeleng. "Nggak. Nggak apa-apa."

Aksara tersenyum lalu mengusap kepala Bianca. Hal itu sontak membuat tubuh Bianca berhenti bereaksi. Jantungnya seakan mencelos keluar. "Omaygaaaat, omaygat, omaygaaaaat!" Batin Bianca berteriak.

Lalu, Bianca berjalan di belakang Aksara mengikuti ke mana cowok itu melangkah. Mereka menaiki tangga satu persatu, sembari mata Bianca menoleh ke kanan dan ke kiri. Barang-barang mewah di sini tentunya tidak lah murah.

"Lukisan itu pasti mahal ya, Sa?" Bianca menunjuk ke arah lukisan abstrak di dinding.

Aksara berhenti dan sedikit menoleh. "Kalo mau ambil aja."

Bianca bungkam. Gini amat jadi orang kaya. Kalo mau ambil aja. Andai saja Bianca tidak punya malu. Bianca akan mengambil semuanyaa, Sa. Barang paling mahal sekalipun. Terus Bianca jual lagi, deh. Mayaaan balik modal.

Hello, Aksara!Where stories live. Discover now