16. Perihal Hati

7.2K 1.2K 397
                                    

Hello gengss! Bagaimana kabarnyaa? Masih setia nungguinnyaa?

Alhamdulillah aku bisa update laagii. Ternyata ada tabungan draft yang aku simpan. Jadi tinggal up-up aja deeehh.

Langsung baca ajaa yuuk!

Eh eh eh! Sebelum baca vote dan coment duluuuuw!

Lets goo!

16. Perihal Hati

Aksara menatap Bianca dari jarak jauh. Gadis itu terlihat duduk seorang diri di kantin. Apa caranya waktu itu salah? Mempermalukan Bianca di depan umum?

"Apa gue keterlaluan?"

Aksara menggeleng. Egonya selalu berkata bahwa Biancalah yang salah. Gadis itu pantas menerima semua darinya. Sudah berkali-kali ia peringatkan namun gadis itu tak jera juga.

"YO WASSAP MAS BRO! NGELAMUN BAE LU! NGOPI KUY?!" Jericho datang tiba-tiba nerangkul dan mengejutkan Aksara.

"Ngagetin aja lo!"

Jericho pura-pura mengorek telinganya. "Apa? Ngangenin? Emang gue anaknya ngangenin, Sa. Sadar gue mah!"

"Tai lo ngangenin!" Sembur Aksara.

Jericho terbahak-bahak membuat Aksara menatapnya aneh. "Udah setres lo?" Tanya Aksara.

"Stadium berapa?"

"Perlu gue bawa ke rumah sakit jiwa?"

Jericho meredakan tawanya. Ia menepuk-nepuk bahu Aksara dengan sisa tawanya. "Lo kangen sama tai gue? Perlu gue keluarin terus lo cium?"

"Najis! Omongan lo bikin gue gak napsu ngopi."

"Yaudah, ayo abang traktir. Pasti langsung napsu?" Jericho menaik turunkan alisnya.

Aksara tersenyum meledek dengan tangan yang masuk ke dalam saku celana. "Lo lagi hina gue? Atau lagi remehin gue?"

"What maksud?" Bingung Jericho.

Aksara menunjuk kantin Mak Lastri. "Gue bisa borong semua kopi di kantin."

"Iya-iya deh yang sultan, mah! Apalah daya gue ini sebatang kara. Ngopi aja untung-untungan." Ucap Kericho mengusap dadanya sabar.

"Ayo ngopi. Ngantuk banget gue dari tadi di kelas."

Sambil berjalan, mereka berdua terus berbincang.

"Bukannya lo dari dulu emang gak niat sekolah?"

"Sial lo!"

****

Bianca duduk seorang diri di kantin. Sambil bermain handphone sedari tadi. Kelasnya kosong tak ada guru yang mengajar. Sehingga anak muridnya bebas melakukan apa saja.

Sebagian dari mereka ada yang di kelas dan sebagian lagi bermain voly dan basket di Lapangan. Hanya Bianca saja yang terlihat tak bersemangat. Gadis itu seperti kehilangan arah. Menjadi sosok yang pendiam tak seperti biasanya.

"Bi, kamu teh kunaon atuh? Kok tumben diem? Ayo ngerecok lagi!" Bila datang membawa banyak keripik dan berdiri heran di depan Bianca.

Bianca mendongak dan tersenyum kecil. "Bukannya dari awal gue udah begini, Bil?"

"Bianca... lo tuh beda jauh dari yang gue kenal. Lo tuh dulu selalu dandan cantik, selalu gak disiplin dan selalu nyerocos mulu mulut lo. Kenapa-kenapa? Cerita sama Bila, lo gini gara-gara kak Aksara, ya?"

"Jadi maksud lo gue sekarang jelek?"

Bila berdecak. "Bukan gitu maksud gue. Lo tetep cantik kok. Cuman kelihatan natural aja."

Hello, Aksara!Where stories live. Discover now